Bagian dua puluh empat

31 7 0
                                    

Tidak mencarimu bukan berarti tidak merindukan mu

****

Happy reading!!!

Saat ini sedang jam istirahat. Semua murid mulai memenuhi area kantin untuk mengisi perut mereka termasuk Adel dan teman temannya. Terlihat Alfa Bintang dan TJ juga disana. Namun Adel tak melihat Reegan. Kemana dia?

"Hai yang" Bintang menyapa Lona dan Lona hanya tersenyum.

"Kalian gabung kita aja. Udah penuh semua tuh" ucap Alfa.

Mereka pun melihat ke sekitar. Memang sudah tidak ada tempat yang kosong. Dan mereka pun memutuskan untuk gabung bersama Alfa dan yang lainnya.

"Mm, Reegan kemana?" Tanya Adel ragu.

"Lagi sama Alexandra" ucap TJ.

'Sakitt'

"Mm oh gitu. ngapain?" Tanya Adel lagi.

"Belajar bareng. Kan bentar lagi mereka mau ikut olimpiade matematika" ucap Bintang.

"Oh"

"Ehm, ada yang cemburu nih" goda Lona.

"Apaan sih. Orang gue biasa aja jugak"

"Ngaku Lo Del. Muka Lo tuh kebaca banget tau gak!" Timpal Dhea.

"Tau ah. Gue mau ke toilet dulu!" Adel langsung pergi meninggalkan mereka dengan pipi nya yang memanas akibat malu.

"Woiii. Lo ga jadi makan. Aelah!!!" Pekik Ariella.

"Biarin aja. Lagi blushing emang gitu dia" timpal Lona.

"Jadi Adel beneran suka sama Reegan?" Tanya Alfa.

"Menurut Lo?" Seru Dhea ketus.

"Sans dong mbak"

****

Setelah selesai dari toilet Adel pun berniat untuk ke kelasnya. Saat ia melewati kelas Reegan. Adel melihat pemandangan yang sungguh sangat menyakitkan baginya. Reegan dan Alexandra sedang berdua di kelas dan terlihat Alexandra sedang tidur di bahu Reegan. Apakah ini yang disebut belajar?
Batin Adel. Perlahan air mata menetes membasahi pipinya. Adel juga tidak tau mengapa rasanya sesakit ini. Ada apa dengannya?

Brukk!!
Adel tak sengaja menyenggol tong sampah yang ada di sampingnya hingga membuat tong sampah itu jatuh.

Reegan yang mendengar suara berisik itu pun mendongak. Ia kaget bukan main melihat Adel berdiri di depan pintu menyaksikan semua ini. 

"Adel!!"

Adel berlari sekencang mungkin keluar gerbang. ia benci Reegan. 'mungkin guenya aja yang terlalu berharap sama Lo Ree!, nyatanya Lo emang gak punya perasaan apa apa ke gue. Guenya aja yang kegeeran. Lo bodoh Del!!' ucapnya pada diri sendiri.

"Bukain pak!"

"Eh tapi neng–" protes pak Mamat

"Bapak masih mau kerja disini kan?" Tanya Adel dengan nada menyeramkan.

Ucapan Adel membuat pak Mamat bergidik ngeri "Eh iya iya neng. Sebentar bapak bukain dulu"

Saat gerbang terbuka lebar Adel langsung berlari keluar.

Reegan masih berlari mengejar Adel. Persetan dengan Alexandra yang langsung tersungkur saat Reegan berdiri. Adel lebih penting dari apapun. 'gue harus jelasin semuanya ke dia. Harus!'

Karena lari Reegan jauh lebih cepat dibanding Adel Reegan dengan mudah dapat menyusul Adel. Ia pun mencekal pergelangan Adel.

"Del. Dengerin penjelasan gue dulu"

REEDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang