Lee Jeno x Huang Renjun
_________Huang Renjun
_________
"Jangan pergi," setelah mengecup dahi Renjun Jeno keluar dari kamarnya.
"Jen? Ada apa denganmu?"-Mark
"Jeno-ugh!" Haechan loncat kepunggung Jeno dan memeluk leher Jeno dari belakang.
Jeno tetap berjalan lesu dengan Haechan yang masih menempel di punggungnya.
"Kenapa, Jen?"-Doyoung
"Aku takut Injun pergi, mah," Jeno mengambil botol minum dan meminumnya.
"Injun? Injun mau kemana?" Haechan memiringkan kepalanya untuk menatap Jeno, namun Jeno masih sibuk meminum air minumnya.
"Jeno? JENN!!!!!""UHUK!! UHUK!! SIALAN!!" Jeno mengusap sudut bibir dan lehernya yang basah sebab Haechan menekan lehernya dan membuatnya tersedak.
"Tidak kemana mana! Aku hanya takut!""Kalau begitu. Buat dia nyaman denganmu."-Mark
"Benar juga."
Jeno terdiam. Namun, ia tak yakin, walaupun ia membuat Renjun nyaman dengannya, ia tak tahu, bagaimana jika Renjun lebih merasa nyaman dengan oranglain?
"Tapi-"
"Tidak tapi tapian, sayang. Jika kau ingin Injun tidak pergi, maka buat ia nyaman denganmu."-Doyoung
"Oke. Aku kembali ke kamar," Jeno berjalan menuju kamarnya.
"Chanie? Apa kau sudah tidak menyayangiku?"-Mark
Haechan turun dari gendongan Jeno dan berlari kearah Mark.
Saat Jeno masuk kedalam kamarnya. Ia melihat Renjun tengah terduduk diatas tempat tidur menatap kedua telapak tangannya.
"Ada apa?"-Jeno
"Jeno?"
"Ya?" Jeno duduk dihadapan Renjun.
"Jari tangan Jeno ada berapa?"
"Hm, sepuluh, kenapa?" Jeno tersenyum sembari merapikan rambut Renjun.
"Tapi, tangan Jeno lebih besar," Renjun meraih tangan Jeno dan menyatukan telapak tangan keduanya.
"Hal itu tidak lantas membuat jumlah jemari kita berbeda, sayang~"
"Kenapa? Kenapa tangan Jeno besar dan tangan Injun kecil?"
"Sudah takdir. Tanganku besar itu untuk menggenggam bokong sekalmu, dan tanganmu mungil itu untuk menggenggam penisku. Puas?"
Renjun kini beralih duduk memunggungi Jeno. Kemudian, menungging sekaligus mengangkat kemejanya.
Tentu saja hal itu membuat Jeno menahan hasratnya terlebih melihat lubang menggoda itu terpampang jelas dihadapannya. Renjun tidak memakai celana.
"Coba.."
"Apa?"
"Tangan Jeno. Aku tidak tahu kalau tangan Jeno bisa menggenggam bokongku?"
Jeno menyeringai. Ia bertumpu dengan lututnya, memegangi pinggul Renjun.
Plak!
Satu tamparan pada pipi bokong sekal itu. Dan ia mulai meremas bokong berisi itu dengan gairah.
"Ahhh....emhh~ Jenohh... enakh... ahhh!!"
Salahkan Renjun yang memulai semuanya. Dengan sikap randomnya, ia membuat Jeno terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Mine🔞| NoRen
RandomStory of Noren!! Note : "Di book ini ceritanya mungkin cuma sampe belasan chapter. Trus dilanjut cerita lain, intinya tetep ngebahas kisah cinta Noren" Welcome to my story.. BXB Maybe 🔞