20; Kesempurnaan

2.1K 250 132
                                    











enjoy








Yoongi diam memandang figura dalam pangkuannya, figura berisi foto pernikahannya dengan seorang laki-laki yang dulu sangat menyayanginya.

Yoongi menghela nafas, semuanya benar-benar kacau. Kebahagiaannya di renggut paksa, hanya karena dirinya tidak bisa melengkapi kebahagian keluarga sang suami.

Yoongi laki-laki, apa yang di harapkan? Ia bisa menikah dengan Jimin saja sudah sangat luar biasa, kalau bukan karena Ayah mertuanya yang begitu mendukung, mungkin kasihnya dengan Jimin tidak akan pernah sampai.

"Aku harus bagaimana?"

Jimin di nikahkan dengan seorang perempuan, dirinya harus berbagi. Semua demi penerus, Yoongi bisa apa.
Jimin selalu meyakinkan padanya, bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa Jimin tidak akan pernah berubah. Lalu melihat bagaimana Jimin menatap Im Kinan, haruskah Yoongi masih mempercayai semua perkataan Jimin?

"Brengsek, sudah jatuh cinta dengan perempuan itu ya?"

Yoongi terkekeh, menghapus cepat air matanya sebelum sempat menyentuh pipinya.

"Sayang?"

Pintu kamarnya di buka, menampilkan sosok Jimin yang masih berbalut pakaian kantor.

"O-oh, Jimin kau pulang hari ini?"

Yoongi segera bangkit, menghampiri Jimin dan membantunya melepaskan jas yang laki-laki itu kenakan.

"Kenapa kaget begitu? Tidak boleh aku kesini?"

Yoongi langsung menggeleng, berusaha tersenyum manis ketika menjawab pertanyaan Jimin. "Tidak kok, aku senang kau kesini."

Satu tangan Jimin menarik pinggang Yoongi agar tubuh mereka lebih dekat, "Aku merindukanmu,"

Yoongi tersenyum pahit, setelah seminggu tidak ada kabar, tiba-tiba datang mengatakan rindu.

"Bagaimana bulan madumu dengan Kinan?"

Yoongi bertanya sambil menunduk, tangannya memainkan kancing kemeja Jimin.

"Bukan bulan madu, sayang. Hanya liburan biasa."

Mereka pergi berdua setelah acara pernikahan, harus disebut apa hal itu kalau bukan bulan madu. Yoongi seperti orang bodoh.

"Sama saja, Jimin."

"Bisakah kita tidak usah membahas ini?"

Yoongi mendongak menatap mata Jimin yang sedang menatapnya, mengangguk ragu.

"Aku mau kau, hyung."



•••



Yoongi membuka perlahan kedua matanya, menatap Jimin yang masih mendekap dirinya. Rasanya begitu sesak ketika mengingat bahwa sekarang bukan hanya dirinya yang mendapatkan dekapan hangat ini, bahwa semua yang ada pada Jimin bukan lagi miliknya seorang.

Tangannya naik mengelus lembut wajah Jimin, berusaha untuk tidak membangunkan Prianya. Yoongi bisa merasakan matanya memanas, mengingat bagaimana Jimin masih sama lembutnya memperlakukannya tadi malam. Jiminnya tidak berubah, keadaan mereka lah yang sudah berubah.

"Jimin.."

Yoongi bergumam pelan, masih menatap Jimin dengan matanya yang sudah basah karena air mata.

"Kau harus bahagia, aku berjanji akan mendampingimu sampai saat momen itu datang."

Dadanya sesak, Yoongi menjauhkan tangannya dari wajah Jimin. Melepaskan dekapan Jimin, yang tentu saja mengganggu tidur si tampan.

stories [m.y]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang