42. A psycho love

4.7K 303 41
                                    


Happy reading

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Yuki sedikit meringis saat ia menggerakkan tangan kanannya, ternyata punggung kanannya terasa sangat nyeri. Yuki tidak tau efek dari tembakan akan jadi begini, namun ia bersyukur peluru itu tak mengenai sang suami. Ringisan itu ia tahan karena tak ingin membangunkan Al yang masih tertidur di sofa bersama Angel yang tertidur di dadanya.

Angel tampak tenang tertidur di dada bidang sang daddy, dengan perlahan Yuki turun dari tempat tidurnya tanpa sadar ia melakukan banyak gerakan sehingga membuat dirinya memekik kesakitan membuat Al langsung terbangun dengan panik dengan Angel yang masih tertidur.

"Sayang."panik Al membawa Angel ke gendongannya menghampiri Yuki yang berjongkok menahan sakit yang kuar biasa pada punggung nya.

"A..ku...ga..k...pa...pa mas."ucap Yuki terbata.

Al dengan cepat meletakkan Angel di box bayi nya, setelah itu ia menggendong Yuki menuju sofa, melihat darah yang merembes di balik baju rumah sakit Yuki membuat Al tambah panik.

"Buka baju kamu!"

"Aku gak pa-pa mas, cuma perih aja."

"Punggung kamu berdarah, kamu bilang tidak apa-apa Yuki."geram Al melepas baju Yuki dengan hati-hati.

"Berbalik! mas akan ganti perban kamu."

Yuki menurut karena melihat rahang Al yang mengeras menjadi takut, ia melirik Al sekilas yang mengambil air hangat serta perban untuknya.

"Mengapa sangat bandel sekali istri mas hmm? Sudah mas katakan bangunkan mas jika kamu butuh sesuatu."ucap Al dengan tangan yang membersihkan darah Yuki memakai handuk serta air hangat.

"Aku tadi hanya ingin buang air kecil dan tak ingin mengganggung tidur Angel yang berada di atas dada mas."

Al mengela nafas, sungguh ia sangat khawatir dengan keadaan Yuki. Ia tak bisa melihat Yuki sakit sama sekali jika bisa ia yang akan menggantikan seluruh rasa sakit yang istri nya rasakan.

"Jika sudah begini, kamu membuat mas takut sayang."

"Iya mas, maafin Yuki."

"Sudah selesai, jika ingin ke kamar mandi ayo mas bantu."

"Maafin Yuki dulu."

"Iya sudah mas maafkan, tapi ingat jangan mengulanginya lagi."

Keduanya tersenyum hangat dengan Al yang sangat berhati-hati membantu Yuki agar darah tidak kembali merembes di baju sang istri.

"Mas tunggu di sini."

"Tapi mas Yuki malu, mas bisa tunggu di sofa saja bersama Angel, Angel sendirian mas."

"Mas akan tunggu di sini, cepat pipis atau mas yang akan melepaskan celanamu saat ini juga."

"Yuki sendiri aja mas."ucap Yuki cepat membuat Al tersenyum miring.

Setelah keluar dari kamar mandi Al dan Yuki mendengar suara rengekan Angel, ternyata anak mereka sudah bangun dengan kaki menendang-nendang dan mengemut tangannya sendiri.

"Anakmu mas."

"Anak kita sayang."

"Sepertinya Angel ngompol mas, mas bisa gantiin popok Angel?"

"Kamu tenang saja, mas yang akan menggantikannya."ucap Al sedikit ragu.

"Mas yakin? Kalau tidak bisa, biar Yuki saja."

"Yakin sayang, mas tidak mau melihat kau terluka lagi cukup perhatikan mas, beritahukan apa yang harus mas lakukan."

"Lepas popok Angel mas, ambil minyak, bedak dan popok nya di lemari."

"Sudah sayang, terus?"

"Pakaikan popo Angel dengan perlahan seperti yang mas lihat di youtobe kemarin."

"Baiklah."

Al dengan hati-hati memasang popok sang anak, Angel terlihat diam sedari tadi memandang Al yang sedang menggantikannya.

"Selesai."

"Daddy jago ya Angel."

"Iya dong, siapa dulu daddy Angel."

Al mencium gemas pipi sang anak lalu ia berikan Angel pada Yuki untuk di berikan asi.

"Mas?"

"Iya sayang."

"Mas tidak memberitahu daddy dan mommy kalau Yuki sudah lahiran? Siapa tau daddy akan luluh jika melihat Angel."

Rahang Al mengeras menatap Yuki yang sedang memperhatikan Angel itu, istrinya belum tau jika daddy dan mommy sudah menjadi orang miskin akibat perbuatan Al sendiri.

"Tidak perlu."

"Tapi mas, bagaimana pun mereka harus tau."

"Tidak Yuki, kamu jangan membantah perkataan mas. Mas sungguh malas membahas mereka, setiap kita mengobrol nama mereka harus terselip di bibirmu, mas benci itu! Mas keluar sebentar."

Yuki hanya bisa menghela nafas lelahnya, menatap Al yang pergi meninggalkannya. sampai kapan suami nya harus begini? Sampai kapan ia akan terus di benci sang mertua? Yuki lelah, ia ingin seperti menantu yang lainnya di sayang oleh mertua dan di perhatikan saat dia baru melahirkan bukan dari Al saja.


A PSYCHO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang