IV

4.3K 637 18
                                    

Jisung terengah, ia melirik kebelakang yang baru saja mengeluarkan suara dentuman kencang. Sebuah gedung yang ia ketahui tempat dirinya di culik kini sudah hancur.

Dihadapannya ada Hyunjin dan Jeongin yang juga tengah menatap gedung itu dari jarak yang cukup jauh. Disebelah mereka pun sudah terdapat motor dan mobil.

"Sudah, 'kan? Aku akan pulang sekarang" ucap Minho sembari menatap Hyunjin. Ah jangan lupakan sedari tadi Minho tengah menggenggam tangan Jisung.

Hyunjin mengangguk menanggapi. "Tidak ingin ku berikan suatu hadiah?" tawarnya.

Minho menggeleng, ia melepas genggaman ditangannya lalu menaiki motor. "Tidak perlu"

"Baiklah, terimakasih untuk hari ini. Dan kau, terimakasih karena sudah melindungi Jeongin-ku" tunjuk Hyunjin ke arah Jisung.

Jisung hanya diam. Hyunjin dan Jeongin pun kini sudah masuk kedalam mobil dan hendak pergi. Lain hal dengan Jisung yang malah melamun.

"Sampai kapan aku harus menunggumu untuk naik?"

Mendengar penuturan Minho, Jisung tersadar lantas menaiki motor tersebut.

Dan Minho pun langsung saja melajui motornya begitu dirasa Jisung telah naik.

Namun setelah sekian lama perjalanan, Minho justru memberhentikan lajuan tersebut. "Kalau kau sebegitu takutnya, kau tidak perlu sok berani sampai ingin menangani keempat pria itu"

Minho agak mengenyampingkan dirinya untuk menghadap Jisung.
Jisung sendiri hanya menggeleng. "Aku tidak takut!" elaknya.

Minho menghela nafas kasar. "Kau juga tidak takut jatuh? Aku sunggguh tidak bisa mengendarai motor dengan kecepatan dibawah rata-rata namun kau malah tidak berpegangan"

Jisung kembali menggeleng, "Aku tidak takut pada apapun didunia ini. Sekali pun mati aku akan dengan senang hati menerimanya"

Minho mendengus lantas menarik kedua tangan Jisung agar lelaki itu memeluk dirinya guna berpegangan.

Jisung sedikit tersentak dengan perlakuan tiba-tiba nya itu.

"Tubuhmu gemetar saat disana. Kau pikir aku tidak tahu!" kesal Minho lalu segera melajui kendaraannya itu.

Dan entah mengapa, Jisung mulai merasakan hal aneh dengan perlakuan Minho barusan.



¤—𝓓𝓮𝓶𝓮𝓪𝓷𝓸𝓻—¤



Minho langsung membawa Jisung ke rumahnya. Bahkan saat ini Minho tengah memasak dengan Jisung yang duduk memperhatikan gerak-gerik sang pemilik rumah.

"Makanlah" ucap Minho begitu makanan yang ia masak telah siap.

Jisung tidak menyahut, namun tangannya aktif mengambil beberapa makanan yang telah disediakan.

Dihadapannya ada Minho yang menatap heran. "Kau tidak penasaran mengapa Jeongin berada disana?"

Jisung menggeleng dengan pipi yang dua kali lebih besar dikarenakan terdapat makanan didalamnya.

Minho menghela nafasnya. "Kurasa kau tidak pernah peduli terhadap apapun. Jeongin kekasih Hyunjin, wanita itu sempat menyukai Hyunjin sebelum akhirnya ia melihat Hyunjin tengah bercumbu dengan kekasihnya itu. Yah sepertimu saja, Yeun langsung membawa Jeongin disaat Hyunjin tidak ada. Oleh karena itu aku sengaja memikatnya lalu memperkenalkanmu sebagai kekasihku"

Jisung mengangguk. "Bukankah itu tidak penting" jawabnya.

"Apanya yang tidak penting?"

"Penjelasaanmu barusan, toh aku tidak peduli"

ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang