Halo gaes, i'm back 😉
Sorry ya baru up lagi karena kemarin2 temu kangen sama temen2 hihi 🤭
so gk usah basa basi 🏃
janga lupa vote ⭐ and coment 📝
and here we go 🙌
🖇️🖇️🖇️🖇️🖇️
Keesokan harinya, Karin membawa buku tabungannya untuk mengambil uang. Di tengah perjalanan, ia berhenti sejenak sambil melihat buku tabungannya.
“Bara Alvaro, jangan berani-beraninya kau menyiksaku lagi,” ujarnya. Setelah mantab, ia pun masuk kedalam bank.
Saat ini, Karin sudah menyelesaikan urusannya di bank dan dia sekarang sedang berada di jalan. Sesampainya di sungai kota, ia berhenti sejenak. Ia mengeluarkan cek sebesar 100 juta. Hmm, untuk apa ya kira-kira?
“Apakah ini benar-benar hal yang tepat untuk dilakukan?” ujar Karin bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat cek yang ia pegang.
Tiba-tiba, ada telefon masuk dan ternyata dari Sekar.
“Halo, mbak Sekar,” ujar Karin begitu mengangkat telefonnya.
“Selamat pagi, Karin. Aku ingin memberi tahumu bahwa kondisi putraku semakin membaik,” ujar Sekar di seberang dengan riang, Karin yang mendengarnya pun ikut tersenyum,”juga…aku tak bisa tidur semalam,” lanjut Sekar dengan nada rendah yang membuag Karin bingung.
“Aku pikir jika menyerahkan semua masaslah One Farma padamu, aku merasa tidak enak,” ujar Sekar. Karin yang mendengar itupun hanya tersenyum.
“Itu tidak masalah, Mbak Sekar. Yang paling penting saat ini adalah merawat putramu. Aku akan menghubungimu jika terjadi apa-apa pada One Farma. Aku akan menghubungimu nanti,” balas Karin dan membuat Sekar sedikit lega. Mereka pun mengakhiri percakapan mereka.
Karin pun memasukkan ponselnya kedalam tas dan kembali melihat cek yang baru saja ia tukar.
“Bara Alvaro, aku pasti tidak akan membiarkanmu dengan mudah menghancurkanku, Mbak Sekar, atau yang lainnya di Tim Penjualan 3,” ujar Karin sambil melihat cek itu. Ia pun kemudian menghembuskan nafas kasar untuk menyemangati dirinya sendiri dan kemudian melanjutkan jalannya lagi.
Sementara itu, saat ini Aisha sedang berada di ruangan Bara.
“Ini adalah laporan keuangan untuk bulan ini. Dengan promosi Tim Penjualan 1 dan penjualan Tim 2 yang meningkat, total kenaikan kita adalah 3%,” ujar Aisha pada Bara yang sibuk melihat balok-balok kayu didepannya.
Ternyata, Bara sedang mengingat kejadian semalam dimana ia memarahi Karin dan Karin merasa sakit hati atas itu. Tiba-tiba ia tersadar dari lamunannya.
“Ah, maaf, Aisha,” ujar Bara dan ditanggapi senyuman dari Aisha.
“Tinggal saja itu untuk sekarang. Aku akan keluar sebentar, jadi aku akan membacanya nanti,” ujar Bara kemudian keluar dari ruangannya meninggalkan Aisha yang kebingungan akan sikap Bara hari ini.
Aisha pun ikut melihat balok-balok yang disusun oleh Bara yang membentuk seperti sebuah kastil di mana setiap tingkatannya terdapat sebuah balok berbentuk manusia.
Sekarang, kita beralih ke ruangan Tim Penjualan 3.
“Mbak Nadya,” ujar Mei sambil memberikan beberapa berkas kepada Nadya. Nadya pun menerimanya dan membacanya. Sejenak, ia melihat ke arah meja Sekar dan Karin yang masih tidak berpenghuni.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Teen FictionBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.