CHAPTER NINE

20.9K 1.1K 63
                                    

Aku berpikir ... aku sedang membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah karena beban yang tengah ku tanggung sekarang, jujur saja mulai sulit untuk ku tanggung sendirian. Mbak Alya, tetangga sekaligus seseorang yang menjadi sahabat baikku semenjak kami menetap di komplek perumahan ini, menjadi orang yang ku pilih untuk menjadi teman curhatku.

Aku datang ke rumahnya bersama putraku sepulang sekolah. Awalnya beralasan mengantar Raffa yang ingin bermain dengan Sandy, putra bungsu mbak Alya. Hingga akhirnya ku ceritakan juga masalahku pada mbak Alya karena dia sendiri yang memintanya. Mungkin gerak-gerikku yang terlihat gelisah dan tak nyaman yang membuatnya sadar bahwa aku sedang memendam sebuah masalah berat.

Mbak Alya tak terlihat terlalu terkejut begitu ku ceritakan tentang kecurigaanku pada Raefal. Sebenarnya Mbak Alya inilah yang dulu pernah memberitahuku bahwa dia memergoki Raefal sedang bersama wanita lain. Saat itu aku menolak mempercayainya, meyakini bahwa kesetiaan Raefal adalah satu-satunya hal yang harus aku percayai.

Tapi sekarang pemikiran itu sudah berubah sepenuhnya. Aku mempercayai semua yang dikatakan Mbak Alya, termasuk saat dia memberiku sebuah saran.

Dia menyarankan padaku untuk mengikuti Raefal, mencari tahu kemana dia pergi setelah berangkat dari rumah. Mencari alasan kenapa dia harus telat datang ke kantornya nyaris setiap hari.

Aku ragu pada awalnya, rasa takut lebih mendominasi lebih tepatnya. Bagaimana jika apa yang ku temukan nanti benar-benar akan membuat hati dan rumah tanggaku hancur? Kira-kira pemikiran itulah yang menjadi sumber ketakutanku.

Mbak Alya tak hentinya membujukku, hingga akhirnya aku luluh dan memutuskan untuk menuruti sarannya.

Untuk melancarkan aksi penyelidikanku ini, Mbak Alya berbaik hati meminjamkan mobilnya padaku. OK, pada titik ini aku mulai menyesal karena dulu menolak tawaran Raefal yang berniat membelikanku mobil baru. Tujuan Raefal menawarkan membelikanku mobil demi memudahkanku mengantar-jemput Raffa ke sekolah.

Dulu aku berpikir menaiki taksi jauh lebih aman dibandingkan aku sendiri yang harus menyetir. Bukan apa-apa, aku hanya takut hal yang buruk menimpaku dan Raffa. Jika hanya aku yang tertimpa kejadian buruk seperti kecelakaan lalu lintas misalnya, aku masih bisa menerimanya. Tapi jika Raffa yang ikut bersamaku harus ikut tertimpa musibah juga, tidak ... hal inilah yang aku hindari sekuat tenagaku.

Kenapa aku memiliki ketakutan sebesar ini? Jawabannya sederhana ... aku sangat menyayangi putraku melebihi apa pun. Aku tidak ingin dia terluka sedikit pun, terlebih jika dia terluka karena disebabkan olehku. Sungguh hal ini merupakan sesuatu yang paling tidak ku inginkan.

Semenjak orangtuaku meninggal karena kecelakaan, berbagai pemikiran buruk ini mulai melekat di dalam otakku. Tidak ingin peristiwa mengerikan yang dialami orangtuaku terjadi padaku dan Raffa menjadi alasan terbesarku menolak tawaran Raefal saat itu.

Tapi sekarang aku sadar, memang ada kalanya mobil pribadi sangat dibutuhkan. Seperti saat ini contohnya, di saat aku harus diam-diam mengikuti Raefal ... akan jauh lebih mudah bagiku mengendarai mobil sendiri dibandingkan menaiki taksi. Aku jadi berpikir untuk meminta dibelikan mobil pada Raefal sekarang.

Mungkin orang lain berpikir aku bisa membeli barang apa pun yang ku inginkan dengan menggunakan uang suamiku sesuka hatiku karena uangnya berada dalam kuasaku. Kenapa harus repot-repot meminta dia yang membelikan? Lagi-lagi jawabannya sederhana, berbeda dengan para istri yang biasanya menguasai uang suaminya sepenuhnya, aku tidak demikian.

Kepercayaan yang ku berikan pada Raefal melebihi segalanya, bukan hanya sekedar kesetiaannya melainkan untuk masalah finansial juga. Aku tidak pernah meminta Raefal menyerahkan seluruh uangnya padaku, ku beri dia kepercayaan untuk mengatur uangnya sendiri, mengumpulkan uang itu sebanyak mungkin untuk bekal masa depan putra kami nanti. Karena aku tahu, sebagai seorang ayah sudah menjadi kewajibannya membiayai semua keperluan Raffa.

GENIUS LIAR [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang