III

4.5K 668 21
                                    

Dan benar saja. Kini Jisung sudah berada di sebuah ruangan luas bernuansa hitam.

Setelah keluar dari club tadi, ia langsung merasa ada orang yang membekapnya, lalu terbangun ditempat yang nampak asing. Tangannya tidak diikat, yah karena pada faktanya dia hanya disandarkan di sebuah kursi hitam.

Matanya menelusuri setiap sudut ruangan. Didepan matanya terdapat pintu besar dan disebelah kirinya terdapat sebuah pintu berukuran sedang.

Pintu yang berada dihadapannya terbuka, menampilkan seorang wanita yang Jisung ketahui pernah ia lihat di Club.

Wanita itu menghampiri Jisung, tangannya menyentuh bibir lelaki manis itu. Yang diperlakukan seperti itu masih diam.

"Aku tidak suka dengan bibir ini, kau telah merasakan bibir Lee Know-ku" ujarnya.

Jisung masih tidak bergeming, lebih tepatnya ia masih malas untuk menyahuti apa yang dikatakan wanita dihadapannya.

Lalu apa itu tadi? Lee Know? Oh yang benar saja. Otak Jisung paham akan maksud wanita dihadapannya ini, oleh karena itu ia dapat membuat kesimpulan bahwa si pemilik rumah mempunyai nama lain.

Jisung mengernyit waktu melihat wanita itu mengulum tanganmya sendiri. Lalu hal selanjutnya sungguh membuat ia terkejut bukan main, wanita itu mengolesi bibir Jisung dengan air liurnya sendiri.

Ewh, Jisung sungguh merasa jijik.

Langsung saja ia meludah dihadapan wanita itu dan dengan sengaja mengenai kaki wanita dihadapannya.

"Sialan, kau meludahiku!"

"Kau sama saja seperti Jeongin, jalang!" Katanya lagi.

Jisung tersenyum miring mendengarnya. Akhirnya wanita itu menyebut nama seseorang yang harus Jisung cari walau sejujurnya ia tidak tahu siapa orang itu.

"Dimana Jeongin?"

Wanita itu memiringkan kepalanya, lalu tertawa sarkas setelahnya.

"Ternyata sesama jalang saling mengenal ya?"

Wanita itu berjalan menjauh. membuka sebuah pintu yang berada di sebelah kiri Jisung dan menarik seseorang untuk keluar mengikutinya.

Jisung hanya menatap wanita itu yang kini membawa seorang lelaki yang wajahnya terdapat sedikit goresan-goresan kemerahan.

"Selamat reuni, jalang. Nikmati reuni kalian sebelum para lelaki suruhanku datang untuk memuaskan kalian berdua. Haha"

Setelahnya wanita itu pergi begitu saja menyisakan dua lelaki manis disana. Jisung melirik lelaki disebelahnya, matanya menatap tangan lelaki itu yang terikat kebelakang.

"Kau Jeongin?" Jisung memastikan. Ia yang keadaannya tidak terikat kini berjalan kebelakang Jeongin guna membuka ikatan ditangan lelaki itu.

Yang ditanya pun mengangguk, "Kau, s-siapa?"

"Han Jisung" jawabnya singkat.

Setelah tali yang mengikat tangan lelaki itu terlepas, Jisung menatap miris pada bekas ikatan yang membuat tangannya sungguh memerah, bahkan hampir terlihat keunguan.

"Kau bisa duduk dulu" ucap Jisung yang kini telah mendudukkan dirinya dilantai. Mengabaikan kursi yang tersedia disana.

"Kau tidak berniat kabur?" Jeongin yang kini menyusul duduk disebelahnya nampak kebingungan.

Jisung terkekeh lantas menggeleng. "Merepotkan"

"Kau bersekolah?" tanya Jeongin lagi.

"Aku sudah lulus"

ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang