Dua Puluh

119 14 0
                                    

Ken jadian dengan Ajeng, anak 10 IPS2. Berita itu menyebar dengan luas di sekolah satu minggu setelah pembicaraan terakhirku dengan Ken di dekat kantin. Banyak siswa yang memperhatikanku di sepanjang koridor sekolah karena berita tersebut. Ada tatapan kasihan, ada tatapan penuh kepuasan dan ada yang juga tampak simpati. Sedangkan aku memilih untuk tidak peduli.

Aku masuk ke dalam kelas dan mendapati tatapan yang hampir sama dari teman-temanku, termasuk Mita dan Tiara.

"Kalian kenapa sih?" tanyaku.

Bukannya menjawab, mereka malah saling melempar pandangan.

"Gara-gara berita Ken sama Ajeng?" tanyaku. Mereka kemudian mengangguk pelan.

"Are you okay?" tanya Tiara.

Aku meletakan tas di laci bangkuku dan memandang mereka dengan tidak peduli. "Udah biasa."

***

"Gaes, Haikal ngajakin metis di rumahnya nih," ucap Mita beberapa saat setelah jam pelajaran usai. Kemudian dia melirikku. "Katanya suruh ngajak Amanda," katanya.

"Boleh," sahutku.

"Gue juga mau," tambah Tiara.

Mita memasukan buku-buku ke dalam tasnya. "Haikal itu doyan banget sama petis dan level pedesnya itu bikin mules," ucap Mita.

Aku tersenyum mendengarnya. Aku masih memasukan buku-buku ke dalam tas, ketika tiba-tiba ponselku bergetar. Ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Aku meraih ponsel dengan cepat dan menempelkannya ke telinga.

"Assalamualaikum," aku mendengar suara cowok di seberang sana. Suara yang tidak familiar buatku.

"Waalaikumsallam," jawabku.

"Ini Haikal," katanya.

"Oh Haikal," sahutku yang langsung membuat Mita dan Tiara memandang ke arahku. "Iya, kata Mita lo ngajak kami metis di rumah lo."

"Lo bisa kan?" tanyanya.

"Bisa," jawabku. "Tapi dengan satu syarat," lanjutku dengan maksud bercandaan, namun membuat Mita dan Tiara tampak begitu penasaran.

"Apa?"

"Gratis," sahutku.

Kali ini Mita dan Tiara manyun nggak jelas. Sedangkan di seberang telepon aku mendengar Haikal tertawa. "Demi lo, gue gratisin. Padahal tadinya suruh bayar."

"Lebih tepatnya, demi lo gue mau metis."

"Lho lo nggak suka metis?" tanyanya.

"Lebih tepatnya mau tapi nggak suka."

"Ya udah lain kali kita melakukan hal yang lo suka," katanya yang membuatku tersenyum. Di sampingku Tiara dan Mita memandangku dengan heran.

"Sampai ketemu di rumah lo. Waalaikumsallam," aku menutup sambungan telepon dan memasukan ponsel ke dalam tas. "Lo yang ngasih nomor gue ke Haikal ya?" tanyaku kepada Mita.

"Iya. Dipaksa sama dia."

"Kayaknya Haikal naksir lo, Man," ucap Tiara.

"Terus?" sahutku.

"Jadian gih!" sahut Tiara.

"Nggak ah!"

"Cieh yang masih trauma!" ucap Tiara bersamaan dengan Mita yang membuatku langsung memasang wajah ingin makan manusia.

***

Dua minggu setelah Ken jadian dengan Ajeng, tersebar rumor mereka sudah putus dan Ken balikan dengan Dini. Sekitar satu bulan berita Ken dan Dini balikan, kembali diberitakan mereka putus dan Ken jadian dengan Farah. Hubungan Ken dan Farah bertahan cukup lama tanpa adanya gosip-gosip miring, sampai dua bulan kemudian Ken ketahun selingkuh dengan Hana dan Farah memutuskannya.

Mulai dari aku yang mendapatkan tatapan kasihan dari teman-teman sampai akhirnya mereka tak memperhatikanku lagi ketika ada gosip tentang Ken, aku benar-benar sudah kebal dengan semua hal yang berbau Ken.

Sedangkan kami – aku, Mita, Tiara dan Haikal – semakin dekat sejak acara petisan di rumah Haikal. Rumah Haikal yang besar dan sepi sering kami jadikan markas kumpul-kumpul. Mulai dari petisan, nyoba resep masakan baru, nonton DVD bajakan sampai mengerajakan tugas kami lakukan di sana.

Lalu sekitar satu pertengahan Desember, Tiara mengatakan sesuatu yang membuat kami tercengang.

"Haikal nembak gue," katanya.

Aku dan Mita membulatkan mata bersamaan. "Terus?" tanya kami berdua.

Tiara tampak memejamkan matanya. "Gue terima."

Sontak aku dan Mita jingkrak-jingkrak bahagia. Kemudian aku memandang Tiara. "Tapi ingat apapun yang terjadi antara kalian berdua jangan merusak persahabatan kita ya!" ucapku.

"Ciehhh yang persahabatannya pernah rusak karena cinta," sahut Mita dan Tiara bersamaan.

Anjir. Gue salah lagi.

Hei Ken! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang