Red Eyes | two

10.4K 1.4K 169
                                    

Lee Jeno x Huang Renjun
Happy Reading
__________________

Jeno mengernyit. Setelah kelas berakhir, ia berusaha menghampiri Renjun, sebab hanya Renjun yang ia kenal. Namun, Renjun keluar kelas dengan cepat. Meski ia mengikutinya ia kehilangan Renjun saat berbelok ke lorong lain.

"Apa dia secepat itu?"

"Hey! Lee Jeno?"

Ia sedikit melompat kaget, tiba tiba ada yang menepuk pundaknya.
"Oh, hai?"

"Aku Lee Haechan. Apa kau mengikuti Huang Renjun?"

Jeno menilik wajah lelaki berkacamata dihadapannya. Ia rasa lelaki berkulit tan itu anak pintar, ya, Jeno masih berfikir orang berkacamata adalah anak pintar.

"Aku? Em... tidak.. aku tidak.. maksudku, em iya. Apa kau tau dia kemana?"

"Mesterius, kan? Aku juga pernah berada di posisimu, aku mengikutinya dan kehilangan, tapi, tiba tiba dia berada dibelakangku dan- em, itu terlalu intim untuk kuceritakan, tapi dia sangat menggoda."

Jeno mengernyitkan dahinya, matanya mengerjap dan menatap kesegala arah.
"Em, apa menurutmu Renjun hantu?"

"Hantu?! HAHAHAAAAA!!!!!" Haechan tertawa keras sembari menepuk pundak Jeno berkali kali.
"Kau lucu sekali. Dia terlalu menggemaskan menjadi hantu."

Tawa kikuk keluar dari mulut Jeno saat Haechan merangkulnya dan masih menepuk pundaknya.

"Oh, maafkan aku. Aku hanya mencoba sok akrab. Kalau begitu aku pergi dulu," ucap Haechan sembari menelan ludahnya merasa canggung.

"Tunggu, tidak apa. Anggap saja kita memang akrab, haha! Bagaimana?"

"Kau memang lucu, em, kirasa kita punya selera humor yang sama. Apa yang kau lakukan saat waktu luang?"

Dan kedua lelaki itu berjalan bersama, entah menuju kemana. Yang pasti meninggalkan tempat tadi.

"Tidak ada. Aku masih baru. Tidak tahu banyak tempat ini."

"Bagus. Mau bergabung denganku, disini kita bisa mendapatkan makanan geratis-"

"Bukankah yang kita makan memang geratis selama disini?"

"Kata siapa? Disini ada banyak sekali ruko, menjual berbagai makanan dan minuman, mana mungkin memberikannya secara cuma cuma disaat mereka tau kita semua anak dari orang kaya, mereka akan mencari rejeki dari berjualan kebutuhan disini."

Jeno menghentikan langkahnya.
"Itu artinya, tadi pagi Renjun membelikanku makanan?"

"Dia sebaik itu? Ku kira hatinya sedingin sikapnya? Kenapa? Kau takut berutang padanya?"

"Em, tidak enak saja, padahal baru bertemu."

"Tunggu sebentar. Apa kau sekamar dengannya?"

"Hm, seperti itulah."

"Wow... apa yang ia lakukan didalam kamar?"

"Tidak banyak hanya duduk, berbaring, membaca buku, mendengarkan musik, dan bernafas."

"Sudah kuduga, dia benar benar datar."

Jeno mengernyit. Tidak paham dengan kata 'datar' yang Haechan maksud.
"Jadi, apa yang kau lakukan diwaktu luang?"

"Ah, benar! Sampai lupa. Aku membantu pemilik toko, lebih tepatnya bekerja, tidak dibayar, tapi kita boleh makan apa saja. Uang jajanmu nanti bisa kau simpan untuk sesuatu yang lain. Kau mau ikut?"

"Apa bisa?"

"Kau bisa memasak? Atau membuat minuman?"

"Memasak tidak. Tapi, jika membuat minuman mungkin bisa."

He is Mine🔞| NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang