22; Belum Usai pt 2

1.8K 215 12
                                    











enjoy








Park Jimin panik, tadi malam Minki tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya dan berkata kalau ingin tidur di peluk dirinya. Pagi ini si kecil justru jatuh sakit, badannya panas dan Minki selalu merengek jika saat menelan lehernya sangat sakit.

"Appa! Hueee!"

Rewel, Park Minki ketika sakit sangat susah di urus, dulu masih ada Kinan yang membantunya.

"Kita kerumah sakit, okay?"

"Tidak mau!"

"Kalau tidak mau, lehermu akan terus sakit. Mau tidak bisa makan nugget lagi?"

Minki menggeleng heboh dalam gendongan Jimin, kiamat untuk Minki jika tidak bisa makan makanan olahan ayam kesukaannya itu.

"Makanya kita kerumah sakit, Appa sampai bolos kerja hari ini untuk menjagamu. Jadi tolong menurut, mengerti?"

"Tapi ada syaratnya."

Minki mencicit kecil, nafas hangatnya mengenai leher Jimin.

"Apa sayang? Katakan, akan Appa turuti. Yang penting Minki mau kerumah sakit."

"Benar?"

Suara Minki mendadak semangat, Jimin jadi punya perasaan tidak enak, sepertinya syarat Minki akan membuat dirinya kenapa-napa.

"Iya, apa memangnya?"

"Minki mau di temani Papa Yoonie juga."

Habis sudah Park Jimin.



•••



Yoongi berjalan tergesa di lorong rumah sakit, dirinya langsung melesat pergi meninggalkan Hoseok di rumah saat mendapat kabar dari sang mantan suami kalau anak mereka sedang demam. Tidak mau memikirkan tentang dirinya dan Jimin dulu, Minki lebih penting.

Yoongi melihat Jimin duduk memangku Minki, putranya masih menggunakan piyama tidur dan di lapisi jaket tebal.

Poli Anak. Minki masih menunggu gilirannya untuk di periksa.

"Minki-ya."

"Papa!"

Yoongi duduk disamping Jimin, Minki langsung pindah ke pangkuannya, memeluk Yoongi erat.

"Kenapa bisa sakit hm?"

"Rindu Papa sih."

Yoongi terkekeh, membelai kepala Minki sayang, Yoongi bisa merasakan hawa panas dari tubuh Minki.

"Jimin, kau sudah mengukur suhu Minki tadi?"

Yoongi menoleh, menatap Jimin yang tidak menatap dirinya sama sekali. Pria itu sibuk memperhatikan ponselnya.

"Sudah, 39 derajat."

"Kenapa tidak langsung kabari aku?!"

Jimin mendengus, "Kau tidak harus selalu tahu soal kami. Kalau Minki tidak minta, kau juga tidak akan kusuruh kesini."

Yoongi menatap tidak percaya pada Jimin, ini seperti bukan Jimin yang ia kenal. Sangat dingin, bahkan Jimin tidak menatapnya sama sekali ketika bicara.

"Appa.."

"Ya sayang?" Jimin langsung mengalihkan perhatiannya pada Minki.

"Kenapa bicara begitu pada Papa?"

"Tidak apa-apa, jangan pikirkan. Sekarang bersandar pada Papa, tadi katanya pusing?"

Jimin mengelus kening Minki, senyumnya terbit untuk Minki. Yoongi merasa seperti orang asing, Jimin bersikap padanya seperti mereka tidak pernah mengenal satu sama lain.

stories [m.y]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang