IX

5K 466 9
                                    

Jam sudah menunjukkan waktu untuk makan siang dan Hara masih duduk termenung di tempat duduknya. Nayoung sempat mengajaknya ke cafetaria tapi ia menolak halus ajakannya. Ia tidak mau makan bersama orang jahat. Walaupun ia tidak tahu apa motif Nayoung melakukan itu, tapi kelakuannya sudah bisa dianggap kriminal sehingga Hara memutuskan untuk menjaga jarak dengannya.

Tadi, Hara langsung ke ruang etika untuk memberi tahu yang sebenarnya pada Bu Guru Ahn. Berbekal file rekaman CCTV, ia menyerahkan semuanya pada pihak sekolah; mau percaya atau tidak. Pokoknya, ia sudah membuktikan bahwa Jongin tidak bersalah. Saking seriusnya membuktikan, ia sampai lupa bahwa pelajaran sudah dimulai. Alhasil, ia terlambat dan dihukum untuk merapikan gudang penyimpanan buku bekas saat pulang sekolah nanti.

Tiba-tiba ponsel Hara bergetar di sakunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat sebuah pesan yang dikirimkan Chanyeol padanya.

Channie

Ada yang ingin kukatakan. Kutunggu di cafetaria.

Hara mengernyit. Jika ada yang ingin dibicarakan, biasanya Chanyeol langsung mengatakannya dan tidak perlu bilang 'ada yang ingin kukatakan'. Sepertinya ini hal yang serius. Jari Hara cepat membalas pesan itu.

Tunggu aku.

Hara segera berjalan menuju cafetaria. Cacing-cacing di perutnya sudah mulai berbunyi jadi ia memutuskan untuk makan. Ia menghampirinya meja dimana Chanyeol berada dan mengajaknya makan tapi Chanyeol berkata bahwa ia sudah menghabiskan makanannya. Jadi, Hara mengambil makan siangnya sendiri dan makan di depan Chanyeol. Selama makan, Hara bisa merasakan ada yang aneh karena Chanyeol menjadi pendiam. Tapi Hara menyimpannya di dalam hati sampai ia selesai makan.

Begitu menghabiskan makanannya, Hara meneguk air mineral lalu berdeham. Chanyeol menatap Hara datar, cukup untuk menambah tanda tanya dalam kepala Hara.

"Kau berbeda. Apa aku berbuat salah?" Hara memberanikan diri bertanya.

"Kau tahu jawabannya," jawabnya dingin.

Hara mengernyit tak mengerti. Rasanya ia tak berbuat salah.

"Mari kita akhiri disini," tandas Chanyeol membuat bola mata Hara seolah mau meloncat keluar.

"Apa katamu? Tapi, kenapa?" tanya Hara lemas. Seketika saja rancangan kejutan untuk hari jadi mereka yang tinggal dua minggu lagi runtuh.

Belakangan ini, hubungan Hara dan Chanyeol mulai renggang sejak Hara tahu bahwa Chanyeol tidak begitu mempercayainya. Chanyeol memang tidak percaya dengan hal semacam hantu, makanya ia mengira Hara hanya bercanda saat menjerit ketakutan. Sederhana, tapi itu membuat Hara sebal. Jongin saja yang sangat dibencinya percaya tentang ia yang bisa melihat hantu. Sementara Chanyeol? Ia malah menertawainya. Tapi Hara tidak pernah menyangka bahwa itu semua mengarahkan mereka pada perpisahan.

Chanyeol menghela napas. "Aku tahu apa yang kau lakukan, Hara. Maaf, aku tidak bisa jadi pacar yang baik untukmu. Tapi, sekarang kau bisa mendapatkan apa yang kau mau."

"Apa yang kau bicarakan, Chanyeol? Aku melakukan apa?" tanya Hara dengan nada yang hampir terdengar seperti memelas. Ia tidak ingat kalau ia melakukan hal gila yang bisa dijadikan alasan bagi Chanyeol untuk meninggalkannya.

"Terima kasih atas segalanya, Jung Hara," tutur Chanyeol sebelum akhirnya berdiri dan pergi meninggalkan Hara yang masih bertanya-tanya. Chanyeol jelas-jelas melarikan diri dan menolak untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang alasannya mengakhiri hubungan dan itu membuat Hara merasa ganjil.

*

Bel pulang berbunyi berarti neraka bagi Hara malam itu. Ia harus menjalankan hukumannya ketika banyak arwah berkeliaran. Jongin lebih baik berhutang budi padanya karena dialah penyebab Hara terlambat tadi. Meskipun Hara yang terlalu bersemangat untuk mencari bukti, Hara tetap menyalahkan Jongin karena tidak mencari teman sebangkunya yang belum masuk saat guru sudah datang.

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang