Part 32: Hujan dan Pengungkapan

1.6K 75 4
                                    

Hai, apa kabar kalian?

Makasih buat kalian yang masih setia menunggu ceritaku 😘😘

YANG BELUM VOTE JANGAN LUPA VOTE

RAMAIKAN PART INI DENGAN JEJAK KALIAN MELALUI KOMENTAR YUHUU

Selamat menikmati part ini 😊😊


Hari Sabtu di Rumah Kriya

Seperti biasanya. Setiap hari Sabtu, di Rumah Kriya penuh dengan orang-orang yang mengikuti kegiatan untuk membuat suatu karya seni.

Kirana ada diantara kerumunan orang di halaman Rumah Kriya. Kali ini ada yang berbeda. Jika biasanya dia berkata ketus dan menghindari Arkana, maka Kirana dan Arkana sangat terlihat seperti sepasang remaja yang sedang dimabuk asmara. Pemandangan ini membuat ketua klub seni kriya, Reifansyah menatap tajam dari arah seberang.

"Bukan gitu Arkana. Kamu mah!" rengek Kirana. Dia lalu cemberut. Arkana justru tertawa. Dia tidak malu menarik hidung Kirana dan menggoda gadis itu. Tatapan yang lainnya menjadi tercuri karena pemandangan ini.

Siang ini, saat Kirana akan pergi ke Rumah Kriya, Arkana bahkan mengantarkannya langsung. Kejadian semalam, meski sangat kacau dan penuh tragedi, tetapi karena ada Arkana, Kirana merasakan satu hal. Kenyamanan. Ketakutan-ketakutan yang membayanginya perlahan lenyap karena ada cowok itu di dekatnya.

Siang ini, semua yang datang di Rumah Kriya sedang membuat ecobrick dengan memanfaatkan sampah plastik. Mereka akan membuat berbagai benda yang lebih bermanfaat. Mulai dari sofa, meja dan juga kursi. Bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana untuk membuat ecobrick. Hanya perlu menyiapkan botol bekas yang sudah dibersihkan dan dikeringkan dan juga sampah plastik yang sudah bersih dan kering untuk mengisi bagian dalam botol.

Kirana masih semangat memasukkan sampah plastik ke dalam botol dengan bantuan tongkat. Arkana di dekatnya tidak henti mengusili. Mereka tidak tahu saja, di seberang sana, terhalang oleh beberapa orang, ada yang memperhatikan dengan tatapan tajam.

"Itu mereka pacaran apa gimana sih?" tanya salah satu anggota klub seni kriya.

"Tahu deh! Kalau mau pacaran cari tempat lainlah!" timpal temannya.

"Kalian ini malah ngegosip. Itu bantu ibu-ibu di sana. Kasian itu ada yang belum paham cara bikin ecobrick!" Reifansyah hadir ditengah-tengah mereka. Setelahnya dia melangkah menuju satu titik.

Reifansyah berjalan menghampiri Arkana dan Kirana. "Ar gue butuh bantuan lo!" Reifansyah meminta dengan tegas. Ini lebih persis menyolot ke Arkana. Kirana dan Arkana menoleh secara bersamaan. Menatap Reifansyah.

"Bantu apa?" tanya Arkana galak.

"Ikut gue ajah, nanti lo juga tahu!" Reifansyah menjawab tidak kalah galaknya. Kirana menatap secara bergantian wajah Reifansyah dan Arkana. Kedua cowok itu lebih persis seperti akan berduel maut.

"Lo yang jelas lah kalau mau minta tolong!" Arkana meninggikan intonasi suaranya. Meski yang lain sibuk masing-masing, suara Arkana tadi berhasil membuat mereka mengalihkan perhatian. Arkana dan Reifansyah kini menjadi pusat tatapan mereka.

"Bantuin gue angkutin karung yang isinya sampah plastik!" Reifansyah menjawab dengan sewot. Entah dia meminta tolong atau sedang memarahi orang. Tidak ada bedanya.

"Udah Ar sana bantuin Rei!" Kirana berkata ke Arkana. Cowok di dekat Kirana ini menatapnya. Dia bangkit. Bukan karena menuruti suruhan Reifansyah. Tetapi karena Kirana yang memintanya.

Arkana dan Reifansyah berjalan diantara kerumunan. Kedua cowok itu jelas menjadi pusat perhatian.

"Waw, ketika cowok tampan SMA Adhitama berjalan berdampingan, rasanya kayak lihat dua pangeran tampan mau melamar gue." Seorang cewek yang merupakan anggota klub seni kriya memandang takjub Arkana dan Reifansyah. Dia histeris seraya gigit jari.

After With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang