Halo gaesss, aku balik cepet nih karena udah selesai UAS dan banyak free time 😍
So, aku bisa langsung nulis cerita ini 🤗
Jangan lupa vote and comment ya 🙏
Enjoy! ✨
🖇️🖇️🖇️🖇️🖇️
“Sepanjang kau bisa menjual produknya, cara apapun tidak masalah,” ujarnya pada diri sendiri lewat cermin yang ada didepannya.
Karin pun keluar kamar mandi dengan gaya dan penampilan yang terlihat seksi dan menghampiri para pria tersebut untuk menawarkan produknya, dengan cara yang Riza sarankan. Para pria tersebut pun terkejut karena terpesona melihat perubahan penampilan Karin sekarang.
“Nona, apa yang kau jual?” tanya salah satu pria tersebut yang diketahui sebagai Pak Ardi, “oh, kau tidak perlu mengatakannya lagi, aku akan membeli satu kotak,” lanjutnya.
“Aku juga mau,” ujar pria yang lain.
“Aku juga,” ujar yang lain bersamaan.
Karin yang mendengar itupun tersenyum, namun ia masih merasa jijik dengan penampilannya. Namun, ia harus melakukannya. Ia pun mencoba menepis rasa jijiknya dan menghampiri Pak Jati yang menjanjikan Dream Glow akan ditampilkan di rak-rak tokonya jiga Karin berhasil meyakinkannya.
“Mas..Aku mohon padamu. Sabun Dream Glow benar-benar bermanfaat. Lihat aku! Aku mandi menggunakan sabun itu setiap hari, dan kuliatku sebagus ini,” ujar Karin sambil memegang pundaknya dari samping belakang dan membungkuk hingga sedikit memperlihatkan dadanya. Pak Jati pun hanya diam dan sesekali mencuri pandang ke arah dada Karin. Karin yang menyadari ituoun mencoba mengalihkan pandangan Pak Jati.
“Ayolah! Aku mohon padamu! Harganya sangat murah. Hanya 100.000 per batang” ujar Karin sambil memutar tubuh Pak Jati agar tidak menghadap dirinya.
“Aku akan beli!” ujar para pria yang lain sambil mengeluarkan dompet mereka.
“Oke! Kalau kau menciumku, aku akan beli semua yang ada di keranjang itu,” ujar Jati sambil menunjuk pipinya. Karin dan Celine yang mendengar itupun sangat terkejut karena Jati ternyata sangat licik. Karin pun perlahan-lahan menegapkan tubuhnya dan bepikir apakah ia akan menyutujuinya atau tidak.
“Jadi bagaimana? Kau sudah bersikap genit, jadi sebuah ciuman bukanlah masalah besar, kan?” ujar Jati sambil merenkuh pinggang Karin dan membuat Karin dan Celine tidak berkutik.
“Ya, itu benar,” jawab para pria yang lain serempak.
“Permisi Tuan, kurasa itu sedikit berlebihan,” ujar Celine mencoba membantu Karin karena ia tau Karin bersikap genit pun karena terpaksa. Namun, pria yang lain mencoba menghalangi usaha Celine dengan menyuruh Karin cepat mencium Jati.
“Duduklah, ini tidak ada urusannya denganmu,” ujar Karin agar Celine tidak mendapat kesan buruk juga di mata mereka.
“Cepat! Cium aku,” ujar Jati dengan sedikit bernada tinggi.
Tiba-tiba, ditengah perdebatan itu, ada yang memanggil Karin.
“Karin!” ujar pria tersebut. Karin pun terkejut karena ia sangat mengenal suara itu. Ya, suara Bara.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.