19. Pengkhianatan Ivan

5.5K 754 55
                                    

The Great Siloam Hospital

Lana tertegun menatap wanita cantik yang berdiri di samping tempat tidur ibu mertuanya yang terbaring tak sadarkan diri. Ia baru lima menit meninggalkan ruangan itu dan tiba-tiba saja seorang wanita yang wajahnya tak asing telah berada di sana.

"Maaf, Anda siapa?"tanyanya mencoba memastikan meskipun Ia bisa menduga. Jantungnya berdegup kencang saat wanita itu menoleh ke arahnya dan tersenyum sinis.

"Hai, Lana. Akhirnya kita bertemu di sini. Aku Joana Masayu, kekasih Ivan."

Lana tersentak mendengar kata-kata yang begitu berani dari bibir merah Joana. Rahangnya mengeras.

"Mau apa ke sini?"desisnya geram.

"Tentu saja melihat calon mertuaku. Aku ingin tahu berapa lama lagi wanita penyakitan itu bisa bertahan hidup."

"Kau kurang ajar."

Alis indah Joana bertaut. Kukunya yang panjang dengan cat kuku merah menyala membelai tas tangannya yang mahal yang Lana yakin harganya ratusan juta.

"Aku berniat baik ingin membezuk."

"Pergi! Jangan ganggu kami."

Joana tertawa pelan, senyum mengejek terukir di wajahnya yang sombong.

"Kau yang mengganggu kami, Lana. Kau yang merebut Ivan dariku. Seharusnya kau yang menyingkir dari sini."

"Aku isteri sah Ivan..."

"Kau hanya isteri di atas kertas. Kau akan segera disingkirkannya, tunggu dan lihat saja. Ivan akan mencampakkanmu kembali ke gubug orangtuamu. Jadi jangan pernah bermimpi kau bisa menguasai hartanya."

"Aku tidak menginginkan hartanya."

"Munafik! Jika bukan karena harta mana mungkin kau bersedia menikah dengan pria yang tidak kau kenal."

"Pergi dari sini, kau membuat mama terganggu."

Joana melirik Anisa yang terbaring lemah tak sadarkan diri. Tersenyum puas.

"Dia tidak akan mendengar, tidak lama lagi dia akan mati."

"Tidak tahu malu."

"Terserah apapun katamu, tapi Aku memiliki anak dari Ivan. Suamimu itu lebih memilihku menjadi ibu bagi anak-anaknya."

Ilana tersentak, hatinya terasa ngilu. Meskipun pernah mendengar berita kehamilan Joana dari Andien, tapi tetap saja hatinya sakit. Ia merasa kalah dan gagal mempertahankan rumah tangganya, menjaga suaminya, memenuhi keinginan mama dan ibu mertuanya.

"Aku tahu Ivan tidak sudi menyentuhmu. Seleranya terlalu tinggi. Dia tidak butuh isteri sepertimu untuk memuaskan kebutuhan biologisnya karena aku selalu siap melayaninya kapanpun."

"Kau jalang..."

"Ya, memang. Tapi setidaknya aku bangga Ivan sangat bernafsu padaku. Ia bahkan tidak bergairah padamu. Dia menceritakan bagaimana isteri kampungannya membuat seleranya hilang dan dia lari ke dalam pelukanku, bercinta denganku setiap saat.

Fallin In 2UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang