ೋ 12 ೋ

4.8K 965 284
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.



Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya. Yeonjun terlihat asyik menatap langit dengan pemandangan indah bertabur bintang dihalaman belakang. Setidaknya hujan tak datang untuk satu malam saja, tak apa. Meskipun dalam hatinya terus bergumam ingin hujan segera turun dengan derasnya.

"Eh kenapa di luar?" Soobin datang dengan membawa satu cangkir teh hangat. Meletakkannya di ubin kayu dan terduduk disamping Yeonjun yang kini beralih menatapnya kelu.

Yeonjun tak menjawab. Ketika Soobin menatapnya bingung, Yeonjun hanya mampu mengerjapkan matanya lantas tersenyum simpul.

Soobin semakin mendekatkan tubuhnya. Maniknya semakin ia fokuskan pada sorot mata didepannya. Seperti ada hal yang mengganjal, batin nya.

"Kenapa? Kau terlihat aneh akhir akhir ini tau" Soobin mengerutkan dahinya. Saat tatapannya terputus karna Yeonjun kini tak lagi menatapnya. Melainkan menunduk lesu.

"Entah kenapa— akhir akhir ini, energi ku berkurang"

"Apa maksudmu?"

"Soobin sibuk dengan orang lain. Setiap malam aku jadi sendiri"

"Sudah ku bilang, aku ada urusan kan"

"Soobin selalu pulang larut malam. Setelah itu langsung tertidur. Sedangkan pagi, Soobin berangkat sekolah dan aku harus bekerja"

"Jadi apa masalahnya?"

"Aku menginginkan interaksi lebih banyak"

"Lupakan omong kosong mu. Aku muak mendengarnya" Yeonjun menunduk. Soobin yang sama sekali tak tau apapun tentang nya. Membuat ia harus banyak memakluminya.

Yeonjun butuh sumber energi dari sinar yang harus terpancar keluar. Dan kini sumber itu ia dapatkan dari Soobin seorang.

Entah bagaimana perjalanan frekuensi cahaya, dirinya, dan juga Soobin yang menjadi sumbernya. Yang jelas, pertamakali Yeonjun menatap manik Soobin waktu lalu. Sinar merah itu semakin menguar. Hingga energi yang ia dapatkan mampu mengalir deras dalam pembuluh darahnya himpun meluas.

Kurangnya interaksi membuat sinar itu perlahan meredup. Dan Yeonjun semakin merasa lemah, itu karna tubuhnya kekurangan pasokan energi sebagai gizi.

"Soobin sangat membenciku ya?"

"Kenapa sih, kau selalu saja bertanya tentang hal itu? Pentingkah?" Soobin menatap nyalang kearah Yeonjun yang masih menunduk disamping nya.

"Tentu saja"

"Sepenting itu? Sampai ingin terus bertanya sebelum aku menjawabnya? Begitu? Kenapa?"

"Soobin satu satunya sumber energi yang aku punya" Yeonjun menatap Soobin. Matanya seakan menegaskan tentang apa yang baru saja ia katakan.

Strange Scar『Yeonbin』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang