Hara membuka bungkus roti tawar cokelatnya lalu melahapnya. Sesekali ia melirik jam tangannya. Disandarkannya punggungnya ke dinding lobi sekolah sambil bergumam pelan kenapa Chanyeol suka sekali membuatnya menunggu.
Tak lama kemudian, Chanyeol menghampiri Hara yang sudah berdiri menyambutnya. Segurat senyuman terlihat di wajah gadis itu.
"Kau sudah lama menunggu?" tanya Chanyeol.
"Tidak juga," jawab Hara sambil meremas bungkus rotinya lalu membuangnya ke tempat sampah terdekat. "Tumben lau mengajakku pulang bareng."
Chanyeol terlihat menimbang-nimbang. "Sebenarnya...," ia menggantungkan kalimatnya.
Hara menunggunya melanjutkan kalimatnya. Dari sudut matanya, ia menangkap seseorang sedang berjalan mengendap-endap. Ia melihat orang itu dan mengenalinya.
"Nayoung-ah!" panggil Hara.
Nayoung menghentikan langkahnya dan menoleh. Ia melambai kaku. Hara menghampirinya dengan kening berkerut.
"Kau bilang kau ingin segera pulang. Kenapa masih disini?"
"Oh, tadi Bu Guru Nam memanggilku," jawab Nayoung. Sebenarnya kilatan kebohongan terpancar jelas dari wajahnya. Namun, Hara terlalu ceroboh sehingga melewatkannya. Ia mengangguk mengerti.
"Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!" ucap Nayoung.
"Hati-hati, ya!" seru Hara. Nayoung lalu berlalu meninggalkan Hara. Saat ia berpapasan dengan Chanyeol, ia hanya menunduk untuk mencegah terjadinya kontak mata. Hara mengikutinya namun ia berhenti tepat di depan Chanyeol.
"Tadi kau mau bilang apa?"
"Ah, bukan apa-apa," jawab Chanyeol salah tingkah. Hara mengernyit tak percaya. Chanyeol mengusap sisa selai cokelat di sudut bibir Hara untuk menutupi kegugupannya.
"Kau selalu makan berantakan," ujarnya mengalihkan perhatian.
Hara meraba sudut bibirnya lalu menyengir lebar. Chanyeol tersenyum sambil mengacak rambut Hara.
"Ayo pulang!" ajak Chanyeol. Hara mengangguk setuju. Digenggamnya tangan lebar Chanyeol lalu berjalan beriringan. Dalam hati, Chanyeol meminta maaf berulang kali.
*
Hara menggosokkan kedua tangannya untuk mendapat sedikit kehangatan setelah turun dari mobil. Langit Seoul semakin gelap pertanda akan turun hujan. Sebenarnya Hara suka hujan, tapi tidak di pagi hari seperti ini. Rasanya ia bisa mati menggigil sekarang juga.
"Not a good day to start," rutuknya dalam hati. Sambil memeluk tubuhnya, ia berjalan menuju kelasnya. Tak lupa ia mengucapkan 'selamat pagi' pada semua orang yang dikenalnya.
Sesampainya di kelas, Hara langsung mendatangi mejanya dengan kening berlipat. Didapatinya Jongin sedang duduk santai di bangku Nayoung. Tasnya tergeletak di atas meja seolah meberi tanda bahwa ini adalah daerahnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hara ketus.
“Duduk,” jawab Jongin enteng.
Hara menghela napas. Seharusnya ia sudah menduga Jongin akan menjawab begitu. Ia meralat pertanyaannya. “Kenapa kau duduk di bangku Nayoung?”
Jongin tidak segera menjawab pertanyaan Hara. Ditepuknya meja di sebelahnya. “Duduk dulu.”
Tanpa menunggu aba-aba kedua, Hara menuruti perintah Jongin. Ia duduk menghadap ke Jongin, meminta penjelasan dengan kerutan di dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
FanfictionJung Hara, seorang remaja berusia 15 tahun yang baru saja menduduki bangku SMA di Felicity High School. Ia cantik, pintar, dan populer. Itu sebabnya ia terpilih menjadi penyiar di radio sekolah. Tanpa disadarinya, ia bisa melihat apa yang tidak oran...