32. A pshyco love

6.2K 325 55
                                    


Happy reading

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Al hanya bisa menghela nafas kesal saat Yuki meminta Al untuk mengubah warna cat tembok kamarnya dengan warna pink, sungguh warna tembok kamarnya sudah sangat bagus warna gold bercampur hitam itu sudah membuat Al tenang namun dengan seenaknya sang istri meminta mengubah warnanya menjadi warna pink, itu harus di lakukan oleh Al sendiri. Istrinya ini sangat suka menyiksa dirinya dengan hal berbau warna pink yang sangat ia benci.

"Nah warna pink ini bagus mas."ucap  Yuki yang menunjukkan warna hot pink pada Al melalui handphonenya.

"Itu terang banget sayang, jangan warna pink ya. Warna biru atau putih aja lah."ucap Al yang melihat warna pink yang di tunjuk istrinya.

"Ih gak mau, adek nya mau warna pink Yuki gak mau tau ya mas harus cat ulang kamar kita dengan warna pink."

"Ya jangan warna pink loh sayang, pink itu jelek banget warnanya, serius deh mas gak suka."

"Yuki gak mau tau, pokoknya kamar kita cat dindingnya harus warna pink kalau perlu seprai, bantal, dan gorden warna pink, lemari juga."

Al menghela nafas kesal "terserah kamu, jangan suruh mas yang cat dinding."ucap Al berlalu pergi meninggalkan Yuki, ia benar-benar kesal dengan tingkah istri nya yang sejak hamil sangat menyukai warna pink, Al tidak masalah jika baju atau aksesoris sang istri yang berwarna pink tapi jangan kamar juga, ia lelaki yang tak suka dengan warna pink.

"Mas mau kemana?"teriak Yuki kesal.

"Kantor."

"Mas mau ninggalin Yuki?"tanya Yuki lirih.

"Ada banyak pelayan di rumah, mas harus mengerjakan pekerjaan penting."

"Lebih penting dari Yuki dan anak mas?"tanya Yuki dengan mata berkaca-kaca. Al hanya bisa menghela nafas menghampiri Yuki kembali.

"Jangan nangis."

"Pergi, gak usah peduli lagi sama Yuki. Yuki gak lebih penting dari pekerjaan mas, mas ingkar janji sama Yuki, mas bilang akan menuruti semua keinginan Yuki nyatanya mas bohong. "

"Sstttt."

Al membawa Yuki kepelukannya, menenangkan Yuki yang sangat sensitif sekali hari ini.

"Oke kita cat ulang kamar kita dengan warna pink, tapi jangan mas yang mengecat, mas gak bisa biar nanti mas suruh Hans mencari orang yang profesional untuk mendekor ulang kamar kita dengan warna pink semua, termasuk lemari pink yang kamu inginkan. Sekarang ikut mas ke kantor saja, ayo."ucap Al mengalah. Ini lebih baik daripada melihat Yuki menangis sesugukan, istrinya ini berubah cengeng jika ia tak menuruti kemauan Yuki. Walau harus menelan pil kekesalan yang sangat mendalam Al hanya bisa pasrah saat nanti melihat kamarnya sudah berwarna pink semua termasuk tempat tidur dirinya dan Yuki.

"Ini bener Yuki mau di ajak ke kantor mas?"

"Iya bener, mas akan mengenalkan kamu keseluruh karyawan mas. Agar semua orang tau bahwa wanita yang sangat cantik ini adalah istri mas."

"Tapi, Yuki takut."

"Apa yang di takutkan sayang, ada mas di sini yang akan selalu menjaga kamu. Mas yakin tidak akan ada yang berani mengusik kamu saat mereka tau kamu istri mas."

"Yuki takut malu-maluin mas di depan karyawan mas."

Al tersenyum menenangkan ke arah Yuki."Kamu gak akan malu-maluin mas kok, jangan ragu. Angkat dagumu saat orang-orang merendahkanmu, ucapkan dengan lantang bahwa Yuki Mentari Ulfa adalah seorang istri dari Seano Aldebaran."

Mata yang tadinya menyiratkan keraguan kini tersenyum tanpa ragu melangkah bersama Al dengan tangannya yang setia melingkar di lengan Al yang berotot.

"Sampai di kantor jangan lirik pria lain, atau mas akan congkel mata mereka."

"Ya ampun, mana Yuki bisa ngelirik pria lain kalau ada pria di samping Yuki yang sangat ganteng, apalagi sebentar lagi akan menjadi hot daddy."

"Waspada aja sayang."enteng Al yang mendapat kekehan dari sang istri

Di sinilah mereka sekarang, di kantor milik Al yang ia beri nama Alki Corp. perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata Al dirikan untuk sang istri tercinta tanpa sepengetahuan Yuki, sang istri. Semua menatap Al dan Yuki takjub, pasalnya Al tidak pernah membawa wanita ke kantornya.

"Mas."bisik Yuki semakin mengeratkan pelukannya pada Al.

"Tenang sayang, mas akan mengenalkan kamu keseluruh karyawan, mas sudah menyuruh Jordi untuk mengumpulkan semua karyawan di ruang rapat."ucap Al tenang menatap karyawan yang melihat dengan dingin, Jordi adalah sekretarisnya, bahkan ia memilih sekretaris lelaki dari pada wanita.

"Kamu hanya diam dengan memeluk mas, tatap mas saja ketika mas menyampaikan pada mereka bahwa kamu adalah istri mas, sekarang kita langsung ke ruang rapat."

"Tapi..."

"Sudah mas katakan, istri dari CEO tidak boleh ragu seperti ini."

Yuki mengangguk tersenyum kecil karena jantungnya tidak berhenti berdetak tak karuan, ia sangat gugup sekarang bahkan telapak tangannya sampai mengeluarkan keringat.

Langkah tegas Al menuntun Yuki menuju ruang rapat, kakinya melangkah dengan ragu saat memasuki ruangan tersebut, Yuki menelan ludahnya gugup saat semua yang berada di ruangan tersebut menatapnya.

"Ekhem, saya di sini tidak akan berbasa-basi. Saya mengumpulkan kalian semua di sini karena saya ingin memperkenalkan istri saya,   wanita yang di samping saya ini adalah istri saya, Yuki Mentari Ulfa. Kalian harus menghormati dia sebagaimana kalian menghormati saya, jika saya melihat kalian membuat istri saya tak nyaman, saya tidak akan melepaskan kalian begitu saja."

"Baik pak, istri anda sangat cantik. Salam kenal bu Yuki."

"Salam kenal."

"Sudah perkenalannya, kalian boleh keluar."ucap Al dingin

Semua karyawan menatap kagum ke arah Yuki karena bisa membuat Al bertekuk lutut seperti itu, terlihat dari mata Al yang sangat memuja Yuki. Mereka tak berani berlama-lama menatap istri CEO tersebut karena Al menatap para karyawan lelaki dengan tajamnya.

"Kok diam?"tanya Al saat para karyawan sudah keluar termasuk sang sekretaris, Jordi.

"A-aku gak tau harus mengucapkan apa."

"Sekarang semua sudah tau bahwa kamu adalah milik mas, istri dari seorang Al."

"Jangan pernah ragu lagi, tersenyumlah."

"Iya mas, Yuki tidak akan pernah ragu lagi."

"Sekarang temani mas bekerja."

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

"Kamu sudah berani memperkenalkan wanita murahan itu Al, lihat saja apa yang akan daddy lakukan pada wanita itu. Kamu bermain-main dengan daddy mu sendiri hmm."

"Kita lihat permainan siapa yang akan menang, daddy atau kamu?"

Senyum sinis terlihat dari mata pria paruh baya itu, saat menatap Al berjalan berdampingan dengan Yuki.




A PSYCHO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang