Happy reading
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Pagi yang cerah, secerah wajah wanita yang sedang memasak saat ini. Senyumnya tak pernah pudar di bibirnya saat mengingat bahwa sahabatnya sudah membaik pasca koma selama dua minggu, Yuki memasak sarapan paginya dengan semangat karena sang suami sudah berjanji untuk mengantarkannya ke rumah sakit untuk menjenguk Prilly.
Yuki tak tau bahwa sedari tadi ia di amati ole Al yang berada di sudut dapur bersandar pada tembok di samping kulkas. Al tersenyum tipis melihat bagaimana bahagia dan semangatnya Yuki memasak. Langkah pelannya mulai mendekat ke arah Yuki,tanpa di ketahui oleh Yuki, Al melingkarkan tangannya pada perut rata Yuki.
"Masak apa hmmm?"tanya Al yang sudah menaruh dagunya di bahu Yuki. Yuki yang awalnya tersentak kaget menetralkan kembali jantungnya ketika tahu siapa yang memeluknya dari belakang.
"Shop buntut, aku coba buat makanan kesukaan kamu."
Lagi dan lagi Al tersenyum saat mengetahui Yuki sedikit demi sedikit mulai perhatian padanya dengan menanyakan makanan kesukaannya dan berakhir istrinya memasak di dapur, walau Al melarang Yuki untuk memasak dengan dalih tidak ingin membuat wanita itu lelah. Namun tetap saja yang namanya Yuki akan tetap keras kepala, akhirnya Al mengalah daripada sang istri mengambek dan berakhir mencuekinya lebih baik Yukinya memasak karena sejujurnya masakan buatan Yuki sangatlah enak membuat Al ketagihan.
"Lepas dulu ih, aku risih. Gak bisa gerak mas."
Nah, satu lagi yang membuat Al tersenyum seperti orang gila yaitu saat Yuki memanggilnya dengan sebutan 'mas'. Panggilan itu sangat memiliki arti penting bagi Al, ia merasa sangat di hormati oleh Yuki sebagai suami. Walaupun Yuki tidak memanggilnya dengan sebutan yang romantis, tapi bagi Al panggilan mas sudah sangat romantis terdengar di gendang telinganya membuat hatinya membuncah dengan rasa yang tidak bisa di jabarkan olehnya sendiri.
"Mas kenapa sih, senyum-senyum gak jelas dari tadi."protes Yuki ketika melihat Al tersenyum sendiri dan tak melepaskan pelukan dari tubuhnya membuat Yuki sedikit kesal pada Al.
"Inget yang semalam gak yank?"tanya Al menggoda membuat Yuki yang tau arah pembicaraan Al mulai bersemu merah.
"Apaan sih." elak Yuki
"Mas Al, Yuki gak kuat."goda Al
"MASSSS."
"Hahahaha, kamu lucu deh kalau lagi kesel begini. Jadi pingin kurung kamu di kamar terus. Apalagi lihat muka kamu yang memerah begitu."
"Sekali lagi godain Yuki, jangan harap tidur di kamar."
Al langsung kicep, tersenyum masam ke arah Yuki.
"Gak lagi deh, kamu ancamannya sekarang serem."
"Lepas dulu mas pelukannya, aku mau taruh sup di mangkok ini."
"Iya sayang, bawel banget deh."
Al akhirnya mengalah ia berjalan ke arah meja makan menunggu Yuki mempersiapkan semuanya. Yuki melihat ke arah Al dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Yuki bahagia dengan perubahan Al yang mulai hangat padanya, tapi kehangatan ini akankah bertahan jika Al mengetahui semuanya. Ada rasa sesak di hatinya kala mengingat apa yang telah ia lakukan dan mungkin akan membuat Al kecewa padanya.
"Maaf." ucapnya dalam hati, namun ini adalah pilihannya dari awal. Pilihan yang membuatnya bimbang, bimbang dengan kata hati dan egonya. Yuki mengela nafas pelan sebelum beranjak menemui Al, ia berusaha menampilkan senyuman terbaiknya di depan Al.
"Sayang, aku mau di suapin aja ya."
"Makan sendiri mas, manja banget sih."
"Sayang kamu tahu, aku berusaha untuk menjaga keutuhan rumah tangga kita dengan menciptakan suasana romantis walau sesederhana apapun itu. Aku berusaha untuk menjadi suami yang kamu impikan walau aku tahu kamu belum sepenuhnya bisa menerima aku. Aku tau ini semua kesalahan aku dari awal, tapi aku mencoba memperbaikinya. Jadi tolong bantu mas agar bisa meyakinkan kamu bahwa mas ingin benar-benar berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
A PSYCHO LOVE
Romance21+ Seano aldebaran kohler yang sering di panggil al menatap tajam seorang mahasiswinya. "kamu milik saya" "saya milik orang tua saya pak" "saya gak perduli, sekarang kamu milik saya"ucap al berlalu pergi meninggalkan gadis tersebut. Yuki mentari...