Part 39: Hari Jadian

1.2K 67 10
                                    

PLAY 🎵 HIVI--MATA KE HATI

HAI SEMUANYA

JANGAN LUPA KASIH VOTE NYA

JANGAN LUPA KASIH KOMENTARNYA JUGA BIAR AKU TAHU GIMANA RESPON KALIAN TENTANG CERITA INI

SELAMAT MEMBACA



Arkana tertawa. Kirana semakin terheran dengan cowok di hadapannya ini. Tadi begitu terlihat galak dan sekarang tertawa dengan lantang. Sepertinya, setelah cowok itu koma lama, ada yang salah dengan otaknya.

"Kok malah ketawa?" tanya Kirana.

"Ya lo lucu banget habisnya." Arkana menjawab santai.

"Duh, njir perih lagi perut gue." Arkana melanjutkan perkataannya. Dia meringis dan memegang bagian perutnya.

"Kamu mah, orang baru sembuh juga udah ngetawain orang! Mana ngumpat lagi!" Kirana protes.

"Ayo, ayo duduk." Kirana memapah Arkana pelan. Keduanya duduk di kursi taman.

"Masih sakit?" tanya Kirana khawatir. Arkana mengangguk. Dia memasang eskpresi manjanya.

"Mau dipeluk lagi biar sembuh." Arkana meminta dengan lagak manjanya. Kirana berdecih singkat. Lalu dia tertawa.

"Aku pikir kamu lupa ingatan tadi. Aku sampai kaget banget!"

"Gue cuman ngerjain lo tadi!" Arkana gemas. Dia menarik hidung Kirana. "Lagian siapa sih yang udah kasih tahu lo? Padahal gue kan mau kasih kejutan." Arkana kembali berkata.

"Laura tadi kasih tahu aku. Aku seneng banget kamu udah sadar, Ar." Kirana menjawab. Dia menoleh. Menatap Arkana dengan raut sendunya.

"Kok malah nangis?" Arkana menatap heran. Ibu jarinya segera menghapus air mata Kirana.

"Jangan nangis ah. Nggak suka gue lihatnya!" kata Arkana dengan lembut. Dia masih menghapus air mata Kirana.

"Aku bener-bener takut kamu nggak bangun lagi, Ar. Hiks..." Kirana memeluk Arkana dengan tiba-tiba lagi. Arkana terenyak. Pelukan ini membuat perasaannya tidak karuan.

"Ra udah jangan nangis. Kan gue udah baik-baik ajah sekarang." Arkana melepaskan pelan pelukan Kirana. Dia menatap Kirana dalam. Kedua mata gadis itu masih dipenuhi air mata.

"Jangan bilang lo pulang sekolah langsung ke sini? Belum sempat pulang ke rumah?" Arkana bertanya. Kirana mengangguk.

"Segitu senengnya lo tahu kalau gue udah sadar?" Arkana bertanya lagi. Kirana mengangguk lagi memberikan jawabannya.

Arkana senang mengetahui jawaban Kirana. Meskipun hanya melalui gerak tubuh gadis itu.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Kirana. Dia sekilas memperhatikan sekitar. Tidak terlalu banyak orang di taman rumah sakit tempat Arkana dirawat. Kirana yakin ini waktu yang pas. Dia tidak ingin menundanya lagi.

"Ngomong apa?" Arkana penasaran.

"Inget yang kamu bilang waktu di danau?"

"Yang mana ya? Lupa ah gue!"

"Ish Arkana itu lho yang kamu bilang itu!"

"Bilang itu apa, Ra? Yang jelas kalo ngomong."

"Itu lho yang itu, yang kamu bilang kalau kamu mau aku jadi ce---"

Kirana malu akan melanjutkannya. Kalimat selanjutnya tertahan di rongga tenggorokan.

"Ce, apa? Cendol?"

After With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang