Alhamdulillah.. 😭😭
Aku gak nyangka banget cerita ini bisa sampek nyentuh angka 20k++ readers 😭😭
.
Terima kasih semuanya karena udah mau baca cerita yang aku bahkan takut untuk temenku baca sampek aku rahasiain nama akun ku dan ceritaku dari mereka.
.Happy Reading 😙
.....
Malam ini rasanya cuaca lumayan dingin setelah hujan yang mengguyur dari sore tadi baru berhenti beberapa menit lalu menyisakan gerimis yang menemani malam.
Usia kandungan Eunha yang tengah memasuki bulan kedelapan membuat rasa takut menjelang persalinan sering Eunha rasakan akhir-akhir ini, hal itu membuat Jungkook dan keluarga yang lain harus berulang kali meyakinkan Eunha bahwa tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi selama persalinan ataupun setelahnya.
Sekarang sudah hampir tengah malam, tapi Eunha masih belum bisa memejamkan matanya. Wanita hamil itu terus bergerak gelisah membuat Jungkook yang tengah tertidur harus terbangun karena pergerakan sang istri.
"Hmm.... belum tidur Na?" Tanya Jungkook dengan suara seraknya.
Eunha berbalik dan menatap Jungkook yang juga tengah menatapnya dengan mata menyipit menahan kantuk.
"Eh? kamu bangun gara-gara aku ya? Maaf." Kata Eunha merasa bersalah.
Jungkook memejamkan matanya sejenak lalu mengusap wajahnya pelan. Jungkook kemudian bangkit dari posisi berbaringnya dan duduk menyandar pada kepala ranjang membuat Eunha mengikuti apa yang suaminya lakukan.
Setelah merasa nyaman dengan posisinya Jungkook menarik Eunha mendekat agar bersandar padanya.
"Maaf." Gumam Eunha pelan mengeratkan pelukannya pada tubuh Jungkook.
"Kenapa hm? Kepikiran lagi?" Tanya Jungkook sembari menatap kepala Eunha yang di tenggelamkan di dadanya.
Eunha mengangguk pelan membuat Jungkook menghembuskan nafasnya lelah.
"Gak ada yang harus kamu takutin Na, serahin semuanya sama Allah. Aku juga udah bilang bakalan nemenin kamu pas lahiran kan?" Eunha semakin memepetkan tubuhnya pada Jungkook meski sedikit kesusahan dan tidak nyaman karena perutnya yang tidak lagi rata seperti dulu.
"Bukan itu...." kata Eunha pelan membuat Jungkook mengerinyit bingung.
"Terus sekarang apa yang kamu takutin?" Eunha diam beberapa saat sebelum kemudian mendongak menatap Jungkook dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
"A-aku takut.... takut kalau gak bisa jadi ibu yang baik untuk anak pertama kita, aku takut kalau nanti gak bisa ngurus dia, gimana kalau aku gak bisa deket sama dia? Selama ini di antara semua temen dan keluargaku, aku yang paling susah kalau mau deket sama anak kecil. Bahkan jarang banget ada anak kecil yang deket sama aku, aku takut gagal, aku-"
"Sssttt... udah jangan di terusin, aku tahu ketakutan kamu. Aku juga sama takut gak bisa jadi ayah yang baik, tapi aku yakinin diri aku untuk selalu berusaha biar bisa jadi ayah yang baik buat anak kita. Na denger, nanti yang ngurus anak kita gak cuma kamu aja. Aku juga bakalan ngurus dia, kita jalanin ini sama-sama oke?" Potong Jungkook membuat Eunha terdiam.
Kenapa Eunha harus sebodoh ini? Dia merasa tidak berguna karena hanya selalu merasakan takut atas semua hal yang akan dia lakukan.
"Maaf." Gumam Eunha sebelum kembali menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jungkook.
"Jangan minta maaf lagi, kamu juga selalu ngelarang aku buat minta maaf terus kan?" Tanya Jungkook yang kemudian di angguki oleh Eunha.
"Eh Na, dingin ya?" Tanya Jungkook setelah lama hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day [FIN] ✔
Fanfic"Kamu kenal sama dia na?" Tanya seorang rekan Eunha "Nggak" jawab Eunha "Pacar" Jawab lelaki yang sedari tadi mereka bicarakan menimpali. "Idih pacaran sehari aja bangga!" Balas Eunha sewot. "Siapa bilang kita putus, kalau gak mau pacaran Ta'aruf aj...