Selamat pagi and
Happy reading 😘
.....
Sejak pagi tadi Eunha sudah di buat geram dengan tingkah Jungkook. Dokter tampan itu selalu membujuknya untuk berbicara setiap kali mereka berpapasan.
Eunha yang sekarang sedang menemani dokter Justin untuk kontrol rutin pasien terlihat kurang bersemangat dan membuat dokter Justin menegurnya beberapa kali karena Eunha yang kurang fokus.
"Na kamu sakit? Kalau nggak enak badan lebih baik kamu istirahat saja biar perawat lain yang menggantikan kamu." Kata dokter Justin setelah mereka meninggalkan ruang rawat pasien dan menuju ke ruang praktek dokter itu untuk penerimaan pasien selanjutnya. Karena kontrol rutin yang mereka lakukan telah usai.
"Eh? Enggak kok dok saya baik. Cuma lemes aja tadi belum sarapan hehe.." kata Eunha mengelak.
"Kalau gitu kamu makan dulu ke Kantin biar Yuna yang menggantikan kamu, saya tidak mau kalau kamu kurang fokus saat kita menangani pasien!" Kata dokter Justin dengan nada tajamnya.
Kebetulan saat dokter Justin mengatakan itu Yuna baru saja masuk ingin menyerahkan beberapa data pasien mereka, dan setelahnya Yuna mengiyakan karena dia juga sedang tidak ada tugas lain. Dengan berat hati akhirnya Eunha pergi ke kantin setelah membawa kotak bekalnya yang berisi roti sandwitch.
Gadis berambut sebahu itu memakan bekalnya dengan otak yang terus memikirkan banyak hal, semalam pamannya datang ke rumah dalam keadaan mabuk dan memaksa Yerin serta Eunha memberinya uang ditambah dengan kenangannya tentang Jungkook yang terus mengganggunya.
Suara benda yang di letakkan di mejanya membuat Eunha sadar dari lamunan dan menatap sebotol teh rendah gula dingin yang di letakkan oleh orang yang sudah membuatnya jengah seharian ini.
Beranjak ingin pergi namun Jungkook sudah lebih dulu menahan tangan Eunha dan memohon agar gadis itu mau duduk kembali. Dalam diam Eunha duduk kembali ke tempat nya dan menatap malas pada Jungkook.
"Bapak mau ngomong apa lagi sih? Gak capek apa ganggu hidup saya terus?" Tanya Eunha mulai lelah dengan tingkah Jungkook.
"Aku cuma mau kamu dengar penjelasanku Na, ini tentang kita, tentang kenapa aku ninggalin kamu tanpa memberi kejelasan hubungan dan adikku yang mengatakan kalau kita putus. Aku mohon kamu mau dengerin aku, aku gak mau ada salah faham di antara kita lebih lama lagi." Kata Jungkook dengan nada lelahnya yang sangat ketara, membuat Eunha menurunkan Ego nya sesaat lalu melirik sekitar dan berdiri.
"Kita bicara di tempat lain, di sini terlalu ramai." Balas Eunha sembari berdiri dan membawa kotak makannya yang masih tersisa sebuah roti sandwitch.
Jungkook yang mendengarnya sontak tak bisa menahan senyum dan mulai berdiri mengikuti langkah kaki Eunha dari belakang, dia mengikuti Eunha seolah anak ayam yang mengikuti induknya.
Kini keduanya sedang duduk berdampingan di kursi taman rumah sakit, masih sama-sama diam. Namun hal itu malah membuat Eunha jengkel dia tidak bisa jika harus berlama-lama dengan Jungkook seperti ini terlebih dengan tanpa kata sekalipun terucap di antara keduanya.
"Jadi apa yang ingin anda jelaskan?" Tanya Eunha memecah keheningan.
Terdengar Jungkook yang kembali menghela nafas lelah. Eunha hanya diam menunggu Jungkook dengan segala kata yang akan pria itu keluarkan.
"Kamu tahu Na saat itu kita masih duduk di bangku SMA saat awal tahun pembelajaran baru, kita saling kenal sudah dua tahun kan? Saat itu di mulai dari kita kelas sembilan SMP saat aku kenal kamu dari grup chat itu. Awalnya aku cuma iseng-iseng godain kamu karena kamu salah satu cewek yang berani chat aku duluan dan ajak kenalan." Jungkook menjeda kalimatnya sedangkan Eunha hanya diam dengan tangan meremas ujung seragam perawat yang dia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day [FIN] ✔
Fiksi Penggemar"Kamu kenal sama dia na?" Tanya seorang rekan Eunha "Nggak" jawab Eunha "Pacar" Jawab lelaki yang sedari tadi mereka bicarakan menimpali. "Idih pacaran sehari aja bangga!" Balas Eunha sewot. "Siapa bilang kita putus, kalau gak mau pacaran Ta'aruf aj...