Part 40: 20 Hari

1.3K 71 6
                                    

MAKASIH BANYAK YANG MASIH SETIA MEMBACA AFTER WITH YOU

JANGAN LUPA YANG BELUM VOTE UNTUK KASIH VOTE NYA

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOLOM KOMENTAR

SELAMAT MEMBACA 😊

Kirana turun dari motor dengan terburu. Hampir saja dia lupa melepaskan helm yang dia kenakan. Hari ini, padahal dia sudah meminta ke Arkana untuk tidak pergi ke sekolah bareng. Tetapi cowok itu tetap memaksa. Inilah jadinya, dia menjadi pusat perhatian.

Hari ini bisa dibilang hari kembalinya Arkana ke SMA Adhitama. Tatapan murid SMA Adhitama pagi ini terpusat ke Arkana. Mereka menatap tajam tetapi lebih persis seperti sedang memindai Arkana, cowok yang masih dikenal sebagai ketua Geng Alert yang paling disegani di SMA Adhitama.

"Ra, tungguin dong!" Arkana mengejar. Bukannya berhenti, Kirana terus mempercepat langkahnya. Dia beberapa kali menabrak murid yang berjalan di koridor sekolah. Gadis itu tidak fokus saat berjalan menuju ruang kelasnya.

"Kenapa sih? Malu?" tanya Arkana yang kini sudah berhasil mensejajari langkah Kirana.

"Iya Ar, aku malu." Kirana menjawab singkat. Dia masih tetap mempercepat langkahnya. Menyusuri koridor sekolah.

"Yaudah kalo malu pacaran sama gue kenapa mesti pacaran sama gue coba?" Arkana bertanya lagi. Kali ini penuh penekanan.

"Bukan malu karena jadi pacar kamu. Tapi aku malu soalnya anak-anak kayak perhatiin aku banget." Kirana memberikan jawabannya. Dia menoleh sekilas ke Arkana.

"Oh gitu. Kalo gini makin malu dong?" Arkana sengaja menggoda. Dia menggenggam telapak tangan Kirana dengan tiba-tiba.

"Arkana! Lepasin nggak?" Kirana memberikan protes.

Arkana semakin mengeratkan genggaman tangannya. Kirana protes berkali-kali. Arkana menulikan kedua telinganya. Dia kini menarik Kirana paksa. Kirana terseret. Terombang-ambing di tengah koridor sekolah.

Kirana memaksa Arkana untuk berhenti. Arkana menurut. Kirana sudah menatap Arkana dengan tajam. Arkana menatap remeh Kirana. Dia malah cengengesan menatap gadis di dekatnya ini.

"Lepasin Ar! Aku malah semakin dilihatin yang lain!" Kirana kembali protes.

Arkana bukannya menuruti perkataan Kirana, justru cowok itu menarik tangan Kirana. Tubuh Kirana tertarik, dia menubruk Arkana. Arkana semakin mendekat dan berbisik, "Mulai sekarang harus terbiasa jadi cewek Arkana. Nggak usah peduliin yang lain. Mereka cuman iri."

Kirana membuka jarak dari Arkana. Dia terkekeh singkat. Kirana tidak merespon ucapan Arkana tadi. Sebentar lagi sampai ruang kelas. Kirana lebih mempercepat langkahnya dari semula. Dia meninggalkan Arkana begitu saja. Di belakang Kirana, Arkana berseru berkali-kali, memanggil nama Kirana. Seruannya memanggil nama Kirana hampir memenuhi penjuru sekolah.

***

Dua puluh hari Arkana menjalani perawatan hingga kondisinya pulih betul. Kejadian buruk yang menimpanya, nyatanya tidak merubah apapun. Arkana tetaplah Arkana. Dia tidak pernah bisa untuk menanggapi hal apapun dengan santai. Selalu saja mengedepankan emosi. Sekarang saja karena ada seorang murid yang menyenggol Kirana saat Kirana mengantre untuk memesan siomay, Arkana langsung naik pitam. Hal sepele seperti ini saja, suasana menjadi ricuh karena Arkana yang sudah mencak-mencak.

Kirana menatap sebal Arkana. Dia pergi dari kerumunan. Menghampiri ketiga temannya dan duduk di dekat mereka. Arkana menyudahi kemarahannya. Dia berjalan menyusul Kirana.

"Ar bisa nggak sih masalah sepele nggak usah dibesar besarin?" Kirana bertanya dengan nada kesalnya. Teman teman Kirana memperhatikan. Mereka tidak mau ikut campur urusan dua sejoli itu.

After With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang