Hara mematut penampilannya di cermin. Ia sungguh mengagumi seragam sekolah barunya. Hari ini adalah hari pertama Hara menduduki bangku kelas satu di Felicity High School. Merupakan suatu kebanggaan bisa diterima disana. Hanya anak-anak yang memiliki IQ di atas rata-rata yang bisa bersekolah di Felicity. Dan Hara bersyukur sekali ia adalah salah satu dari anak-anak itu.
Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja rias. Jarinya mulai mengetik pesan LINE untuk kekasihnya, Chanyeol. Mereka sudah berpacaran selama 10 bulan. Dua bulan lagi adalah waktu yang sangat dinantikan oleh Hara. Ia telah memikirkan beberapa kejutan yang akan diberinya pada hari jadi mereka yang pertama.
Selamat pagi, Yeol. Selamat 10 bulan! Aku menyayangimu. Sampai jumpa di sekolah baru. Aku tak sabar!><
Dimasukkannya ponsel putihnya ke dalam saku roknya. Ia mengecek penampilannya sekali lagi sebelum turun ke bawah untuk sarapan. Ia menghela napas berat saat tak melihat siapapun di meja makan. Seperti biasa, kedua orangtuanya berangkat kerja pagi-pagi sekali, bahkan saat ayam belum bangun, lalu pulang saat anak semata wayangnya sudah terlelap.
"Ahjumma!" teriak Hara sambil duduk malas di depan piring bersi dua lembar roti dan segelas susu vanilla.
Orang yang dipanggil Ahjumma itu mendatangi majikannya dengan tertatih-tatih. Ahjumma telah bekerja untuk keluarga Jung sejak Hara masih bayi. Hara tidak tahu pasti berapa umur Ahjumma, tapi Ahjumma pasti sudah sangat tua melihat rambutnya yang hampir dipenuhi uban dan kulitnya yang keriput.
"Ya, Nona?"
"Jam berapa Eomma dan Appa pergi?" tanya Hara.
"Sekitar jam setengah lima, Nona," jawab Ahjumma pelan.
Ia tahu Hara pasti akan sedih, tapi dia tidak boleh berbohong. Ia telah merawat Hara sejak kecil, makanya ia tahu betuk sifat Hara, seolah-olah Hara adalah anaknya. Dielusnya pundak Hara dengan lembut.
"Nona terlihat cantik dengan seragam itu," bisiknya sambil mengacungkan dua jempol.
Mendengar pujian itu, suasana hati Hara berubah menjadi ceria. "Benarkah? Apa menurutmu Chanyeol akan suka?"
"Tentu saja!" seru Ahjumma meyakinkan.
"Ah, aku mau berangkat sekarang." Hara bangkit dari tempat duduknya dan mengenakan tasnya. Ia setengah berlari ke arah pintu depan.
"Nona!" panggil Ahjumma.
Hara menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia mengangkat kedua alisnya.
"Sarapan dulu, Nona," ujar Ahjumma mengingatkan.
"Tidak mau. Aku tidak lapar," eluh Hara.
"Minumlah susunya. Rotinya dijadikan bekal saja, ya, Nona" kata AHjumma.
Hara pun menyerah. Ia tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk berdebat dengan Ahjumma yang cerewet ini. Ia berlari menuju meja makan dan meminum susunya dengan tergesa-gesa.
"Minumlah dengan tenang, Nona," teriak Ahjumma entah dari mana.
Hara sempat kagum pada Ahjumma. Padahal Ahjumma sedang mencari kotak bekal untuknya, tapi ia masih memperhatikan Hara. Hara menuruti perkataan Ahjumma. Saat ia selesai menghabiskan segelas susu itu, Ahjumma kembali dengan sebuah kotak bekal berwarna hijau di tangannya.
"Ahjumma, berikan satu untuk Chanyeol juga!" perintah Hara.
Setelah memasukkan beberapa lembar roti ke dalam kotak bekal, Ahjumma menutupnya rapat dan memberikannya pada Hara. "Silakan, Nona."
"Terima kasih. Aku pergi," seru Hara lalu berlari memasuki mobil yang dikemudikan oleh Kim Ahjussi.
*
"Chanyeol, kau dimana?" gumam Hara sambil terus mengecek ponselnya. Ia sudah tiba di gerbang sekolah. Kemarin ia dan Chanyeol sudah berjanji untuk saling menunggu di gerbang sekolah. Tapi, sudah 15 menit Hara berdiri disitu, Chanyeol tak kunjung datang.
"Jung Hara," bisik seseorang dari belakang tepat di sebelah telinga kiri Hara. Hara tersentak kaget saat melihat ke belakang. Lagi-lagi Chanyeol membuat ekspresi konyol itu. Itu seharusnya terlihat lucu, tapi entah mengapa bagi Hara itu menakutkan.
Hara menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Hentikan, Yeol!"
Chanyeol menatapnya bingung. "Kenapa?"
"Jangan pernah lakukan itu lagi di depanku," ucap Hara dengan kedua tangan masih menutupi wajahnya.
"Kenapa kau begitu ketakutan?" tanya Chanyeol sambil berusaha melepaskan tangan Hara dari wajahnya. Namun, Hara menahan tangannya dengan sekuat tenaga.
"Berjanjilah padaku!" pinta Hara.
"Baiklah. Aku berjanji aku tidak akan melakukannya lagi."
Hara perlahan menurunkan tangannya. Ia menghela napas panjang. Rasanya sedari tadi ia menahan napas. Entah kenapa ia selalu ketakutan jika melihat ekspresi konyol yang ditunjukkan Chanyeol. Ia tahu maksud Chanyeol ingin terlihat lucu, tapi ada sesuatu yang terus menakutinya. Ia sendiri tidak tahu itu apa.
"Kenapa kau ini? Apa Oppa terlalu tampan?" goda Chanyeol.
"Apa? Oppa? Hei, kita ini seumuran. Kau bukan Oppa-ku," Hara menjulurkan lidahnya.
"Dasar bocah!" Chanyeol mengacak-acak rambut Hara.
"Hei!!!" jerit Hara kesal. Ia sudah menata rambutnya serapi mungkin untuk hari pertama sekolah ini. Berani-beraninya Chanyeol merusak tatanannya. Ia mengejar Chanyeol yang berlari memasuki sekolah.
Chanyeol berhenti di depan mading utama. Hara juga berhenti di sampingnya dengan napas terengah. Kedua tangannya bertopang pada tempurung lututnya.
"Kau hebat sekali dalam berlari," puji Hara.
"Hara, lihat ini!" Chanyeol menunjuk mading itu.
"Apa itu?" tanya Hara. Ia menegakkan badannya dan membaca pengumuman di mading itu. "Pembagian kelas?"
"Benar. Berdoalah agar kita bisa satu kelas lagi," kata Chanyeol seraya tersenyum lebar.
"Tentu, aku berdoa. Aku tidak akan bisa belajar dengan tenang kalau memikirkanmu dekat dengan teman sekelasmu yang lebih cantik dariku."
"Hei. Hanya ada tiga wanita yang kuanggap cantik di dunia ini. Ibuku, kakakku, dan kau," Chaneyol mencomot hidung Hara.
"Ah, benar juga," kata Hara tersipu malu.
Tiba-tba suara bel berbunyi, lalu diikuti suara perempuan.
"Kepada seluruh murid Felicity High School, diharapkan untuk berkumpul di aula untuk mengikuti upacara penerimaan siswa baru." Lalu terdengar suara bel lagi sebagai penutup pengumuman itu.
"Mereka bahkan tidak memberi tahu kita dimana aula itu," gerutu Hara.
Chanyeol menatapnya sejenak lalu tertawa. Ia menunjuk aula yang berada di ujung koridor tempat mereka berdiri. "Apakah aula itu kurang besar?"
"Wah! Bagaimana kau tahu? Kau hebat!" seru Hara.
Chanyeol terbahak mendengar ucapan kekasihnya. "Ayo kesana!"
Mereka berjalan menuju aula dengan riang. Semua murid sudah berkumpul dan berbaris. Hara menyelinap di antara barisan-barisan itu, alhasil ia kehilangan Chanyeol. Hara mengetuk pundak perempuan di depannya. Perempuan itu menoleh ke belakang.
"Emm... Permisi. Apakah kita berbaris dimanapun kita mau?" tanya Hara sopan.
"Untuk sekarang, iya. Tapi, nanti setelah pembagian kelas, kita harus berbaris berdasarkan kelas masing-masing," jawab perempuan itu. Suaranya halus sekali. Cara bicaranya juga lembut dan sangat hati-hati.
"Ah, aku mengerti. Aku Jung Hara." Hara menyodorkan tangan kanannya.
Perempuan itu menyambut uluran tangan Hara. "Aku Yoo Nayoung," katanya sambil tersenyum manis.
Mereka saling melepaskan jabatan tangan mereka. Nayoung kembali menatap ke depan dan keduanya pun larut dalam upacara penerimaan siswa baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fiksi PenggemarJung Hara, seorang remaja berusia 15 tahun yang baru saja menduduki bangku SMA di Felicity High School. Ia cantik, pintar, dan populer. Itu sebabnya ia terpilih menjadi penyiar di radio sekolah. Tanpa disadarinya, ia bisa melihat apa yang tidak oran...