Tiga Bulan Kemudian
Rumah Kediaman Baratama
Pukul 8.10 WIBDengan cepat Lana melangkah menuju kamar Anisa membawa satu set menu diet untuk sarapan pagi ibu mertuanya. Kondisi kesehatan Anisa kembali drop sejak tiga hari yang lalu dan wanita itu hanya terbaring lemah di tempat tidur.
Di pintu kamar langkah Lana terhenti mendengar suara Anisa sedang bicara dengan seseorang.
"Lana yang mengurus mama selama ini. Dia yang memasak makanan sehat untuk diet dan menemani mama tidur di kamar ini."
Dengan siapa Mama bicara?batin Lana bingung.
"Sandra dimana? Harusnya dia berbagi tugas dengan Lana?"
Tubuh Lana menegang kaku mendengar suara bariton yang begitu dingin dan dominan itu.
Rain? pikirnya dengan jantung berdegup. Ya Tuhan, kapan dia datang dari California?
"Adikmu itu, pergi pagi pulang malam. Tidak pernah perduli."
Hening sejenak...
"Rain, mengapa kau tidak menginap di sini?"
"Tadi malam aku sampai di Soeta sudah terlalu larut, Ma. Jadi aku langsung ke hotel saja."
Lana menimbang-nimbang untuk masuk, menatap makanan di atas nampan. Ia benar-benar gugup. Sambil menenangkan diri, menarik nafas tiga kali dan berdoa dalam hati, akhirnya masuk.
"Sarapan sudah siap,Ma."
"Lana, kebetulan sekali Rain baru saja datang. Tolong minta Bi Sutina menyiapkan sarapan untuk Rain juga."
Lana meletakkan makanan di atas meja dan menoleh pada Rain, berusaha memasang senyum standarnya, sambil mengulurkan tangan.
"Hai, Rain. Kapan datang?"
"Tadi malam."
Rain menjabat tangannya namun melepaskan begitu cepat, secepat jawabannya. Tatapannya yang tajam dan dingin membuat lutut Lana lemah.
"Kau bersama Eve?"
"Tidak, Eve belum libur sekolah."
"Kau ingin sarapan apa, aku akan minta bi Sutina menyiapkan."
"Tidak perlu. Tadi sudah di hotel."
Lana mengangguk kaku. Suara Rain yang terdengar begitu dingin, seakan memusuhinya mengingatkan Lana pada satu hal kalau Rain tidak pernah menyukainya, tidak pernah merestui pernikahannya dengan Ivan. Lana ingat kalau kata-kata yang menyakitkan itu diucapkan Rain dua hari sebelum pernikahannya dengan Ivan.
Lana tidak akan melupakan peristiwa malam itu, karena Ia merasa sangat terhina namun tak berdaya menghadapi betapa arogannya Rainhart Baratama.
Dalam diam Ia duduk di sebelah Anisa, siap membantu ibu mertuanya.
"Kau sudah sarapan, Lana?"
"Belum, Ma. Nanti saja."
Anisa menatap wajah Lana yang terlihat pucat.
"Kau masih sakit?"
Lana menggeleng dan tersenyum. Tangannya mengulurkan sepotong pepaya pada Anisa.
"Sudah mendingan, Ma."
"Kau masih pucat, Lana. Seharusnya tidak perlu membuatkan sarapan untuk mama. Kau sudah test kehamilan?"
Lana tertegun, wajah cantiknya merona. Ia menggeleng cepat.
"Belum, Ma."
"Kau pasti hamil, Lana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin In 2U
Short StoryNovel Dewasa (Telah tersedia di google playbook) Ilana Larasati (Lana) menjalani pernikahan singkat yang sangat menyakitkan bersama Ivan Baratama (Ivan). Pernikahan yang merupakan hasil perjodohan kedua ibu mereka yang bersahabat itu memberikan luka...