7. Kedatangan Rain

5K 593 26
                                    

Rumah Kediaman Baratama
Pukul 3.25 sore

Anisa menoleh saat mendengar langkah kaki di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anisa menoleh saat mendengar langkah kaki di belakangnya. Rain berjalan mendekat, terlihat begitu tampan dan segar meskipun tadi pagi putera tirinya itu baru tiba dari California bersama puteri dan bibinya.

"Itu kopi untukmu, Rain. Minumlah selagi hangat."

"Terima kasih, Ma."

"Dimana Marlyne."

"Dia masih di kamar, menemani Eve."

"Eve masih tidur?"

"Masih."

"Anak seusia Eve belum bisa dibawa bepergian terlalu jauh. Meskipun kalian naik pesawat pribadi."

"Aku pikir lebih baik membawa Eve karena urusan bisnisku di sini agak lama."

"Biasanya dia tidak mau di ajak ke sini,"ujar Anisa tertawa lirih. Rain tersenyum tipis.

"Dia hanya kesulitan komunikasi setiap berada di Indonesia, makanya aku bawa aunty Marlyne."

Anisa tertawa lirih.

"Eve bicara terlalu cepat, terkadang aku tidak mengerti dia bicara tentang apa."

"Aku membujuknya dengan sepeda baru supaya ikut denganku ke sini. Eve sudah sejak sebulan lalu minta sepeda itu."

Anisa meringis sambil menggelengkan kepala.

"Kau bisa membeli apapun untuk puterimu, Rain. Seribu sepeda dengan bermacam model dan warna. Jangan terlalu keras pada Eve."

"Tidak, Ma. Aku hanya ingin mendidik Eve dengan baik. Membuatnya mengerti kalau tidak semua keinginan langsung bisa didapat dengan instan. Aku baru membelikan Eve sepeda yang cukup mahal tapi kemudian dia melihat teman-temannya di sekolah punya sepeda dengan jenis yang berbeda, dia minta dibelikan lagi."

Anisa menatap puteranya dengan kagum.

"Kau persis seperti papamu."

Rain terkekeh.

"Tentu saja, Aku puteranya."

Anisa menghela nafas, wajahnya terlihat gundah.

"Seandainya saja Ivan bisa sepertimu, Rain. Sedikit saja berubah menjadi lebih mandiri."

"Mudah-mudahan setelah menikah nanti Ivan berubah, Ma. Apalagi setelah nanti punya anak. Rasa tanggung jawab pada keluarga biasanya membuat setiap pria berubah."

"Tidak semua, Nak. Almarhum papa kandung Ivan dan Sandra tidak pernah berubah."

Rain menatap ibu tirinya dengan sedih. Sedikit banyaknya Ia tahu dari almarhum ayahnya masa lalu Anisa sebelum menikah dengan ayahnya.

"Tentang rencana pernikahan itu, bagaimana rencana mama selanjutnya?"

"Sudah mama putuskan, Rain."

Fallin In 2UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang