Pulang sekolah, Yoongi yang bertugas mengantar Jimin memilih sekalian bermain di kediaman keluarga Park itu sebelum pulang. Padahal Yoongi dan Jimin itu tetanggaan. Rumah mereka saling berhadapan. Tapi Yoongi enggan untuk pulang ke rumah karena menurutnya ya percuma, tidak ada siapapun selain para pekerja.
Yoongi memang hanya tinggal dengan ayah dan seorang kakak, ibunya sudah lama tiada. Hubungan nya dengan sang ayah pun tidak terlalu bagus.
Yoongi lebih suka berada dirumah Jimin, rumah Jimin adalah rumah impiannya. Sangat hangat dan dikelilingi orang-orang yang hangat pula. Setiap pulang selalu disambut sang ibu yang duduk di ruang tengah sambil menonton drama lokal di TV. Ditambah suara adik Jimin yang berteriak heboh mengatakan bahwa ia merindukan sang kakak juga sering kali terdengar. Yoongi suka itu.
"Kalian udah makan belum? Bunda udah masak nanti makan ya" ujar bunda Jimin yang tengah duduk di atas sofa.
Yoongi mengangguk kemudian menggendong si bungsu yang sedari tadi loncat-loncat kegirangan melihat kakaknya pulang.
"Cimi puyang baleng mas yaa" tanya anak perempuan berumur hampir 4 tahun itu, adik Jimin. Park Jiyoon.
"Iya, biar chimmy selalu aman"
"Puyang naik motol yahh?"
"Iya dong, naik motor"
"Ihh naik motol, Yoonie mawu naik motol cugaa"
"Boleh, nanti sore kita jalan-jalan ya. Tapi Jiyoon harus bobo siang dulu. Oke??"
"Okehhh"
"Poppo?" Yoongi mendekatkan pipinya yang langsung dihadiahi ciuman basah dari Jiyoon.
"Poppo dua kali nanti dapet es krim" tawar Yoongi, lagi.
"Es kim mawuuu"
"Poppo dulu" Yoongi kini memanyunkan bibirnya, dan Jiyoon dengan senang hati mengecupnya.
Jimin yang tengah menuruni tangga sontak berteriak protes melihat sang adik mulai mendominasi pacarnya, "Heeh pacar kakak kok dicium-cium gitu!"
"Pacal Yoonie!" jawab Jiyoon tak mau kalah.
"Pacar kakak!"
"Yoonie! ㅡMas pacal Yoonie kan yahh" Jiyoon memeluk leher Yoongi dengan manja, membuat pemuda berkulit putih itu tertawa gemas.
"Ih turun gak! Yoongi itu pacar kakak, sana kamu" paksa Jimin, menarik-narik kaki mungil Jiyoon.
"Ih ndaaa mawuuu hiiiiiih" jerit sang adik, semakin mengeratkan pelukannya pada Yoongi.
"Turun!"
"Ndaaa huwaaaaa"
"Jiminnnnn adeknya jangan digodain terus kenapa sih" mendengar suara bundanya yang mengomel, otomatis membuat Jimin berhenti menggoda adiknya.
"Hehe iya bun, bercanda doang" cicit Jimin, kemudian menarik seragam Yoongi, "Yoon ayo kekamar aja"
Yoongi mengangguk dan menurunkan Jiyoon meski anak itu terlihat tidak mau turun, "Jiyoon inget kan? Sekarang bobo siang dulu baru kita naik motor. Oke??"
"Okee" jawab si kecil dan membiarkan kedua kakaknya naik keatas.
Sampai di kamar Jimin, Yoongi membuka seragamnya dan merebahkan dirinya di atas kasur milik sang pacar. Menatapi kamar yang sudah sangat ia hafal design di setiap sudutnya, kamar bernuansa biru dan kuning yang menjadi saksi bisu jatuhnya Yoongi kedalam pesona Park Jimin. Ya, di kamar ini ia meminta Jimin menjadi kekasihnya.
Jimin ikut naik ke atas kasur sambil membawa novel tebal miliknya. Novel jelly potter. Melirik Yoongi yang sudah merebahkan badannya dengan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine ; YoonMin [END]
FanfictionㅡFluff but make it sad. tw // cheating, harshword, manipulating, NSFW.