27. A pshyco love

6.2K 344 28
                                    

Happy reading

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
 
Mata itu menatap benda yang di pegangnya dengan sangat tajam, giginya bergemelutuk menahan amarah yang luar biasa, tangannya mengepal meramas benda yang ia temukan hingga buku-buku tangannya memutih. Matanya tampak sangat memerah karena ia benar-benar di bohongi, jadi selama ini yang membuat Yuki seperti ini adalah benda laknat yang ia genggam hingga hancur. Ia merasa menjadi pria yang sangat bodoh. Pintu terbuka menampilkan wajah ceria Yuki yang habis memasak kesukaan Al, ia sangat bahagia hari ini karena Al ingin mengajak nya jalan-jalan.

"Mas ayo ki..."

"Jelaskan apa ini Yuki."ucap Al dingin menatap ke arah Yuki yang sudah menegang.

"Jadi selama ini kamu membohongi aku, kamu sengaja minum pil pencegah kehamilan agar kamu tidak hamil anak aku, sebegitu benci kah kamu sama aku Yuki."teriak Al dengan amarahnya membuat Yuki menggeleng dengan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya.

"JAWAB! JANGAN HANYA MENANGIS SAJA."

"Mas aku bisa jelasin, a-aku..."

"CUKUP! Aku berubah demi kamu Yuki, aku mencoba menjadi suami yang baik buat kamu. Mencoba menyembuhkan diri aku, tapi apa? Kamu menghancurkan semuanya. Kamu berhasil Yuki, kamu berhasil buat aku hancur. Kamu mau bebas, kan? Silahkan kalau itu yang kamu mau aku tidak akan mencegah mu, terserah kamu sekarang. Aku tau sekarang apa yang membuatmu seperti ini Yuki, kamu merasa bersalah dengan meminum pil pencegah kehamilan ini, kan? "ucap Al melempar pil tersebut dan melenganggang pergi namun Yuki langsung memeluk Al dari belakang menumpahkan tangisnya di punggung Al. Hati Al sakit saat menemukan pil pencegah kehamilan di bawah bantal Yuki, ia tadi membereskan kasur mereka akibat percintaan panas mereka tadi malam dan sebagai imbalannya Al membereskan kasur dengan Yuki yang memasak untuknya namun apa yang ia dapat membuat hatinya benar-benar sakit dan hancur berkeping-keping. Sebegitu jijik kah Yuki memiliki keturunan darinya? hingga wanita itu meminum pil itu. Al menangis dalam hati, ia ingin berteriak dan marah pada Yuki namun hatinya tak sanggup melihat Yuki menangis, tapi ia benar-benar kecewa jika Yuki ingin pergi darinya sekarang Al tidak bisa mencegah terserah Yuki mau apa.

"Hiks...hiks aku bisa jelesin mas."

Al melepaskan pelukan Yuki dengan kasar, ia keluar dari kamar begitu saja meninggalkan Yuki yang menangis terisak hingga terjatuh.

"Mas Al aku bisa jelasin semuanya hiks...hiks."ucap Yuki lirih. Ia sudah tidak meminum pil itu sejak 6 bulan yang lalu, saat Al mengungkapkan rasa cinta untuk dirinya saat itu juga ia bertekad akan mempunyai anak dari Al melupakan rasa bencinya terhadap Al. Bukan ini yang membuatnya tertekan seperti ini tapi...

Flashback

Yuki berjalan-jalan di mall bersama Prilly, ia sudah meminta izin dengan Al dan pria itu mengizinkan jika Yuki di temani oleh Prilly. Yuki tertawa karena mereka habis memenangkan time zone. Mereka lelah akhirnya Yuki memutuskan untuk mampir di cafe mencari makanan karena perut mereka sudah meronta untuk di isi.

Tawa Yuki terhenti saat melihat daddy Al yang sudah berada di depan mereka, Yuki tampak gugup saat pria paruh baya itu menatap nya dingin dan penuh kebencian terhadap dirinya.

"Saya tidak mau berbasa-basi terhadap wanita murahan seperti mu, saya sudah melarang Al untuk menikah dengan wanita rendahan seperti kamu tetapi ia melawan saya hanya untuk membela kamu, anak saya menjadi pembangkang karena kamu. Saya hanya memperingati kamu jangan pernah menganggap saya sebagai mertua dan satu lagi saya tidak sudi memiliki cucu dari wanita  sepertimu, jadi saya tekankan sekali lagi tinggalkan anak saya dan buat dirinya membenci dirimu dengan kamu tidak ingin mengandung anaknya."ucap daddy Al melenggang pergi meninggalkan Yuki dan Prilly yang mematung.

"Dasar gundoruwo."teriak Prilly emosi.

"Ki kamu gak pa-pa?"tanya Prilly lirih melihat Yuki menangis tampak terguncang dengan ucapan daddy Al.

"Pril, aku baru saja memulai mencoba menerimanya tapi mengapa takdir seolah mempermainkan aku?"

Yuki tersadar dari lamunannya, saat kepalanya tiba-tiba berdenyut sakit dan perutnya bergejolak, ia berlari ke kamar mandi memuntahkan semuanya. Yuki tampak lemas dengan bibir pucat, ia kembali menangis menggigit jarinya. Pasti sekarang Al sangat membencinya, ia menggeleng, ia harus bisa memperbaiki semuanya. Ini semua akibat kesalahannya yang tak jujur dari awal dengan Al namun itu semua Yuki lakukan karena ia takut dengan ancaman yang selalu ia terima dari daddy Al, setiap harinya pria paruh baya itu mengancam lewat pesan yang ia kirim untuknya membuat Yuki tertekan dan sakit, wanita itu selalu bergumam maaf pada Al karena membohongi pria itu, Yuki memberanikan diri tidak meminum pil itu lagi walau ancaman daddy Al selalu menghantuinya tetapi ia lupa membuang pil yang berada di bawah bantalnya hingga Al salah paham terhadapnya sekarang apa yang harus ia lakukan Yuki tak tau.

Al mengancurkan apa saja yang ia ketemui di ruang kerjanya membuat ruang kerja yang berada di rumahnya berantakkan.

"Arghhhh."teriak Al meninju kaca lemari dengan kuat membuat tangan Al berdarah, tapi rasa sakit di tangannya tidak sebanding dengan rasa  sakit dihatinya hingga tak berbentuk.

"Kenapa Yuki? Kenapa?"teriak Al penuh dengan amarah, ia kembali melempar berkas-berkas penting yang berada di mejanya hingga beramburan ketukan pintu kerjanya ia abaikan begitu saja hingga Hans melenggang masuk menyaksikan betapa hancurnya Al saat ini.

"Tuan."

"Keluar Hans, keluar!"

"Tapi ada informasi penting tentang daddy anda yang sudah..."

"Aku tidak mau mendengar apapun tentang pria tua itu saat ini, aku ingin sendiri. Dan ambilkan vodka untukku."

"Tapi tuan anda tidak meminum benda haram itu lagi, itu sangat berbahaya tuan karena kadar alkoholnya sangat tinggi."

"Ambilkan sekarang Hans!"teriak Al menggema membuat Hans mengangguk patuh walau sebenarnya ia khawatir dengan keadaan Al. Seperti nya Hans tau apa yang membuat tuannya seperti ini, tapi ini tidak sepenuh nya salah Yuki. Ada dalang di balik Yuki seperti ini, walau ia pernah membelikan pil penjegah kehamilan untuk Yuki, tapi Hans yakin Yuki tidak meminum nya pil itu lagi. Hans harus menuntaskan kesalahpahaman ini agar tuannya kembali seperti Al yang ceria bukan Al yang menyeramkan seperti ini lagi.

Al meminum vodka nya tanpa henti tenggorokannya seperti terbakar, namun Al tetap meminumnya. Al masih dengan kesadarannya walau ia sudah meminum banyak namun bayangan Yuki yang membuatnya hancur seperti ini tidak membuat Al mabuk sedikit pun ia hanya merasa sangat pusing pada kepalanya hingga membuat kepalanya terasa ingin pecah.

"Brengsek."ucap Al melempar botol vodka nya saat kesadarannya mulai menipis, rasa sakitnya mulai hilang ketika mabuk mulai menyerangnya.

"Yuki kau berhasil menghancurkan ku."






A PSYCHO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang