22. Tragedi Pernikahan

8.3K 692 69
                                    

Dua Bulan Kemudian

Lana menerobos kerumunan wartawan yang terus mengikuti dan mengejarnya. Dua orang bodyguard mengawalnya dengan ketat membuat para awak media yang haus berita itu tidak bisa mendekat. Lana berlindung dalam pelukan Ken yang merengkuh dan melindunginya sekuat tenaga. Ken yang selalu mendampinginya menjalani hari-hari sulit penuh perjuangan melawan Ivan. Sedangkan ayahnya harus mendampingi ibunya yang masih terbaring tak berdaya di rumah.

"Anda tidak akan memperjuangkan hak Anda, Lana?"

"Anda akan membiarkan Joana Masayu merebut suami Anda?"

"Mertua Anda baru saja meninggal dua bulan yang lalu, apa perceraian adalah pilihan terbaik dalam kondisi masih berkabung seperti saat ini?"

"Apa Anda akan membuat jumpa pers seperti mantan suami Anda? Ivan mengundang kami besok sore ke rumahnya."

"Apa benar Anda sedang hamil?"

"Mantan adik ipar Anda mengatakan Anda menggugurkan kandungan dan itu membuat Ivan marah."

Berbagai pertanyaan itu tidak satupun terjawab. Lana bungkam seribu bahasa, wajah cantiknya dingin tanpa ekspresi. Gaun putih dan syal dengan motif bernuansa hijau tosca membuatnya terlihat sangat elegan namun sama sekali tak tersentuh. Ia tidak akan menunjukkan bentuk perasaan apapun pada siapapun. Biar saja Ivan dan Sandra mengatakan segala macam hal buruk tentang dirinya, Lana sama sekali tidak perduli.

Tidak setetespun airmata mengalir setelah pengadilan memutuskan perceraian mereka meskipun Ia tidak mendapatkan sepeserpun tunjangan perceraian ataupun pembagian harta dari Ivan. Pria itu menuntutnya atas luka yang dialami di kepalanya karena pertengkaran mereka dan Lana harus menghabiskan seluruh uang tabungannya untuk membayar pengacara yang akan mendampinginya menghadapi tuntutan pidana yang dituduhkan Ivan padanya.

Bersyukur luka memar dan lebam di wajah dan tubuh Lana menyelamatkannya dari semua tuduhan mantan suaminya. Pertarungan selama dua bulan terakhir ini melawan Ivan terasa sangat melelahkan dan berakhir dengan perceraian tragis tanpa mendapatkan apapun. Tapi Lana tidak membutuhkan harta dari Ivan. Ia bersedia melepas semuanya asal terbebas dari pria itu dan terbebas dari semua tuntutannya.

Bersama Ken, Lana berhasil masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya di depan loby. Rasanya begitu lama bisa mencapai mobil itu, jarak yang hanya beberapa meter terasa begitu jauh ribuan kilo.

Pintu mobil tertutup, kendaraan mereka melaju perlahan meninggalkan area pengadilan.

CASE CLOSE!

Dan pertahanan itu runtuh. Lana menangis histeris di mobil, berurai airmata. Ken mendekat, memeluk kakaknya, merebahkan kepala Lana di dadanya, berusaha menenangkan. Hatinya hancur melihat kondisi kakaknya yang begitu memilukan. Lana luluh lantak karena dihabisi oleh mantan suaminya sendiri, bukan hanya mental, tapi juga mengalami kekerasan phisik yang sama sekali tidak pernah Ia duga.

Jika Ken tidak hadir di persidangan itu, jika Ia tidak menyaksikan sendiri banyaknya memar di tubuh Lana, tidak mendengar sendiri penuturan kakaknya, mungkin Ia tidak akan pernah tahu betapa kejamnya pernikahan yang harus dilalui Lana. Ken membenci Ivan hingga ke sumsum tulangnya, hingga ke bagian partikel terkecil unsur tubuhnya. Ia begitu ingin menguliti bajingan itu. Tapi Ivan dikawal begitu banyak bodyguard, Ia memiliki banyak uang untuk membayar pengacara yang kuat dan memutar balik semua fakta dengan begitu mudah.

Perceraian Lana dan Ivan menjadi berita yang sangat menggemparkan dan Lana menjadi pihak yang dianggap bersalah, menjadi pecundang. Proses perceraian dan persidangan terasa sangat lambat. Ken tidak bisa membayangkan berapa uang tabungan yang telah dihabiskan kakaknya untuk menyewa pengacara dan bodyguard. Ia juga tidak bisa membayangkan hidup seperti apa yang akan mereka jalani setelah ini, karena rumah yang mereka tempati telah digadaikan ke bank untuk membiayai pengobatan mama.

Fallin In 2UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang