Sudah lewat setengah jam, tapi Taeyong belum datang. Jisoo ngomel-ngomel, siap mengamuk apabila lelaki itu datang nanti. “Lihat aja ntar!” gumamnya sambil menggerakkan kaki tak nyaman.
Mereka janjian ketemuan jam delapan pagi. Pernikahan Seolhyun dimulai sekitar jam sembilan, dan Jisoo janjian bertemu dengan Yuta sekitar jam setengah sepuluh. Sementara sekarang jarum panjang sudah mendekati angka tujuh, yang artinya Jisoo telah menunggu kedatangannya selama satu setengah jam. Untung ketemuan mereka di cafe dekat kontrakannya, coba di jalanan, siapa yang direpotkan?
Lalu dari jauh terlihat sosoknya berlari menyebrangi jalan. Jisoo segera berdiri menyusulnya dengan langkah panjang.
“Lama banget sih, lo!”
“Ya, sorry,” jawabnya. Sama sekali tak melihatkan rasa bersalahnya. Membuat Jisoo menyipitkan mata, menatap curiga ke arah Taeyong. “Lo gak mandi, ya?” Lalu mendekat mencium bau badannya, detik kemudian ia menjauh dengan mata melotot tajam, “jorok banget sih, lo!!!”
Taeyong ikut mencium bau badannya sendiri, tapi dia tidak mencium apa-apa. Baunya sama seperti biasanya ia bangun tidur.
“Lo sendiri yang bilang lima belas menit gue kudu sampai. Gimana gue mau mandi kalau lo ngasih waktu segitu.”
“Itu kan cuma perumpamaan, Taeyong!!!!” Jisoo membuang napas kasar, “Kalau lo gak mandi minimal cuci muka kek, pakai parfume atau apa kek gitu biar bau badan lo wangi.”
“Lebay lo!” katanya, “bau gue wangi gini dibilang bau.” Kemudian Jisoo menjauh dua langkah saat Taeyong hendak memamerkan bau badannya. Taeyong tertawa sinis menyikapi reaksi Jisoo. “Lagian gue gak mandi pun gue masih ganteng.”
“Pokoknya lo mandi!”
“Terlanjur.”
“Lo harus mandi! Gue enggak suka jalan sama cowok jorok.”
“Kalau lo cari cowok yang kinclong dijuluki ubin mushola, yasudah, gue pulang aja.” Namun, Jisoo segera menahan kepulangannya. Tangannya mengenggam pergelangan Taeyong erat, lalu menariknya paksa sambil berkata, “Mandi di rumah gue!”
Mau ditolak juga percuma, Jisoo nahan banget kepulangannya. Sebenarnya tadi alasan-alasan Taeyong saja. Sebelum kemari, dia ada waktu untuk mandi, tapi malas. Kasurnya terlalu berharga untuk ditinggalkan. Andai Jisoo tidak menghubunginya berulang kali, mungkin Taeyong tidak akan ingat janjian mereka.
...
“Kontrakan lo gede juga. Gue nginep sini boleh dong?” Yang mana langsung dibalas delikan tajam Jisoo, mengancam akan membunuh Taeyong kalau berani menginap di kontrakannya. “Dinding kamar lo pasti anti keributan, ya?”
“Hm?”
Taeyong secara aneh mendekatkan telinganya ke dinding. “Beneran anti suara dinding kontrakan lo. Nggak kayak kontrakan gue, berisik banget.”
“Apanya?”
Taeyong berdiri sambil bercerita, “Hampir tiap subuh kontrakan gue horor.”
“Ada hantunya?”
“Bukan!”
“Lalu?”
“Enam sembilan.”
“Huh?”
Karena Jisoo terlihat bingung, Taeyong kemudian mempratekkan apa yang ia maksud dengan gerakan kedua tangannya diikuti suara aneh yang ia mainkan.
“Anjir!”
“Ngerti sekarang?”
Bukannya mengiyakan, ia malah mendengus marah kemudian menarik kaus Taeyong menjauhkannya dari dinding dan mendorongnya masuk ke kamar mandi. “Mandi buruan, nanti kita telat!”
“Iya, iya, bawel banget,” ucapnya. Belum sampai masuk kamar mandi, Taeyong berbalik menghadap Jisoo. Mengagetkan Jisoo sampai tak sengaja hidung mancungnya menyentuh dada Taeyong. Jisoo langsung menjauh sambil marah-marah, berbeda dengan Taeyong yang dengan santai berkata, “Gue ngerti sekarang. Lo ngejomblo lama karena cowok yang naksir lo pada gak betah. Habisan lo bawel mulu kayak Emak-emak kompleks.”
“Enggak ada hubungannya gue bawel sama cowok yang naksir gue!”
“Ada, lah!” ucapnya. “Nih ya, semua cowok itu suka cewek kalem, perhatian, lembut—”
“Termasuk lo gitu?”
“Oh, enggak. Gue mah cukup dia nerima gue apa adanya.”
Membuat Jisoo mentertawakannya. “Yang ada mereka ngejauh setelah tahu lo itu jorok.”
“Namanya juga harapan.”
“Sana buruan mandi. Udah jam sembilan lebih, nih!”
“Iya,” sahutnya menurut. Tapi, lagi-lagi Taeyong berhenti dan berbalik menghadap Jisoo. Namun kali ini Jisoo tidak terkejut. Dia sudah mengantisipasi sejak tadi. “Apa lagi?”
“Lo salah,” ucapnya ambigu.
“Apanya yang salah?”
“Barusan lo bilang cewek bakalan ngejauh setelah tahu gue jorok.”
“Iya. Lalu?”
Taeyong menyeringai jahil. “Lo pengecualian.”
Alis Jisoo menukik tajam. Keningnya berkerut dalam, menandakan bahwa dia seriusan tidak paham akan maksud Taeyong.
“Nyatanya lo gak ngejauhin gue, malah nyuruh gue mandi.”
Jisoo mau membantah begitu paham akan ucapannya, tapi bingung. Sementara Taeyong tertawa-tawa setelah pintu kamar mandi dia tutup rapat.
Tahu lagu Irwansyah - perempuanku gak? Hehe itu mendeskripsikan Taeyong sekali di lapak ini 😌
cek mulmed buat dengerin lagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyforent | Taesoo [✔]
FanfictionDari mantan jadi pacar sewaan ©2019 by Hippoyeaa