2 - Awal Kegelisahan (1)

5.6K 620 34
                                    

Principle Corporation Bulding
Ruang Rapat Direksi

Lana mulai gelisah ketika mata Wisnu Haryanto tidak melepaskan pandangan darinya. Ia mencoba tidak mengacuhkan tatapan tajam Direktur Operasional yang seakan ingin menelannya hidup-hidup. Apa yang salah dengan pakaian kerjaku, mengapa dia menatap seperti itu, batin Lana.

"Lana, tolong buat laporan ini sekarang. Pak Yoga membutuhkan sore nanti."

Suara James yang terdengar tegas mengejutkan Lana. Ia menoleh dan melihat atasannya itu mengulurkan beberapa dokumen ke arahnya.

"Baik, pak."

"Kau boleh kerjakan sekarang di tempatmu."

"Rapat belum selesai, Pak James."

James menoleh pada Wisnu yang menegurnya dengan nada gusar. Sepuluh pasang mata di ruangan rapat itu menatap James was-was. Sudah bukan rahasia lagi kalau kedua pria itu tidak memiliki hubungan yang harmonis sejak dulu, ditambah dengan kehadiran Ilana Larasati yang semakin membuat panas suasana.

James mengangguk hormat pada Sang Direktur Operasional yang tampan dan terkenal sangat angkuh.

"Maafkan saya, Pak Wisnu. Pak Yoga meminta laporan harus selesai sore ini. Saya hanya percaya Lana yang bisa mengerjakan dalam waktu singkat dengan hasil terbaik."

Wisnu Haryanto mendengus kesal lalu menatap Lana yang berdiri dari tempat duduknya.

"Saya permisi, Pak Wisnu,"ujar gadis itu mengangguk hormat ke arah Wisnu dan meninggalkan ruang rapat.

James melirik Wisnu yang tak berkedip menatap Lana hingga menghilang dibalik pintu. Ia tahu Wisnu tertarik pada gadis itu. Ia juga tahu sang Direktur berusaha menjebak Lana dengan berbagai tipu daya dengan menggunakan kekuasaannya. Tapi siapa yang tidak tertarik pada Ilana Larasati? Mungkin hanya pria bodoh.

James menyayangi Lana seperti Ia menyayangi puterinya sendiri, meskipun beberapa karyawan di Principle menganggap Ia juga tertarik pada gadis itu dan menganggap adanya cinta segitiga antara James, Wisnu dan Ilana. James hanya terkekeh mengingat itu. Ia tidak akan menghalangi Wisnu Harjanto mendekati Lana jika saja pria itu masih bujangan. James justru akan mendukung sepenuhnya.

Tapi masalahnya tidak seperti itu.

Wisnu Harjanto telah memiliki isteri dan seorang anak berusia sepuluh tahun. Selain itu Wisnu juga terkenal suka bermain-main dengan para karyawan wanita, memberi harapan, mengajak kencan, melakukan sex kilat diam-diam di ruangannya lalu meninggalkan korbannya begitu saja.

Urusan pribadi Sang Direktur, bukan urusannya. Tapi ketika pria itu mengincar Lana. James benar-benar tidak rela. Ia tidak tahu kenapa. Tapi bagi James, Ilana Larasati berhak memiliki pasangan yang pantas untuknya. Ilana adalah gadis yang polos, bersih dan terpuji dan Ia tidak akan membiarkan gadis itu disentuh tangan-tangan kotor seperti Wisnu Harjanto.

Rapat kembali berjalan setelah kepergian Lana, tapi suasana tegang itu tidak mencair sampai rapat berakhir sebelum jam makan siang. James bergegas meninggalkan ruang rapat menuju ruang kerjanya dan melihat Lana sedang mengerjakan tugas yang tadi dimintanya.

"Ini sudah jam istirahat siang, Lana,"tegurnya melirik jam di pergelangan tangannya.

"Iya, Pak. Biar saya selesaikan dulu. Soalnya ini lumayan banyak."

"Bisa dilanjutkan besok pagi."

Lana terperangah, mendongak menatap atasannya dengan ekspresi heran.

"Bapak tadi bilang harus saya selesaikan sore ini?"

"Sebenarnya bukan sore ini, tapi besok sore. Pak Yoga butuhnya besok sore."

Fallin In 2UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang