08. Kelakuannya.

3.2K 626 61
                                    

“Hati-hati kalian berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hati-hati kalian berdua.” Mobil putih itu mulai meninggalkan halaman kontrakan. Jisoo tersenyum tipis lantas berbalik menuju rumah berjejer dibangun hampir sama dengan warna dinding berbeda-beda. Setiap rumah memiliki nomer identitas. Milik Jisoo warna hijau, nomer delapan terletak tengah di antara nomer tujuh dan sembilan.

Jisoo mendorong pintu ke dalam,  sebelum masuk, ia melepas sepatu namun terhenti saat secara mengejutkan Taeyong asal masuk ke dalam dan meloncat naik ke atas kasur. Siapa mengira lelaki ini masih di sini mengikutinya? Yah, tadinya Jisoo belum sempat menanyainya, apakah akan langsung pulang atau tidak. Karena menurutnya, Taeyong akan pulang sampainya di kontrakan Jisoo tanpa pamit. Ternyata masih di sini.

“Lo enggak pulang?”

Tak ada sahutan, yang ia dengar lenguhan panjang serta gerakan lincah Taeyong mencari posisi nyaman rebahan di kasurnya. Jisoo melotot horor begitu menyadari Taeyong masih memakai sepatu.

“Jangan bikin kasur gue kotor!!!!” teriaknya marah. “Taeyong! Turun lo sekarang!”

“Sst, jangan berisik gue mau tidur.”

Mata Jisoo semakin melotot besar. Rese banget, sih! Bergerak cepat menghampiri sosoknya yang telah memeluk guling teman tidur Jisoo setiap malam dengan erat. Jisoo menarik kakinya berniat mengusir, tapi Taeyong tetap kekuh rebahan di atas kasurnya.

“Yong! Jangan bikin gue marah.”

“Gue capek, gue ngantuk. Lo nggak kasihan apa, tenaga gue tersisa lima persen doang.”

“Baterai kali lima persen!” dengusnya, tetap ngotot mengusir Taeyong dari rumahnya. “Kalau mau rebahan di tempat lo sendiri, jangan tempat gue.”

“Aelah, pelit amat lo.”

“Terserah gue, lah! Kasur-kasur gue. Mau gue pelit kek, enggak kek, bukan urusan lo! Pokoknya sekarang lo ba—astaga, Taeyong!!!!!” Jisoo menjerit kesetanan saat Taeyong dengan kurang ajar melepas sepatu, lalu asal dibuang ke lantai. “Lo benar-benar ....”

Good night.”

“Masih siang belum malam. Taeyong, pulang!!!” Tapi sepertinya lelaki bernama Taeyong ini tak peduli akan kefrustasian Jisoo mengusirnya. Di saat Jisoo berteriak frutasi seraya menarik kakinya, Taeyong tidak tahu malunya sudah tertidur pulas. Jisoo terhenyak, sadar bahwa percuma dia berteriak kalau manusia tidak punya malu ini sudah tidur.

Ajaib! Cepat sekali Taeyong tidur, padahal belum ada lima belas menit. Tipe-tipe manusia yang sekalinya ketemu kasur langsung terlelap ke dunia mimpi.

Dengan terpaksa Jisoo membiarkan Taeyong menguasai kasurnya, sementara dia istirahat di sofa sambil merenggangkan otot-otot tubuh. Masih pukul dua siang, biasanya jam segini Jisoo keluar ke rumah makan yang letaknya tak jauh dari kontrakan, membeli makanan sekalian mengobrol-obrol ceria bersama Ibu Yuna si pemilik rumah makan. Enggak setiap hari Jisoo ke sana, kadang-kadang saja kalau dia malas masak.

[2] Boyforent | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang