Novel Dewasa
(Telah tersedia di google playbook)
Ilana Larasati (Lana) menjalani pernikahan singkat yang sangat menyakitkan bersama Ivan Baratama (Ivan). Pernikahan yang merupakan hasil perjodohan kedua ibu mereka yang bersahabat itu memberikan luka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana ruang makan pagi itu terasa kaku, Ilana bahkan tidak mampu menelan sarapan yang telah masuk ke dalam mulutnya meski telah dikunyah sampai halus. Ivan dan Sandra terlihat sama gugupnya, keduanya bahkan terlihat tidak lebih baik karena Rain memarahi mereka setelah pulang dari rumah sakit melihat kondisi Anisa yang tak sadarkan diri.
Rain baru saja kembali dari Denpasar setelah seminggu berada di sana. Ia pulang lebih cepat ketika mendapat berita dari Ivan kalau Anisa koma. Dari bandara Ia langsung menuju rumah sakit dan melihat hanya ada Lana yang menjaga Anisa di luar kamar ICU dan terlihat begitu letih.
Sejak kejadian di tepi kolam renang seminggu yang lalu, Lana tidak bertemu dengan Rain. Ia menghindar sebisa mungkin, menyibukkan diri bersama Anisa dan Eve hingga esok harinya Rain berangkat ke Denpasar.
"Aku mendengar berita tidak baik tentang perkembangan Spring Holiday, Van."
Suara bariton Rain yang dingin memecah kesunyian diantara mereka, membuat Ivan tercekik. Wajah tampan pria itu seketika memucat.
"Spring Holy baik-baik saja, Rain. Berita apa yang kau dengar?"
Rain mendengus.
"Untuk apa kau membayar artis?"tanyanya tajam menatap Ivan curiga.
"Itu..itu untuk promosi saja."
"Spring Holiday tidak butuh promosi apapun, batalkan rencanamu."
"Tapi aku telah mengundang rapat untuk tender."
Rain menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan tajam.
"Kapan?"
"Kami mengundang beberapa artis hari ini."
"Aku akan hadir dan melihat konsep mereka."
Wajah Ivan berubah pucat pasi.
"Urusan ini terlalu sepele untukmu, Rain. Ada tim seleksi, biarkan saja mereka."
Rain menghabiskan kopi di cangkirnya.
"Ok."
Ivan terdengar menghembuskan nafas lega.
"Rain, aku dengar dari Eve kau membeli rumah di Sentul?"tanya Sandra tiba-tiba.
Rain melirik gadis itu sekilas lalu mengangguk.
"Ya."
"Kau tidak mengajakku melihat rumahmu?"
"Aku belum sempat ke sana. Konsultanku yang mengurus semua."
"Wow, pasti sangat indah,"ujar Sandra dengan ekspresi senang.
"Aku akan menginap di sana. Rumah ini sekarang milik Ivan."
"Jangan seperti itu, Rain. Mama pasti tidak setuju jika kau dan Eve tidak menginap di sini,"tukas Ivan.
Lana hanya diam mendengarkan pembicaraan ketiganya, tapi hatinya sedikit lega mendengar Rain tidak akan tinggal di sini lagi.
