ೋ 5 ೋ

6.6K 1.2K 164
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.




Kepergian Soobin, membuat Yeonjun merasa kesepian. Ia hanya bisa terdiam menatap burung berkicau di kebun belakang.

Bahkan ia sudah melakukan aktivitas apapun, tapi rasa sepi nya tak pernah hilang, tak mau kabur.

Ia sesekali melihat jam dinding diruang tengah. Kemudian kembali berfikir dan memikirkan, sebenarnya Soobin pulang jam berapa? Ini sudah terlalu petang, dan hampir memasuki malam. Tapi sang pemilik rumah tak jua pulang.

Apa jadwal kuliah akan sepadat itu? Fikirnya.

Biasanya Soobin akan pulang— paling telat, sekitar pada pukul tiga sore. Tapi sekarang sosok manis itu belum menampakkan diri, membuat Yeonjun sedikit merasa cemas.

Sebenarnya ia bisa saja mencari keluar. Tapi ada pengaruh besar, jika ia melakukan hal itu. Selama tiga hari ini, ia tak keluar rumah sama sekali. Ia juga belum lagi berbicara apapun selain hanya menggumamkan satu nama.

Soobin Soobin Soobin.
Itu saja.

Hanya itu yang bisa ia ucapkan. Untuk selebihnya, ia tak tau. Ia hanya merasa takut.
.
.
.

Seperti biasa... Hujan.
Tapi untunglah hujan kali ini tak cukup deras. Ada satu tempat yang ingin Soobin kunjungi selepas pulang dari kuliahnya.

Rasanya begitu berat jika ia hanya memendam semua kebingungannya seorang diri.

Soobin bahkan masih belum berani bercerita tentang sosok bersurai merah yang baru saja ia temui beberapa waktu belakangan ini.

Tujuannya sekarang adalah—
Mengadu pada satu satunya hyung yang menjadi harapannya.

Seokjin.
.
.
.

Tring!

Lonceng kecil berbunyi saat Soobin memasuki ruangan klasik juga mewah secara bersamaan. Sebuah cafe yang sudah berdiri selama 5 tahun dibangun oleh saudaranya itu seorang diri.

Soobin menengadahkan pandangannya. Mencari sosok bertubuh tinggi yang menjadi tujuannya kali ini.

"Oh! Soobin hyung!" pelayan pria bertubuh sedikit mungil darinya berlari kecil menghampirinya dengan senyumannya yang manis.

"Nami, apa kau lihat Seokjin hyung? dimana dia?" Soobin sedikit menepuk ujung rambut pria mungil itu saat sosoknya sudah berada berhadapan dengannya.

"Oh! Seokjin hyung ya— aku juga belum melihatnya sejak tadi"

"Ah? Lantas, sejak tadi kau bekerja sendirian?" Nami menganggukkan kepalanya semangat. membuat Soobin mendengus kasar. Sejenak ia berfikir, mengapa Seokjin sampai tega membiarkan Nami bekerja sendirian?

"Oh! Mungkin Seokjin hyung sedang berada di ruangan nya" Nami menunjuk satu ruangan yang tak jauh dari meja kasir, penghujung ruangan sana.

"Kira kira, apa yang sedang ia lakukan ya?" Soobin kembali menatap Nami. Yang ditanya hanya mengangkat bahu nya tak tau.

Strange Scar『Yeonbin』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang