22. a pshyco love

7K 374 40
                                    

Happy reading

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Yuki terduduk di pinggir kasur dengan pandangan kosong menatap benda yang berada di tangannya, tangannya gemetar kala genggamannya semakin kuat jantungnya menggila dengan mata yang tampak sayu. Ia memikirkan semuanya, apakah ini akan berdampak buruk bagi kehidupan rumah tangganya? Tapi bukankah ini adalah keputusannya dari awal, Yuki memantapkan hatinya agar tidak mudah gamang untung menentukan sesuatu yang menyangkut tentang masa depannya, entahnya yang ia rasakan sekarang adalah rasa nyaman bersama Al. Jika ia menyebutkan kata cinta, hatinya saja sulit untuk mengutarakan. biarlah cinta itu datang seiring kebersamaan mereka dan takdir yang menentukan apakah ia akan tetap tinggal atau pergi untuk selamanya dari kehidupan pria yang sudah menaburkan luka sekaligus kebahagiaan. Biarkan waktu yang menjawab itu semua, dan Yuki hanya bisa menjalani skenario yang di berikan Tuhan untuknya.

Langkah kaki terdengar samar di pendengaran Yuki, karena memang pikirannya berkelana entah kemana. Raganya berada di kamar namun pikirannya melayang entah Kemana.

"Apa yang kau pegang itu sayang?" tanya Al penasaran dengan mata menatap penuh selidik.

"Eh, bukan apa-apa."gugup Yuki yang langsung menyembunyikan benda itu di bawah bantalnya sebelum Al benar-benar melihatnya.

"Kau yakin sayang, kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan?" selidik Al.

"Ti...dak kok."

"Ah aku lelah sekali, aku ingin beristirahat."ucap Yuki mengalihkan pembicaraan.

Al tersenyum menatap ke arah Yuki, ia menghampiri istrinya dengan perlahan dan berjongkok di hadapan Yuki, membuat wanita itu gugup dengan tatapan tajam Al namun sangat dalam dan menyentuh hati paling dasar seorang Yuki.

Yuki tersentak saat Al menenggelamkan wajahnya di perut Yuki, memberikan kecupan-kecupan lembut di sana. Entah mengapa perlakuan lembut  dari Al membuat sesuatu dalam diri Yuki berdesir, ia merasa hangat dan nyaman dengan sentuhan Al saat ini di perutnya. Seakan ada ribuan gejolak kebahagian di hatinya, namun tubuhnya terdiam kaku merasakan hangatnya bibir Al mengecup perutnya dengan lembut kala lelaki itu menaikan piyama Yuki sedikit ke atas.

"Aku mungkin lelaki brengsek yang merenggut kebahagiaanmu, namun perlu kau ketahui sayang aku sangat berharap kehadirannya di rahimmu, aku sudah tidak sabar ingin memenuhi keinginan ngidammu, merasakan gerakannya di perutmu, mengajaknya mengobrol saat ia mulai tumbuh di rahimmu.  Aku sudah tidak sabar ingin mendengar ia memanggilku dengan sebutan daddy dan memanggilmu dengan sebutan mommy. Aku tersenyum seperti orang gila jika membayangkan itu, maaf aku telah egois dengan menahanmu untuk terus berada di sisiku itu semua ku lakukan karena aku takut kehilanganmu, tak perduli jika kau membenciku nyatanya aku memang pria brengsek yang pantas untuk kau benci, namun perlu kau ingat sayang pria brengsek ini sangat mencintaimu. Dan pria brengsek ini juga sedang berjuang untuk sembuh agar tidak lagi menyakitimu."

Mata Yuki sudah berkaca-kaca mendengar semua penuturan Al padanya yang sangat tulus itu. Ada rasa sesak di hatinya yang tidak bisa ia jabarkan dengan gamblangnya di depan Al, bibirnya sudah gemetar menahan tangis yang hendak pecah. Rasa haru dan bersalah masuk ke relung hatinya tanpa henti hingga hatinya seperti di tikam dan membuatnya berdenyut sakit.

"Ma...af." hanya kata itu yang bisa Yuki lontarkan untuk mewakili seluruh isi hatinya yang bercamuk karena rasa bersalahnya terhadap Al sekarang.

"Hey, mengapa istri cantikku menangis hmm? Seharusnya aku  yang meminta maaf sayang. Maaf atas perlakuan kasarku padamu. Aku berjanji untuk berlaku lembut pada istri yang sangat ku cintai ini."

Yuki berhambur kepelukan Al hingga pria itu hampir terhuyung kebelakang karena tak mampu menerima terjangan dari Yuki. Al mengelus lembut bahu Yuki bermaksud menenangkan istrinya yang sekarang berada di pelukannya.

"Apa kata-kataku menyakiti hatimu sayang?" tanya Al cemas ketika mendengar Yuki masih menangis.

"Ti..dak...hiks."

"Jika tidak mengapa kau menangis hmm?"

"Kau meninggalkan ku terlalu lama di rumah hiks...hiks"

Bukan, bukan itu yang ingin ia katakan pada Al, namun mengapa kata itu sulit sekali terucap di bibirnya hingga kata lainlah yang keluar, membuat dada Yuki semakin sesak oleh rasa bersalahnya terhadap Al.

Al terhenyak mendengar ucapan Yuki padanya "Ya Tuhan sayang, maafkan aku. Aku meninggalkanmu sangat lama di rumah, ada pekerjaan kantor yang harus ku selesaikan segera, pasti kau sangat bosan." ucap Al merasa bersalah.

"Kau sangat jahat meninggalkanku sendirian di rumah hiks."

Cup

Al mengecup kening Yuki lembut "Maafkan suami ini sayang."

"Aku akan memaafkanmu, jika kau memelukku hingga tertidur hiks..hiks."

Al tergelak, ia merebahkan tubuhnya dan juga Yuki di kasur mereka. Ah betapa bahagianya jika Yuki bermanja-manja seperti ini padanya. Rasa penatnya langsung hilang ketika melihat wajah menggemaskan istrinya. Menyesampingkan dirinya yang belum mandi, karena Al lebih memilih tidur bersama istrinya tercintanya.

"Aku mencintaimu sayang." kata itu sekarang dengan mudahnya meluncur di bibir Al hanya untuk Yuki seorang. Al tersenyum kecut saat ucapan cintanya belum terbalas sama sekali terhitung sejak sebulan mereka sudah baikan dan menjalankan rumah tangga dengan normal tetapi Yuki masih bungkam sampai sekarang ketika Al mengucapkan kata cinta untuknya. Yuki selalu berpura-pura tidur dengan memeluk tubuh Al erat.

"Tak apa jika kau belum membalas cintaku, tapi aku yakin sudah ada cinta untukku di hatimu walau sedikit. Aku akan menunggumu sayang, sampai kau juga membalas ungkapan cintaku berapa tahun lamanya aku akan tetap menunggu."

Al mengecup puncak kepala Yuki dengan sayang, beralih kepada kedua kelopak mata Yuki yang terpejam dan terakhir ke bibir kecil yang selalu menggodanya.

"Rasanya hatiku sesak karena kau isi dengan kebahagiaan sayang. Sampai aku tak tau harus bagaimana lagi jika kau tak berada di sampingku, mungkin aku akan mati. Karena hidupku hanya untukmu. Jika kau pergi maka tak ada artinya lagi aku hidup."

Yuki mendengarnya, masih sangat-sangat mendengarnya. Sesak di hatinya semakin dalam kala rasa bersalah mulai menyeruak kembali masuk ke relung hatinya. Tanpa Sadar ia semakin memeluk Al semakin erat dan di balas dengan senang hati oleh pria yang masih memakai pakaian lengkap kantornya.

"Tidurlah, aku di sini akan memelukmu erat hingga kau tertidur dan terbangun kembali."

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Terharu sama Al?

Ada apa dengan Yuki?


Banda Aceh, 9 Desember 2019








A PSYCHO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang