Bagian tiga puluh dua

22 4 0
                                    

Faktanya kamu tidak bisa tersenyum saat sedang bernafas.

Bercanda kok. Cuma mau liat senyum kamu doang;)

****

Happy reading!!!

"Lo sentuh dia gue pastiin lo gaakan bisa liat matahari besok pagi"

Mereka mendongak mendengar suara itu.

Tasya sukses membulatkan matanya "Ke-kendy!"

Kendy menatap Tasya tajam "Iya, ini gue. Kenapa? Kaget lo gue tau kelakuan busuk lo ini?!"

"Hai mantan ketua. Lama ga jumpa makin songong aja lo" Fano tersenyum licik "nyali Lo besar juga"

"Gue udah dateng sesuai kemauan lo. Sekarang lo lepasin dia"

Fano tertawa keras "gak segampang itu. Ada syaratnya"

"Apa"

Fano menunjukkan smirknya "Lengser lo jadi ketua!"

"Mimpi lo!" Kendy berlari kearah Fano dan..

Bughh
Kendy memukul pipi Fano keras. Hingga membuat ujung bibir Fano berdarah. Anak buah Fano langsung membantu menghajar Kendy. Jadilah lima lawan satu. "Pegang dia" empat anak buah Fano langsung memegang lengan Kendy.

"Pengecut lo!" Umpat Kendy keras

Bughh
Fano kembali memukul Kendy. Kali ini perut Kendylah yang menjadi sasarannya hingga membuat Kendy tersungkur dan terbatuk mengeluarkan sedikit darah.

Adel yang melihat kejadian itu menangis histeris. Walaupun ia tak memiliki perasaan terhadap Kendy tapi Kendy sudah ia anggap sebagai sahabatnya sendiri. "KENDY!! Berenti Fano! Gue mohon!"

"Fan! Udah. Rencana kita kan untuk musnahin Adel. Ini gak sesuai rencana kita!" Tasya kembali membuka suara.

"Lo terlalu bodoh Sya. Dari awal emang ini rencana gue" Fano tersenyum licik.

"Tapi Fan!!-"

"Berenti bicara atau lo gue bikin mampus sekarang juga!" Ucapan Fano sukses membuat Tasya bungkam.

Sementara itu Kendy menatap nanar kearah Adel 'jangan nangis Del, gue mohon'

"Yaelah udah kali mandanginya. Btw lo tau gak. Gue udah nyicipin tubuh-"

"BANGSAT!!!"

Bughh
Bughh
Bughh
Bughh

Kendy memukul Fano dan anak buahnya tanpa ampun hingga membuat mereka tersungkur.

"Lo bener bener cari matii bangsat!!"

Fano mencoba untuk bangun dan melihat sekilas kearah anak buahnya yang sudah terkulai lemas "Cih"

Fano tertawa pelan "Kenapa? Lo mau juga ngerasainnya? Ayolah kita bisa berbagi"

"Lo bener bener cari mati"

Bughh
Bughh
Bughh
Bughh

Kali ini Kendy benar benar tidak memberi jeda Fano untuk melawan. Kendy terus membabi buta tanpa ampun. Keadaan Fano saat ini pun sungguh mengenaskan. Bibir sobek dan wajahnya saat ini penuh dengan darah. Saat ini Fano sudah tak sanggup untuk bangun. Perlahan ia mulai menutup matanya. Fano tak sadarkan diri.

"Ke Kendy" Tasya kembali bersuara.

Kendy berjalan tertatih melewati Tasya. Pandangannya fokus kearah Adel. Ia melepaskan ikatan Adel.
Adel kembali terisak "Ken, gue gatau harus gimana cara gue berterimakasih sama lo gue-" Kendy menempelkan jari telunjuknya dibibir Adel.

REEDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang