Part 50: Aku Di Sini Arkana

1.2K 58 3
                                    

Hai apa kabar?

Sebentar lagi udah akhir tahun

Jadi apa ajah yang udah kalian capai di tahun 2020 ini?

Ataukah masih banyak yang belum tercapai? Tenang ajah, masih ada kesempatan kok. Asalkan kalian nggak berhenti untuk berusaha💪💪

Jangan menyerah sebelum bertanding ya  hehe. Tenang, ada yang diam-diam mendukungmu dalam diam dan diam-diam mendoakan 😊

Aku sangat bersyukur cerita ini bisa diterima dengan baik. Walaupun ya, yang nggak suka pasti ada ajah. Tapi ketimbang mikirin yang nggak suka, itu hanya akan buang-buang waktu. Terima kasih banyak yang udah sering kasih dukungan ke cerita ini.

Selamat membaca 😊

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya biar aku makin semangat



Sudah sejak pukul setengah enam pagi Kirana menyiapkan sarapan pagi ini. Dia sengaja memanfaatkan suasana yang sepi di rumah untuk diam-diam memasak sarapan pagi ini. Hanya menu sederhana, yaitu nasi goreng.

Setelah beres merapikan bekas aktivitasnya di dapur, Kirana siap-siap akan menuju satu tempat.

Di rumah itu, hanya Kirana yang nampak sibuk wara wiri, padahal ini hari Minggu. Kirana sudah menyiapkan dua kotak makanan yang berisi nasi goreng. Tidak lupa dia juga menyiapkan dua botol air mineral yang sudah tersimpan apik di dalam tas gendong kecil yang akan dia kenakan pagi ini.

Tadi setelah shalat subuh, Kirana mendapat pesan masuk dari Arkana. Cowok itu memberitahu sedang ada di rumah kayu. Kirana pun sempat bertanya tentang masalah semalam, kenapa Sha yang mengangkat panggilannya. Penjelasan yang Arkana berikan soal semalam, setidaknya bisa membuat Kirana lega. Membuang pikiran buruknya tentang cowok itu.

Bagaimana pun Kirana harus izin ke orang tuanya terlebih dulu untuk pergi Minggu pagi ini. Tepat di depan kamar orang tuanya, Kirana memanggil. Hanya beberapa menit dia menunggu, pintu kamar orang tuanya terbuka. Ibunya yang muncul dari balik pintu.

"Bu, Kirana izin mau sepedaan ya kayak biasa?"

"Iya, hati-hati ya? Jangan ngebut-ngebut naik sepedanya."

"Siap Bu, hehe. Kirana pergi dulu kalo gitu. Assalamu'alaikum."

Kirana mencium tangan kanan ibunya. Hal yang sering dia lakukan setiap kali berpamitan untuk pergi. Setelahnya Kirana berlalu. Keluar dari rumahnya dan siap siap menjelajah Minggu pagi ini menggunakan roda dua kesayangannya.

***

Kirana sudah sampai di rumah kayu. Dari rumahnya menuju ke rumah kayu, dia harus menyapu jarak sebanyak 4.5 km. Ya, Kirana menganggap olahraganya pagi ini cukup membuatnya berkeringat lebih dari biasanya.

Kirana melangkah pelan menuju kamar di rumah itu. Tepat sampai dia sudah melihat tubuh seorang cowok yang terlentang di atas kasur tidur. Kirana berjalan pelan, mendekati cowok itu.

Kirana duduk bersimpuh. Dia melihat Arkana dengan lebih dekat. Rambut berantakan cowok itu Kirana rapikan pelan. Kirana memandangi lama wajah yang terlelap itu. Kirana tersenyum. Senang melihat wajah yang tenang dalam tidurnya. Kirana lalu mengeluarkan ponselnya, dia memfoto wajah Arkana.

"Lucu, hehe," ucap Kirana melihat hasil fotonya. Kirana memfoto Arkana lagi. Tangan kiri Kirana bergerak pelan menyubit pipi Arkana.

"Kok panas banget?"

"Kamu lagi sakit Ar?"

Kirana panik seketika. Dia memegang pelan kening Arkana. "Ya ampun Arkana, kenapa nggak bilang kalo lagi sakit?" Kirana panik sendiri. Dia celingukan, mencari sesuatu untuk menyelimuti cowok itu.

After With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang