Sinar matahari menyeruak masuk setelah seseorang membuka lebar tirai jendela kamar Jongin. Jongin yang saat itu masih terlelap merasa terganggu karena sinarnya sangat menyilaukan mata dan akhirnya itu berhasil membuatnya terbangun. Sembari mengumpat, ia mengucek matanya lalu mengerjap berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan.
“Kau belum berubah.”
Jongin menoleh kaget ke arah jendela dan mendapati seorang perempuan berdiri disana denga kedua tangan terlipat di depan dada. Perempuan itu tersenyum lalu berjalan mendekatinya.
“Sejak kapan kau disini?” tanya Jongin sambil mendudukkan dirinya.
“Sejak kau belum bangun,” jawab perempuan itu.
“Kenapa tidak bilang kalau akan pulang?”
“Supaya kau terkejut.”
Jongin melirik jam dindingnya. Masih jam setengah tujuh pagi di hari Minggu dan kakaknya ini sudah berani membangunkannya. Ia berdecak pelan.
“Sebenarnya jam berapa kau tiba di Seoul?”
“Jam 5 tadi. Perjalanannya melelahkan sekali,” gerutunya. Ia menjatuhkan badannya ke atas tempat tidur Jongin. Walaupun Jongin sudah melarangnya, tapi tetap dilakukannya dan akhirnya Jongin mengalaj mengingat kakaknya pasti kelelahan berada di dalam pesawat selama 15 jam.
Kim Jihyun adalah kakak kedua Jongin yang berjarak 7 tahun darinya. Ia baru saja menyelesaikan studinya di Seattle dan kembali ke Seoul tanpa memberi tahu adiknya. Jongin pasti sudah menghindarinya sebisa mungkin jika ia tahu tentang kepulangan kakaknya.
Jihyun adalah tipe kakak yang rewel dan manja. Ia menganggap Jongin sebagai kakaknya saking inginnya dimanja. Bisa dibilang Jihyun adalah orang yang menyebalkan sekaligus merepotkan, tapi Jongin sangat menyayanginya karena Jihyun selalu bersamanya sejak kecil.
Berbeda dengan Jihyun, kakak pertama Jongin yang bernama Jieun itu sangat pendiam. Jarak usianya dengan Jongin yang terpaut 10 tahun mungkin menjadi faktor utama yang membuat mereka tidak dekat karena Jieun sangat fokus pada sekolah dan jarang menghabiskan waktu bermain dengan Jongin. Sekarang Jongin tinggal di Jepang bersama suaminya dan itu membuat mereka semakin berjarak.
Mungkn itu juga sebabnya Jihyun selalu menempel pada Jongin. Ia memiliki kakak tapi tidak seperti memiliki. Jihyun merasa kesepian dan akhirnya menganggap adiknya sebagai kakak. Anggapannya tidak sepenuhnya salah karena Jongin bertingkah protektif terhadap Jihyun layaknya seorang kakak kepada adik perempuan.
“Kau sudah sarapan?” tanya Jongin.
Jihyun menggeleng. “Aku langsung kesini begitu pesawatku mendarat. Lagipula, aku tidak selera makan.”
“Walau begitu kau tetap harus makan.”
“Bagaimana kalau kita sarapan di liar?” usul Jihyun.
“Jangan,” tolak Jongin cepat. “Aku sudah punya rencana untuk hari ini.”
“Mau kemana kau? Berkencan?” Jihyun duduk dan menatap Jongin penasaran.
Jongin mendesah. Bagaimana mungkin dia berkencan dengan gadis lain kalau hatinya masih bersama Yeonji? “Ini tidak seperti yang kau pikir.”
“Kalau bukan, berarti aku boleh ikut.”
*
Hara menjepit poninya dengan pita putih agar terlihat manis. Ia memasukkan selembar kartu nama ke dalam minibag-nya lalu melangkah keluar kamar. Ia berjalan ke dapur dan mengambil sebungkus roti untuk dimakannya di bus. Setelah siap, ia bergerak keluar menuju halte bus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Hayran KurguJung Hara, seorang remaja berusia 15 tahun yang baru saja menduduki bangku SMA di Felicity High School. Ia cantik, pintar, dan populer. Itu sebabnya ia terpilih menjadi penyiar di radio sekolah. Tanpa disadarinya, ia bisa melihat apa yang tidak oran...