Senin pagi,
Hari yang ㅡsialnya cukup cerah dan terik untuk berdiri di tanah lapang sambil menunggu bendera dikibarkan. Mendengarkan ocehan para guru mengenai ini itu yang tak jauh-jauh dari hal-hal yang harus dipatuhi para siswa dan siswi.
Sudah panas dijemur ditambah ceramahan panjang yang membuat telinga ikut terasa panas, tak ayal jika banyak siswa yang diam-diam memilih untuk mengobrol, ada juga yang memilih bermain handphone di belakang pundak temannya, atau pura-pura mengikat tali sepatu agar bisa jongkok beberapa menit. Ilegal sekali bos.
Tapi, semuanya akan kalang kabut begitu ada seorang guru pengawas melewati sela-sela barisan para siswa. Sontak mereka langsung berdiri tegak dan berpura-pura mendengarkan petuah dari kepala sekolah di depan.
Park Jimin contohnya, siswa kelas 11 dengan postur tubuh tidak terlalu tinggi itu buru-buru memasukkan handphonenya kedalam saku celana saat seorang guru pengawas berdiri tepat di belakangnya. Jimin lantas mengangguk-angguk, berakting bahwa ia mendengarkan pidato dari kepala sekolah, padahal tidak. Dari tadi dia hanya sibuk berkirim pesan dengan pacarnya yang sial sekali berhasil bolos upacara.
⭐⭐⭐
Seorang lelaki dengan seragam sekolah yang acak-acakan berjalan santai masuk ke dalam kelas bertuliskan XI-Mipa, tanpa basa-basi atau sekedar menyapa beberapa anak yang ia lewati, ia hanya langsung menuju kursi seorang lelaki lain yang terlihat sedang sibuk mengeluarkan buku tulis.
Itu Park Jimin, pacarnya.
"Hai" sapa lelaki itu, membuat Jimin menoleh.
"Yoongi?"
Lelaki yang bernama Yoongi itu mengangguk tipis, sekaligus mengusak rambut Jimin "Capek ya upacara? Maaf aku kesiangan jadi gak sempet ajak kamu bolos"
"Hm iya, gapapa"
"Tadi berangkat sama ayah?" tanya Yoongi.
Jimin menggeleng dengan bibir yang mengerucut, "Naik ojek online"
"Duh, maaf ya sayang?"
"Iya ih gausah lebay"
Yoongi terkekeh, merogoh saku celananya untuk mengeluarkan sekotak susu rasa strawberry dan menaruhnya tepat di atas meja Jimin,
"Belajar yang rajin, biar bisa aku contek" ucapnya menggoda.
Jimin merotasikan matanya agak sebal, "Sialan" umpatnya pelan.
"Yaudah, aku balik ke kelas ya. Nanti siang makan di warungnya mpok Tati aja"
"Iyaa, dah sana. Udah mau masuk" Jimin mendorong tubuh pacarnya agar menjauh dari meja miliknya.
"Iya iya, aku pergi" ujar Yoongi, terpaksa melangkahkan kakinya keluar dari kelas Jimin.
Seusai kepergian Yoongi, salah satu teman dekat Jimin langsung duduk di sampingnya dengan heboh.
"Yoongi tuh kenapa auranya beda banget kalo disamping lo?? Sumpah keliatan bucin banget dia, anak kek gitu yang suka tawuran tapi bisa bucin juga. Ga ngerti lagi gue"
Jimin menghela nafasnya ketika melihat tingkah temannya itu, "Sungwoon plis, gausah rame deh"
"Senengkan lo dibucinin dia" goda siswa bernama Sungwoon itu, mencolek-colek dagu Jimin.
"Apasihhhhhh"
"Padahal gue udah takut aja pas tau dia deketin lo, takut tau ga sih lonya diapa-apain sama dia. Duh"
"Engga kali, bisa diamuk bapak gue dia. Lo lupa gue tetanggaan sama dia?"
Sungwoon membulatkan bibirnya sambil mengangguk-angguk. Dan tak lama kemudian guru mereka pun masuk ke kelas, membuat Sungwoon terpaksa kembali ke kursinya meninggalkan Jimin yang diam-diam mengulas senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine ; YoonMin [END]
FanfictionㅡFluff but make it sad. tw // cheating, harshword, manipulating, NSFW.