Ep. 18

6.2K 684 76
                                    

Namjoon berdiri di atas balkon sekolah, memandang ke arah lapangan di mana anak-anak sebayanya tengah asik bermain basket, bola sepak atau hanya saling bersenda gurau satu sama lain.

Melihatnya membuat senyum Namjoon terulas tipis, mengingat ke masa lalu saat dia masih menjadi anak slengean yang lebih suka bermain ketimbang belajar seperti sekarang.

"Oi Joon" sapa salah satu teman sekelasnya, Seojoon

"Yaa?"

"Gue mau ke ruang laboratorium, mau cari bahan-bahan buat praktikum besok. Lo mau ikut?" ajak Seojoon, namun mendapat gelengan dari Namjoon

"Gak deh, nanti aja gue cari sendiri"

"Okaay"

Seojoon pergi berlalu, meninggalkan Namjoon yang menghela nafas panjang. Kehidupannya di SMA terasa sangat membosankan, tidak ada kebebasan seperti yang lain. Pertemanan yang ia dapatkan disini juga hanya pertemanan yang sehat-sehat saja, hampir 80% orang-orang di kelasnya membosankan, ㅡsama seperti Namjoon. Yang mereka lakukan hanya mencari cara agar nilai mereka tidak berkurang, dan dapat melanjutkan kuliah ke Universitas ternama.

Yup.

Namjoon jadi teringat semasa dia SMP, saat dia masih menjadi sobat karib Yoongi. Melakukan hal-hal bodoh hanya dengan Yoongi, dan Yoongi pula yang mengajaknya menjadi nakal, tapi itu semua dulu. Sekarang semua telah berubah seiring bertambahnya usia mereka. Ah sepertinya tidak untuk Yoongi, anak itu masih saja nakal.

"Kenapa kita gak kerja sama aja untuk dapetin orang yang kita mau bang?"

Memikirkan Yoongi, membuat Namjoon kembali teringat dengan penawaran Jungkook yang Namjoon TOLAK mentah-mentah. Sesuka apapun Namjoon pada Jimin, Namjoon tidak akan pernah merebutnya dari Yoongi.














;

Yoongi masuk ke kelas Jimin, tanpa basa-basi langsung meminta kunci motor pada pacarnya itu

"Ngapain minta kunci motor?" tanya Jimin, heran

"Pulang" jawab Yoongi santai

"Lah mabok coy? Jam berapa ini?"

"Disiruh pulang sama Simanjuntak" jawab Yoongi membuat Jimin membulatkan matanya

"Hah kok disuruh pulang? Kenapa?"

"Tadi aku kan dipanggil sama dia, diceramahin sampe kuping aku sakit, terus disuruh pulang, yaudah pulang, enak malah"

Jimin mencubit pinggang Yoongi, membuat lelakinya meringis "Kok santai banget sih"

"Ya terus aku harus gimana? Ngemis-ngemis biar dikasih masuk kelas? Dih ogah, mending ke warkop. Buruan sini sih kuncinya"

"Ck pokoknya nanti ceritain lebih detail pas di rumah yaa" pinta Jimin sambil menyerahkan kunci motornya

"Iyaa, nanti aku jemput kalo inget"

"Harus inget lah! Aku pulangnya gimana kalo ga dijemput"

"Ada Taehyung"

"Gak ada tanggung jawabnya banget jadi pacar"

"Loh emangnya kamu hamil?"

"Bacot, sono pergi lo"

"Iya ini mau pergi"










,

Yoongi benar-benar pergi dari sekolah, dan pulang kerumah. Lebih tepatnya rumah Jimin.

Mengetuk pintu, memberi salam kemudian masuk layaknya anak baik-baik. Mendekati bunda Jimin untuk salim, dan duduk di sampingnya sambil cengengesan.

Eternal Sunshine ; YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang