8♡ Back

25.5K 2.7K 400
                                    

❤My Absurd Boyfriend❤
Jeno x Renjun









"Kok bisa adek sakit? Kamu gak bener jagainnya ya?"

"Makanya mama pulang! Ngapain sih ngintilin papa? Udah tua juga, papa bisalah ngurus diri sendiri! Kan aku juga masih sekolah mah"

"Gak usah ngegas. Iya iya mama pulang. Tapi, gak ada ya main malem gitu? Gak ada habis pulang sekolah mampir mampir gitu? Gak ada yang namanya pacaran ampe gak inget waktu? Dan gak ada minta uang saku kalo belum-"

"Oke oke. Aku bakal jagain adek yang bener mulai sekarang. Udah gak usah pulang kasian papa. Nanti kalo urusan disitu udah selesai baru, urus yang ditempat lain. Yang penting rekening abang sama adek terisi. Bye mah! Lop yu!!"

Bipp...

"Huhh... mending ngurus Renjun sendiri dari pada mama harus pulang"

Hari itu sudah dua hari Renjun sakit. Lucas masuk kedalam kamar Renjun membawa satu gelas susu hangat.

"Dek"

"Hm" Renjun tidur dengan memiringkan badannya, membelakangi Lucas.

"Minum susu"

"Hm"

Lucas duduk dipinggiran tempat tidur Renjun.
"Kamu mau mama pulang?"

"Mau"

"Serius?! Kalo iya abang bilangin biar mama pulang" Lucas menggaruk kepalanya. Padahal tadi ia sudah bilang tidak.

"Hm"

"Minum dulu toh"

"Nanti"

"Kenapa sih?" Lucas sedikit berdiri mencoba melihat wajah adiknya.

Renjun sedang mengusap fotonya dengan Jeno.
"Ngapain sih?"

"Hiks.... kangen Jeno.."

"Gak ada gunanya kamu nangisin Jeno tiap hari"

"Biarin"

Lucas mendengus kesal. Merebut foto itu dari Renjun.
"Abang!!!"

"Abang bakal bakar semua foto Jeno disini" Lucas mengambil semua bingkai foto yang terdapat wajah Jeno disana. Menggeladah laci meja dan bahkan rak buku untuk mengambil album foto.

"Abang!! Jangan!! Pliss!! Itu satu satunya kenangan aku sama Jeno!! HUWAAAA!!! JANGAN!!! ABANGG!!!! AKH! JAHATTTT!!"

Kemudian suara pecahan terdengar diruangan itu. Lucas menatap Renjun. Baru saja melempar gelas susu di meja. Renjun tidak peduli, ia terus menatap Lucas tajam.

Dengan tangan penuh membawa foto foto milik Renjun. Lucas menatap Renjun tidak percaya. Kemudian, pergi dari kamar Renjun.

Renjun semakin terisak. Rasanya ingin mati saat itu juga. Tidak ada lagi yang mengobati rasa rindunya. Selain kenangan kenangan yang tersimpan jelas di memori ingatannya.

.

.

Keesokan harinya Renjun memaksakan diri berangkat sekolah. Tidak perduli Lucas yang tidak mau mengantarnya. Renjun memilih pergi ke halte bus.

Sesampainya di sekolah ia hampir saja terlambat sebab bus yang ia tunggu sedikit lama.

"Huang Renjun. Bisa bantu bapak? Kamu pelajaran bapak kan?"

"Iya, mungkin"

"Tolong bawain proyektor ya?"

"Siap.." Renjun jalan di belakang gurunya itu. Membawa tas proyektor yang tidak terlalu berat.

He is Mine🔞| NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang