Bagian dua puluh tiga

29 5 0
                                    

Maaf jika sekiranya rasa cemburuku selalu besar:)

****

Happy reading!!!

Hari ini Adel hanya berdiam diri di kamarnya. Ia tidak sekolah. Bahkan ia tidak boleh kemana mana akibat tragedi kemarin. Kemarin ayahnya sangat khawatir mendapati anaknya berjalan pincang. Fender bahkan sampai memanggil dokter sendi untuk Adel. Berlebihan bukan? Hm holang kaya bebas gengs:v

Karena lapar Adel pun berjalan keluar kamarnya dengan sedikit kesusahan.
Saat ia menuruni tangga terlihat Lily sedang menata makanan diatas meja di bantu dengan mbak Dini.

"Masih lama Bun?" Tanyanya seraya berjalan pincang kearah Lily.

Lily pun kaget mendengar suara putrinya itu "astaga kamu ngapain dek. Kamu ga boleh jalan jalan dulu. Ga inget kata ayah? Lagian mana tongkat kamu kok ga di pake?!" Omel Lily seraya memapah bahu Adel.

"Adel udah gapapa Bun. Lagian ribet ah pake pake tongkat"

"Duduk dulu, bunda mau panggil abang kamu untuk makan siang bareng kita" ucap Lily.

"Bang Fando gak kuliah Bun?"

"Enggak dosennya gak masuk katanya"

"Oh gitu. Kalo ayah mana Bun?" Tanya Adel lagi.

"Masih di kantor. Tapi paling bentar lagi pulang, yauda bunda mau manggil Abang kamu dulu" Lily pergi meninggalkan Adel.

"Assalamualaikum" ucap fender saat memasuki rumahnya.

"Walaikumsalam yah" ucap Adel.

"Kamu kok disini. Kan udah ayah bilang kamu dikamar aja sayang. Kan makannya bisa diantar sama mbak Dini" ucap fender.

"Kaki Adel udah gakpapa yah. Cuma masih sedikit nyeri aja. Lagian bosen ah dikamar terus"

"Yauda eh tongkat kamu kemana? Kok ga di pakek" omel fender lagi.

"Ribet yah"

Fender membuang nafas gusar Puteri nya ini memang sangat keras kepala sama seperti Lily bundanya.

"Eh udah pulang yah" ucap Lily dari arah belakang.

"Iya nih Bun. Kepikiran terus sama Adel"

"Adel udah gapapa ayah sayang" ucap Adel.

"Yauda ayo makan. Fando udah laper ni" Fando memotong percakapan mereka.

"Iya iya. Ayo"

Selama makan siang tidak ada obrolan sama sekali karena fender menerapkan seperti itu kepada keluarga nya.

"Oia yah. Besok Adel mau sekolah. Takut ketinggalan pelajaran soalnya" ucap Adel.

"Enggak. Kaki kamu masih sakit sayang" bantah fender.

"Adel udah gapapa yah. Pliss. Adel bosen dirumah" mohon Adel.

Melihat anaknya memohon seperti itu membuat Fender tak tega.

"Yauda tapi ada syaratnya"

"Apa yah?

"Kamu harus pake tongkat untuk bantu jalan kamu. Biar cepet sembuh" ucap Fender.

Adel tersenyum senang "Oke deh"

****

Drt drttt
Adel melihat ke arah handphonenya. Tertera nama Reegan disana.

(Halo dengan nyonya Key Edelweis jouli?)

Adel tertawa renyah. Ada apa dengan anak ini?.

"Bukan mas"

(Ah kalo gitu tolong katakan padanya bahwa saya sedang rindu)

Ucapan Reegan sukses membuatnya senyum senyum sendiri.
"Mulai gila lo Ree"

(Kan gilanya cuma sama lo doang)

"Kenapa gitu?"

(Karena lo spesial)

'Aaaaaa!!!! baper dede bang' batin Adel.

"Apaan sih Ree. Receh tau gak" ucapnya seraya tertawa.

(Tapi Lo suka kan?)

"Udah ah. Jadi ada apa lo nelpon gue?"

"Kangen"

'stop Reegan!! Aku gak kuat!!' fix Adel mulai alay gaess:v.

"Serius jangkrik!"

(Iya Puteri buntel)

"Heh! Enak aja! Orang badan gue bagus gini. Buntel dari mananya coba?"

(Itu panggilan sayang gue ke Lo")

Adel kembali tersenyum "bercanda sekali lagi gue tutup nih" ancamnya.

(Iya iya. Gue cuma pengen tau keadaan Lo Del. Gimana kaki Lo? Udah baikan?)

"Udah kok. Cuma agak nyeri dikit aja"

(Besok sekolah gak?"

"Sekolah"

(Gue jemput)

"Ehh–"

Tut Tut Tut...
'Dasar jangkrik!'

****

"Tumben bawa mobil?" Tanya Adel.

"Kalo gue bawa motor emang Lo bisa naiknya?" Tanya Reegan balik.

Adel menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Hehe enggak sih"

"Udah ayo" Reegan membantu Adel untuk masuk kedalam mobil sport hitam miliknya.

Saat tiba disekolah. Seperti biasa banyak tatapan memuja yang di dapatkan mereka.

"Adellll!!!" Terlihat Lona dan yang lainnya berjalan menghampiri mereka.

"Apaan sih na. Sakit kuping gue dengerin Lo teriak teriak" Adel mengusap ngusap telinganya.

"Yeee namanya juga rindu" ucap Lona dengan nada manja.

"Najissin anjirrrr" ucap Adel.

"Lah ini kenapa pake pake tongkat gini dah" ucap Ariella.

"Permintaan bokap gue. Gak bisa gue tolak" ucp Adel.

Reegan yang tak dipedulikan pun angkat suara "Eh gue balik ke kelas duluan ya. Jagain princess gue" ucapnya lalu pergi meninggalkan Adel yang sedang senyum senyum sendiri.

"Lo sama Reegan lama lama najisin tau gak Del" ucap Dhea.

"Yeee sirik aja Lo Dhe. Mentang mentang jomblo!" Timpal Iwa.

"Bangsat Lo wa. Gue jomblo terhormat kali" balas Dhea tak mau kalah.

"Udah udah mendingan sekarang kekelas yuk" lerai Lona.

****

"Kepada King Reegantara jouli kelas XII Mia 1 dan Alexandra Caroline kelas XII IPS 1 untuk segera keruangan saya"

"Ada apaan tuh" tanya Lona.

"Ooh, ituu biasalah paling juga di pasangin lomba cerdas cermat mewakili sekolah. soalnya mereka murid pintar di sekolah ini" jelas Ariella.

"Ooh, terus Alexandra itu siapa?" Tanya Adel.

"Dia kakak kelas kita. Anaknya ramah, pinter, cantik lagi. Tapi masih cantikan elo sih. Udah gitu sering banget anak anak jodohin dia sama Reegan karna sama sama genius" jelas Ariella lagi.

Degg
'kok sakit ya? Kayanya sempurna banget tuh cewek'

****

Kalian lagi ngapain?

REEDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang