1 - Anisa dan Cecilia

7.5K 685 55
                                    

Ilana menatap wanita cantik di depannya dengan tatapan kagum. Ia tidak pernah menyangka kalau ibunya bersahabat dengan Anisa Baratama, isteri konglomerat yang sangat terkenal di negara ini.

"Kau pasti kenal dengan ibu Anisa, Lana,"ujar Cecilia ke arah puterinya.

Lana mengangguk dan membalas senyuman indah di wajah Anisa.

"Aku tahu ibu Anisa melalui berita dan majalah."

Anisa tertawa kecil, meskipun usianya telah lebih setengah abad, tapi wanita itu masih tetap cantik.

"Apa kabar, Lana."

"Baik, bu. Terima kasih."

"Kau sangat cantik sekarang, lebih cantik dibandingkan terakhir kali kita bertemu."

Ilana mengerutkan kening,melirik ibunya. Ia merasa tidak pernah bertemu dengan Ibu Anisa sebelumnya.

"Sepertinya Ilana melupakanku, Ly,"ujar Anisa pada sahabatnya. Cecilia tesenyum.

"Itu sudah sepuluh tahun yang lalu, Nis dan Ilana masih anak-anak."

Anisa meneliti wajah cantik Ilana yang anggun dan tenang. Ia benar-benar menyukai gadis itu ditambah lagi Ilana adalah puteri sahabat masa kecilnya. Ia mengenal Cecilia dengan baik dan Ia mengagumi Cecil yang memiliki prilaku terpuji sejak dulu.

"Berapa usiamu sekarang, Lana?"

"Tahun ini saya  23 tahun, bu."

"Sudah atau belum?"

"Bulan November, Nis. Masih 7 bulan lagi,"sahut Cecilia. Anisa mengangguk, menghembuskan nafas lega.

"Aku sudah mantab, Ly."cetus Anisa tegas.

Cecilia menatap sahabatnya, terlihat sedikit resah.

"Aku harus bicara dengan Ilana dulu."

"Aku harap hasilnya sesuai dengan harapanku."

Ilana menatap kedua wanita itu, heran. Sepertinya mama sedang membicarakanku dengan ibu Anisa, batinnya bingung.

"Lana keluar dulu, Ma."

Cecilia menoleh pada puterinya dan mengangguk.

"Jangan lupa susu diet mama, ya."

"Ya, Ma."

Lana mengecup pipi ibunya dan pamit pada Anisa.

"Kau beruntung sekali punya dua anak yang pintar dan terpuji, Ly."

"Kau juga memiliki Ivan dan Sandra. Aku lihat Ivan sukses meneruskan bisnis keluarga."

Anisa meringis, menggeleng lemah.

"Ivan tidak berarti apa-apa jika bukan karena Rain. Semuanya masih dikendalikan Rain."

"Rainhart? Putera Gavin?"

Anisa mengangguk.

"Kau pernah bilang padaku putera Gavin tidak menetap di Indonesia."

" Rain di California, dia hanya pulang sekali setahun, atau mendadak begitu saja jika aku minta."

Kedua wanita itu tertawa.

"Ivan pasti banyak belajar dari kakaknya, usia mereka terpaut cukup jauh,kan?"

"Aku memang berharap seperti itu, Ly. Tapi Ivan sejak dulu tidak mandiri. Terus terang aku salah terlalu memanjakannya sejak kecil."

"Tidak ada yang salah, Nis. Jangan berkecil hati seperti itu."

Fallin In 2UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang