XIII

3.5K 540 50
                                    





"Jisung hyung kemana?" tanya Jeongin dengan wajah polosnya begitu memasuki rumah Minho.

Ia menyusul duduk disebelah Hyunjin yang sudah terlebih dulu mendudukan dirinya disofa.

Matanya menatap kesetiap sudut ruangan guna mencari seseorang yang baru saja ia tanyakan.

Minho yang baru saja kedapur untuk membawakan minuman kaleng hanya mengedikkan bahunya. Tidak berniat memberitahu sama sekali pada lelaki yang sedang bertamu itu.

"Lagi tidur, mungkin" ini Hyunjin yang menjawab.

Wajah Jeongin cemberut lalu berdiri. "Kamarnya dilantai dua, kan? Aku susul ya" lalu beranjak begitu saja.

Sedangkan Minho hanya menghembuskan nafasnya kasar lalu duduk disofa yang terdapat disebelah Hyunjin.

"Dimana Jisung?" tanya Hyunjin.

"Tidak perlu bertanya tentang dia lagi" jawabnya.

"Jadi dia pergi?" tanya Hyunjin memastikan.

Minho hanya mengangguk menanggapi.

"Kau biarkan begitu saja?"

Minho menatap sinis Hyunjin. "Ck, urus saja urusanmu!!" kesalnya.

Lalu ia terdiam, teringkat dengan kata yang baru saja ia ucapkan.

"Urus saja urusanmu!"

Kata yang sering Jisung lontarkan. Tanpa sadar ia mengucapkan kata itu lalu teringat dengan lelaki manis yang telah angkat kaki dari kediamannya.

"Dikamarnya juga tidak ada!" Teriak Jeongin saat lelaki itu sedang menuruni anak tangga.

Minho mengusap wajahnya kasar. "Pulanglah jika tidak ada yang penting" lalu berlalu begitu saja membiarkan kedua tamunya disana.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi, kau sudah angkat kaki dari kediamannya?" tanya lelaki dihadapan Jisung.

Jisung mengangguk lalu langsung masuk melewati lelaki tersebut. Iya, Jisung balik lagi ke rumahnya. Dia pikir setelah appa-nya itu dipenjara, sang kakak tidak akan lagi melakukan hal aneh padanya.

Ia memasuki kamarnya itu setelah sekian lama. Menghembuskan nafasnya lalu segera merebahkan dirinya diatas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar yang sudah lama tidak dilihatnya. Tangannya terlentang kesamping, setengah kakinya berada diluar ranjang.

Entah mengapa, Jisung merasa sedikit kecewa pada Minho. Pasalnya ia mengharapkan lelaki itu untuk menahannya lalu menjelaskan apa yang dirinya katakan pada lelaki tersebut. Tapi nyatanya lelaki itu malah menyuruhnya agar segera pergi.

Dadanya sedikit nyeri jika mengingat hal itu. Terlebih ia juga terlalu bodoh membiarkan dinding diantaranya retak. Ah tidak, sepertinya sudah roboh. Karena Jisung sungguh merasakan sesak teramat sangat begitu mengetahui lelaki yang selama ini menampungnya sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan yang ia ketahui adalah seorang perempuan yang sedang mengobrol dengan Minho sejak pertama kali mereka bertemu.

Kedua tangannya meremat kedua sisi seprainya. Ia kembali teringat ketika sang kakak membiarkannya melakukan Video Call langsung dengan sesosok perempuan yang dikatakan tunangan dari Minho tersebut.

"K-kau Jisung? Kudengar kau tinggal bersama tunanganku, bisakah kau menjauhinya?"

"Aku mohon, hubungan kami memang terbentang oleh jarak, tapi aku sungguh menyayangi Lee Know-ssi"

ᴅᴇᴍᴇᴀɴᴏʀ [ᴍɪɴsᴜɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang