34. A pshyco love

5.3K 341 29
                                    


Happy reading

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

"Mas Al."teriak Yuki dengan senyuman manis nya seketika Al yang mendengar suara sang istri langsung menoleh ke arah sumber suara, ia melihat ke arah jalanan di sana mobil melaju kencang tepat saat sang istri menyebrang.

"Sayang awas."teriak Al dengan nafas tercekat jantungnya seperti di paksa lepas melihat itu semua martabak yang ia beli terjatuh seketika bahkan semua persendian tubuhnya terasa sangat sakit.

"Ini baru awal."gumamnya sinis kemudian mobil itu melaju kembali. 

Al berlari dengan sekuat tenaga menghampiri Yuki yang sudah di tolong oleh Hans. Ia langsung mengambil ahli Yuki yang berada di pelukan Hans karena pria itu yang menolong Yuki dengan cepat saat mobil yang sepertinya Hans kenali melaju kencang hampir menabrak Yuki untung saja Yuki bisa Hans selamatkan dengan cepat jika tidak mungkin Yuki sudah tertabrak dan tubuhnya terpental jauh.

"Kamu gak papa kan sayang?"tanya Al mengecek seluruh tubuh Yuki dengan teliti ia tampak marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menyelamatkan Yuki dengan cepat sehingga Hans dengan bebas memeluk istrinya.

Yuki menggeleng namun wajahnya tampak pias karena syok dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Al mendekap tubuh Yuki mencoba menenangkan istrinya yang tampak syok.

"Hans kamu tau apa yang harus kau lakukan?"geram Al

"Iya tuan, saya sangat tau."

"Kita pulang sekarang, aku tak ingin ke kantor semua pekerjaan aku serahkan padamu."

"Itu hukuman untukmu Hans."

Hans hanya bisa menghela nafas saat melihat tingkah tuannya yang semakin hari semakin menyebalkan jika menyangkut dengan Yuki yang di sentuh seujung kuku saja bisa membuat Al bringas. Membuat Hans merinding jika benar-benar ia di penggal jika menyentuh Yuki untung saja Al masih punya rasa kemanusiaan padanya mungkin ucapan terima kasih terhadap dirinya yang sudah menolong Yuki walau tidak di ucapkan dengan kata-kata oleh Al.

"Mas sakit."ringis Yuki lirih.

"Apanya yang sakit sayang? Katakan pada mas!"ucap Al yang benar-benar khawatir dengan keadaan Yuki dan kandungannya.

"Tuan, darah."seru Hans melihat darah yang mengalir dari kaki Yuki.

"Kita ke rumah sakit sekarang Hans."ucap Al panik langsung membopong Yuki memasuki mobil

Mobil Al melaju dengan kencang dengan Hans yang mengendarainya, Al memeluk Yuki erat melihat wajah sang istri yang meringis kesakitan membuat Al benar-benar tidak tega jika bisa ia yang menggantikan rasa sakit yang istrinya derita. Jika dulu dirinya yang sangat tega menyakiti Yuki namun sekarang ia tidak tega sama sekali.

"Brengsek."umpat Al dalam hati jika sudah ia temui siapa yang hampir menabrak istrinya, habislah riwayat mereka.

"Mas sa...kit."adu Yuki dengan suara lirihnya. Syok yang mendalam membuat perut nya bereaksi yang menyebabkan pendarahan. Yuki takut, takut tak bisa mempertahankan anaknya yang belum sempat lahir kedunia, sebagai calon ibu, Yuki sangat menyayangi anaknya.

"Genggam tangan mas sayang, bagi rasa sakit yang kamu rasakan untuk mas. Mas yakin kamu wanita yang kuat."ucap Al menerima genggaman tangan Yuki yang sangat kuat, ia rasakan begitu dingin tangan sang istri membuat rasa takut menyelusup ke relung hatinya.

Al mengecup bertubi-tubi puncak kepala Yuki dengan sayang, melihat darah masih mengalir dari paha kaki sang istri membuat Al semakin panik.

"Cepat Hans!"bentak Al membuat Hans mempercepat laju mobilnya.

"Sayang."panggil Al lembut namun tak ada sautan dari sang istri. Al melihat mata indah Yuki sudah terpejam membuat nafas Al tercekat, sesak sekali rasanya. Bahkan air mata yang tak pernah keluar kini keluar dengan lancang nya.

"Bangun sayang, kamu sudah berjanji untuk bersama dengan mas selamanya."gumam Al dengan menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Sudah sampai tuan."ucap Hans yang iba dengan Yuki dan juga Al.

Al langsung membopong Yuki keluar, ia berteriak dengan kencangnya tak memperdulikan rumah sakit yang ramai.

"DOKTER TOLONG ISTRI SAYA."teriak Al tanpa memperdulikan sekitarnya.

Para suster dan dokter datang membantu Yuki menidurkannya di brankar mendorongnya hingga masuk ke ruang UGD.

"Bapak silahkan menunggu di luar."ucap salah satu suster yang hendak menutup pintu ruang UGD namun Al menahannya karena ia ingun masuk menemani Yuki di dalam sana.

"Sialan, aku ingin menemani istriku di dalam."ucap Al marah.

"Tidak boleh pak, bapak menunggu di luar saja agar kami bisa menangani istri anda dengan cepat."

"Brengsek kalian, awas saja jika terjadi seauatu dengan istri saya, saya akan menuntut rumah sakit ini."teriak Al marah saat pintu ruangan itu di paksa tutup.

Hans yang melihatnya tak bisa berbuat apa-apa ia hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja, bahkan ia rela menunda pernikahannya hanya karena mengawasi seseorang yang selama ini mengancam keselamatan sang nyonya. Pernikahan yang seharusnya sudah terjadi 7 bulan yang lalu kini harus tertunda dan Hans harus menunggu 2 minggu lagi agar pernikahannya terlaksana. Prilly juga memahami apa yang terjadi dengan sahabatnya jadi ia rela menunda pernikahannya dengan Hans.

"Agrhhhhh."teriak Al menjambak rambutnya frustasi.

"Hans cepat temukan orang yang ingin menyelakai istriku, bawa dia ke ruang biasa tempat kita memusnahkan mereka."ucap Al dengan pancaran mata tajamnya yang sangat menyeramkan itu.

"Baik tuan."

"Ingat bawa dia hidup-hidup di depanku."

"Saya akan menemukannya tuan, anda tenang saja."

Al mengangguk dengan mata memerah dan kepalan tangannya yang sangat kuat pertanda bahwa dia benar-benar sudah tidak sabar menghabisi seseorang yang dengan beraninya mencelakai Yukinya.

Dokter keluar dengan wajah yang tidak bisa Al baca ekspresinya membuat jantung Al berdetak kuat sehingga menimbulkan rasa sakit yang sangat menghimpit dadanya.

"Bagaimana dengan keadaan istri saya dok?"tanya Al tak sabaran

"Istri anda baik-baik saja pak, ia hanya syok yang menyebabkan pendarahan kecil. Kandungan istri anda juga sangat kuat, tidak ada hal serius yang bisa membahayakan keduanya pak. Bapak langsung bisa melihat istri bapak setelah di pindahkan di ruang perawatan. Dan sebaiknya istri anda di rawat terlebih dahulu selama dua hari agar memulihkan kondisinya yang syok."

"Baik dok."ucap Al datar tanpa mengucapkan kata terima kasih karena lelaki kejam dengan ego yang sangat tinggi itu tidak bisa mengucapkan kata terima kasih dengan gamblangnya kepada orang lain.

Kini Al memasuki ruang rawat Yuki setelah istrinya itu di pindahkan, ia menghampiri sang istri yang masih terlelap dalam tidurnya karena di berikan obat tidur agar Yuki istirahat. Al duduk di kursi sebelah brankar sang istri menggenggam tangan istrinya dengan penuh kelembutan.

"Aku sudah berjanji siapa pun yang menyentuh dan melukai dirimu akan ku musnahkan dari dunia ini dengan cara ku sendiri, karena kamu adalah nyawaku Yuki."ucap Al mengecup punggung tangan Yuki lembut.

"Cepatlah bangun, kau tidak merindukan ku?"

"Aku sangat mencintaimu Yuki, melihatmu terluka sedikit saja jantung ku seperti berhenti berdetak sampai aku ingin mati rasanya. Jadi siapa pun yang berani menggores luka di kulit tipismu sedikit saja aku akan membalasnya dengan luka sayatan yang lebih besar hingga mereka meraung ampun karena kesakitan yang mereka terima, termasuk pria tua yang kau anggap sebagai mertua itu, aku tak segan-segan mematahkan lehernya jika sampai aku tau ia yang melukai dirimu, kali ini tak ada ampun baginya sekali pun kau mencegahku nantinya."

A PSYCHO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang