Lima Belas

121 15 0
                                    

Sejak mengetahui sedang beredarnya gosip antara aku dan Ken di sekolah, aku bisa merasakan banyak yang memperhatikanku di sekolah. Seperti saat aku baru turun dari motor dengan Ken, siswa dan siswi banyak yang memperhatikan kami. Ada yang dengan tatapan sinis dan ada yang memandang biasa terus tidak peduli.

Beberapa kali aku juga melihat teman sekelask berbisik-bisik saat Ken mengantarku ke kelas dan langsung diam saat aku memandangi mereka. Aku tidak tahu pasti apa yang mereka katakan, sampai siang ini saat istirahat aku mendengarnya. Aku sakit perut dan harus mendekam di toilet selama belasan menit, aku baru akan keluar namun mendengar namaku di sebut di bagian luar toilet.

"Tadi gue liat Ken sama Amanda berangkat bareng," ucapan itu yang membuatku yang sudah selesai buang hajat kembali duduk di toilet.

"Tiap hari bareng dari jaman SMP."

"Lo kan satu SMP sama mereka ya?"

"Makanya gue tahu."

"Jijik banget nggak sih sama Amanda itu. Bilangnya Ken's Mother Fairy tapi demen juga sama Ken," aku mendengar suara lain yang menyahut. Kemungkinan ada lebih dari dua cewek yang sedang menggosipkan aku dan Ken.

"Secara Ken kan ganteng dan dia biasa aja."

Aku menggigit bibirku. Ternyata seperti ini rasanya dibicarakan di belakang?

"Menurut lo mereka udah ngapain aja?" tanya suara yang lain. "Lo pernah denger cerita Latifa kan kalo Ken pernah main ke kosan dia dan mereka cipokan parah sampe leher Latifa merah semua. Pasti Amanda udah lebih dari itu."

Aku merasakan mataku mulai memanas. Maksud mereka apa?

"Pasti kalo cuma merah-merah di leher udah sering," sahut yang lain.

"Jangan-jangan Ken udah pernah make dia," kata suara yang lain. "Gosipnya ya Dini yang umur pacarannya sama Ken cuma sebiji ketumbar, sempet dilumat sepulang sekolah sama Ken, apalagi Amanda yang udah dari SMP."

"Makanya gue jijik sama Amanda. Sok polos banget. Kasihkan kan Virza jadi korbannya."

Aku merasakan buliran bening jatuh dari mataku.

"Sok suci. Sok melindungi Ken, tapi dipake juga sama Ken."

Aku mendengar mereka tertawa.

"Palingan bentar lagi akan ada berita siswi SMA 18 keluar dikarenakan berbadan dua," lanjut mereka dengan tertawa-tawa.

Dadaku rasanya sudah panas mendengar ucapan mereka dan dengan kasar aku membuka pintu toilet. Ada tiga cewek di sana dan mereka terperanjat begitu melihat aku keluar dari balik pintu toilet. Aku memandangi mereka dengan geram.

"Gue nggak pernah dipake sama Ken!" teriakku dan segera meninggalkan toilet dengan langkah yang cepat. Aku tidak bisa menahan air mataku yang terus mengalir membasahi pipi. Aku tidak peduli banyak yang memperhatikanku di sepanjang koridor menuju kelas. Aku tidak peduli. Begitu aku sampai bangkuku, aku menempelkan wajahku di atas meja dan menangis sejadinya.

"Lo kenapa, Man?" Mita kembali ke bangkunya dan menanyaiku.

"Man, kok lo nangis?" tanya Tiara yang kini ada di sampingku.

Aku tidak menjawab dan terus menangis.

"Ken nyakitin lo lagi?" tanya Mita.

"Lo diapain sama Ken?" kali ini Tiara yang bertanya.

Aku mengangkat kepalaku dan kupandang kedua temanku dengan air mata yang belum bisa kuhentikan.

"Bilang ke seluruh manusia di sekolah ini kalau gue nggak pernah dipake sama Ken!" kataku. Aku menarik napas cukup panjang dan menghembuskannya perlahan. "Gue nggak serendah itu! Gue nggak seperti yang mereka katakan!" teriakku dan langsung dipeluk oleh mereka berdua.

"Jangan dengerin ucapan mereka, Man!"

"Mereka nggak tau apa yang sebenernya terjadi antara lo dan Ken."

"Gosip lo dan Ken lama-lama juga akan hilang, jangan dipikirin!"

Aku mempererat pelukan mereka.

"Makanya perjelas hubungan lo dan Ken, jangan mau berada di hubungan yang ngalir gitu aja! Kalo emang Ken cinta sama lo ya kalian pacaran. Jangan mau jalain hubungan tanpa status," kata Mita.

Aku terdiam dalam pelukan Mita dan Tiara. Ucapan di toilet tadi masih mendengungi telingaku. Bukannya seantreo sekolah juga tahunya aku dan Ken pacaran? Jadi buat apa aku dan Ken benar-benar pacaran? Aku memejamkan mataku dan masih kurasakan buliran bening mengalir di pipiku. Emang salah ya jika sahabatan terus saling suka?

Hei Ken! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang