Begitu sampai kontrakan, matanya langsung melotot horor melihat kamarnya super berantakan.
“TAEYONG ...!!!!!!” Siapa lagi tersangka utamanya kalau bukan lelaki si pemuja ‘rebahan is life’ itu.
Lihat saja sosoknya terdampar dengan nyaman di kasur tanpa terusik kedatangannya. Padahal dia barusan teriak melengking dan tetap saja sosoknya tidur.
Astaga!
“HEH!” Dengan berang Jisoo menyentak kakinya. Tapi tetap saja dia tertidur, sama sekali tak melihatkan tanda-tanda kehidupan. Minta digantung hidup-hidup kali manusia satu ini. Janjinya hanya menumpang sebentar dan akan pulang sebelum Jisoo balik kerja, nyatanya? Dia masih ada di sini.
“Taeyong!”
“Hm.”
Balasan macam apa itu. Jisoo berkacak pinggang, berbalik, bergegas menuju kamar mandi, lalu kembali sambil membawa satu gayung berisi air penuh. Namun, dia berhenti saat ingin menumpahkan air ke wajah Taeyong. Kalau ditumpahkan semua maka kasurnya akan basah dan dia sendiri yang direpotkan.
Ah, rese banget!
Jisoo mengembalikan gayung ke kamar mandi. Niatan untuk mengguyur batal. Dia lebih sayang kasur dan enggan membasahinya. Lalu bagaimana caranya supaya dia bisa membangunkan si pemuja RIL (rebahan is life) ini?
Gue tahu!
Ia menyeringai jahat. Lantas mencari sesuatu yang sangat lengket dan bisa menyakitkan itu di rak dekat lemari pakaian. Yes! Menarik lembaran panjang lakban—iya, lakban!—masih dengan seringai jahatnya, diam-diam menarik ke atas celana panjang Taeyong. Cukup satu saja dan Jisoo sudah sangat yakin setelah ini dia akan terbangung sambil menjerit.
Sangat pelan-pelan dia menempelkan lakban putih itu ke kakinya. Mengelus sebentar sebelum hitungan ketiga menariknya dengan satu tarikan hingga membuat si pemuja RIL menjerit dan menarik kedua kakinya.
“Arghhhhh ...!!!”
Sakit yang dirasakan Taeyong luar biasa menyiksanya sampai ke ubun-ubun. Kaki kanannya terasa panas dan berdenyut-denyut. Ia mengusap dan menatap dengan nanar kakinya bekas lakban Jisoo yang kini dipamerkan kepadanya. Bahkan di sana ada banyak bulu kaki menempel, dipaksa cabut oleh gadis itu.
Huhu, kejam banget.
“Sinting lo, Jis!” Itu adalah ucapan pertama yang keluar dari mulutnya setelah menyadari apa yang telah dilakukan gadis itu padanya.
Membuat gadis si pemilik kamar tidak terima. “Lo juga sinting!” omelnya, “bikin kamar gue berantakan, belum lagi diteriakin gak bangun-bangun. Habis mati suri?”
“Pedes amat mulutnya,” lirih Taeyong masih mengasihi kakinya. “Tuh, lihat! Kaki gue jadi mulus gara-gara lo!”
“Makasih lah, harusnya.”
“Mak lampir,” lirihnya lagi. Tapi beneran, Jisoo kayak mak lampir ekspresinya. Jahat banget.
Sementara gadis itu tak peduli disebur mak lampir. Toh, dia sadar kalau sekarang sosoknya jahat—memang—seperti mak lampir.
“Cepetan bangun terus pulang!”
“Males, gue mau tid—”
“TAEYONG ...!!!” Dan baru ini dia menutup telinga mendengar pekikan Jisoo yang nyaris membuatnya tuli sesaat. Bener-bener titisan mak lampir.
“Teriak aja sampai vocal lo jebol!”
“Kok lo jadi ngeselin, sih!”
“Sama. Lo juga ngeselin!” jawabnya, sambil lalu menguasai kasur Jisoo lagi dan tak mau peduli ekspresi galak si pemilik tempat.
“TAHU GITU GAK USAH GUE KASIH KUNCI RUMAH!” Marahnya sambil menendang kasur tapi berakhir dia menjerit kesakitan. Sialan! Dia lupa kalau kaki kasurnya sangat keras. “Ugh!” geramnya murka sembari menahan sakit di kaki.
Sementara Taeyong malah mentertawakan dan meledek, “Karma, ‘kan lo? Hahaha.”
“DIEM!”
Bukannya diem dia malah bernyanyi sambil berdiri dan berjoget di depannya. “Telur-telur, ulat-ulat, kepompong, kupu-kupu ... kasihan deh lo!” lalu tertawa terbahak-bahak.
AKHIRNYA UPDATE 😭😭😭👏
sorry lho ya, slow-update 😗
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyforent | Taesoo [✔]
FanfictionDari mantan jadi pacar sewaan ©2019 by Hippoyeaa