Part 31: Malam dan Tragedi

1.9K 79 1
                                    

HAI, LAGI MUSIM HUJANKAH DI DAERAH KALIAN

MAU TAHU DONG DARI DAERAH MANA AJAH SIH PEMBACA AFTER WITH YOU? 

JANGAN LUPA UNTUK VOTE

JANGAN LUPA RAMAIKAN PART INI DENGAN VOTE KALIAN

OH IYA KALO ADA TYPO2 TOLONG KASIH TAHU YA. KADANG MASIH ADA AJAH YANG KELEWAT SEGITU UDAH DIBACA BERKALI-KALI SEBELUM PUBLISH JUGA HAHAHA

SELAMAT MEMBACA 😊


"Ar pelan-pelan!" ucap Kirana dengan gemetar.

"Iya ini gue udah pelan-pelan. Tahan ya?" Arkana membalas.

"Sakit Ar, hiks.." Kirana meringis, merasakan sakit dan juga gejolak di dalam tubuhnya yang tidak bisa dibendung.

"Bentar lagi selesai Ra. Tahan ya?" Arkana dibuat keringetan. Dia harap ini adalah cara yang tepat. Sungguh Arkana tidak tega jika harus menyakiti Kirana seperti saat ini. "Akhirnya. Selesai juga!" Arkana bernapas lega. Dia menarik diri dari dekat Kirana. Duduk kembali di tempatnya.

"Maaf ya gue nyakitin lo. Habis gimana lagi cuman ini cara yang bisa gue lakuin."

"Tapi kamu ngiketnya kekencangan. Tangan sama kaki aku sakit jadinya."

"Ya maaf Ra. Kalau gue nggak ngiket lo, yang ada lo malah ngegrepe-grepe gue!"

"Arkana!"

Kirana cemberut. Tadi saat semuanya semakin memburuk dan sudah tidak karuan, Arkana tiba-tiba mendekati Kirana dan berbisik, "Gue akan tolongin lo. Ini mungkin bikin lo sakit." Kirana tercengang. Entah apa maksud perkataan Arkana. Tetapi ketika Arkana keluar dari mobil dan kembali dengan membawa tali, Kirana langsung diserang hal-hal yang buruk.

Arkana menolong Kirana dengan mengikat kedua tangan dan kedua kaki Kirana dengan tali itu. Arkana tidak ingin pergerakan Kirana yang tidak wajar membuatnya hilang kendali. Dia tidak tega, tetapi biarlah. Daripada dia hilang kendali dan membuatnya semakin runyam.

Arkana melajukan mobilnya kembali setelah semula menepi cukup lama. Kirana masih juga belum membaik. Bahkan sekarang bergerak berkali-kali. Tidak mau diam meskipun kedua tangan dan kakinya terikat.

"Gue ke minimarket dulu ya sebentar. Lo tunggu jangan kemana-mana!" pesan Arkana tegas. Dia lalu menepi tepat di dekat minimarket.

"Lagian aku bisa kemana juga. Kamu ngiket aku sampai kencang kayak gini!" Kirana membalas jengkel. Dia sungguh benci dirinya bertubi-tubi malam ini. Entah kenapa hal memalukan seperti ini terjadi.

***

"Lo minum lagi yang banyak!" Sudah dua botol air mineral habis Kirana minum. Tetapi sekarang Arkana menyuruh Kirana untuk minum botol yang ke-3.

"Udah Ar. Perut aku kembung." Kirana membalas dengan raut menyedihkannya. Arkana menatap Kirana sendu. Kasihan melihat gadis itu yang begitu kacau malam ini.

"Ayo Ra minum lagi! Biar kondisi lo cepat membaik." Arkana menyuruh Kirana. Memaksa Kirana untuk meminum kembali.

Kirana pasrah. Dia kembali minum dan ini botol ke-3 yang harus dia habiskan. Kirana meneguknya susah payah. Arkana tidak sedikitpun melepaskan ikatannya ataupun meregangkan ikatan tali itu.

"Udah ya Ar. Aku udah nggak kuat kalau harus minum lagi." Kirana memohon dengan wajah memelas. Arkana dibuat tidak karuan. Merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi malam ini.

Arkana menuruti permintaan Kirana. Dia kembali tancap gas. Mobil yang Arkana kendarai kembali memecah suasana malam yang masih terasa ramai.

"Ra, bisa nggak jangan kayak gitu?"

After With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang