-03-

4K 193 0
                                    

"Jangan nangis lagi oke, mommy tak bisa melihatmu menangis terus.." Keira membujuk anak lelaki di pangkuannya sambil menepuk punggungnya untuk menenangkannya.

"Mommy... Al ndak mau disuntik lagi" ucap anak lelaki itu sesenggukankan, sedangkan Keira mengelus kepalanya sayang.

Aldenero Kim, anak lelaki Keira yang ia lahirkan tiga tahun yang lalu. Dan selama itu ia masih tidak bisa melupakkan atau membenci Sam.

"Baiklah.. baiklah, jangan menangis lagi oke" Keira menyodorkan jari kelingkingnya yang langsung disambut jari kelingking Al.

"Mau jalan sendiri?" Al langsung menggeleng dan itu membuat Keira terkekeh.

Dengan telaten Keira mengelap sisa makanan dimulut Al, kemudian menggendong Al keluar restauran setelah membayarnya.

Al mengeratkan pelukkannya pada Keira.

"Ada apa Al?" Tanya Keira sambil menghentikkan langkahnya dan menatap Al.

Al yang merasa sudah mendapat perhatian mommy nya langsung mengarahkan telunjuknya pada toko yang tak jauh darinya.

"Al mau mobil mobilan, mommy bilang Al mau dibeliin apapun asal Al mau disuntik" keira tersenyum kemudia mengangguk.

"Okay, karena Al berani disuntik Al boleh pilih mainan yang Al suka"

Mata Al langsung berbinar begitu mendengar ucapan Keira. Keira hanya tersenyum menyaksikan putra kesayangannya itu berlari memilih mainannya didalam toko.

Beberapa saat kemudian Al kembali dengan mainan ditangannya dan langsung dibayar Keira.

"Al! Mommy bilang jangan berlari!" Keira berusaha mengejar putranya itu yang sudah berlari dengan mainan barunya itu.

Keira tersentak kaget saat melihat Al yang terjatuh karena tersandung. Buru buru ia membantu Al berdiri dan membersihkan pakaiannya yang terkena debu.

"Al... kan sudah mommy bilang jangan berlari" Keira kembali menggendong Al yang menangis karena terjatuh.

"Huwaaa mommy sakitt!!" Tangis Al semakin kencang dan Keira berusaha menenangkannya.

****

Keira menatap Al yang tertidur pulas diranjangnya. Tanpa sadar senyum terbit di bibirnya saat melihat Al.

Al memang bukan tipe yang cerewet atau susah diatur, ia sesekali akan begitu jika dirinya senang. Tetapi ia akan lebih sering diam apalagi ketika bertemu orang baru.

(Phone ringing)

Keira menoleh saat mendapti ponselnya berdering, dan dengan segera mengangkatnya.

"Halo?"

"....."

"Ah, benarkah?"

"....."

"Baiklah saya akan kesana besok"

Keira mematikkan sambungan telephone nya kemudian menghela nafas. Tapi beberapa detik kemudian bel apartemennya berbunyi.

"Kak Kai! Kak Krystal!" Keira menghamburkan dirinya kedalam pelukkan mereka.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Keira yang langsung dihadiahi jitakan dari Kai.

"Tentu saja menemuimu, apa itu perlu ditanya?" Keira hanya memanyunkan bibirnya lalu mempersilahkan mereka masuk.

"Dimana Al?" Tanya Krystal, isri Kai.

"Ah dia tertidur, dia kelelahan sehabis menangis karena diimunisasi tadi."

"Kenapa kau tak bilang, kan bisa kuantar!" Kai menatap kesal adiknya yang suka bertingkah semaunya.

"Tidak apa, aku bisa sendiri, lagi pula ada yang ingin kubicarakan"

"Apa?" Kai menatapnya serius.

"Besok aku harus ke Korea" detik berikutnya Kai membelalakan matanya.

"Serius? Kau tak apa? Untuk apa kesana? Perlu kutemani?"

"Kakak! Bertanyalah satu-satu!" Seru Keira kesal.

"Bisnisku akan membuka cabang disana dan bekerja sama dengan salah satu Cafe disana" Keira berusaha menjelaskan pada kedua orang didepannya.

"Kau tidak ingin Kak Kai menemanimu, Kei?" Tanya Krystal dan langsung ditolak olehnya.

"Tidak tidak, aku tidak apa apa lagi pula itu sudah lama, dan Kak Kai lebih baik menemani kakak disini" untuk kesekian kalinya ia menolak.

"Tapi—"

"Aku tak apa kak, sungguh!" Ucap Keira meyakinkan dan akhirnya Kai mengalah.

"Tapi hubungi aku jika kau butuh bantuan atau terjadi sesuatu oke,"

Keira mengangguk mengiyakan.

****

"Mommy kita dimana?" Tanya Al bingung.

"Kita di bandara sayang, kita mau naik pesawat.." ucapan Keira langsung membuat Al kegirangan.

"Benar?" Keira hanya mengangguk mengiyakan.

"Tapi Al harus janji sama mommy dulu kalau Al tidak akan nakal, nanti mommy ajak jalan-jalan"

"Al janji!"

Keira tersenyum kemudian menggandeng tangan Al masuk kedalam bandara untuk check-in.

Dengan perlahan Keira menidurkan Al dengan perlahan dikasur apartemen lamanya, ia memang belum menjualnya, tetapi banyak tetangganya sudah mengetahui dia pindah.

Setelah itu dia membersihkan badannya dan ikut berbaring disebelah Al. Perjalanan pajangnya membuat badannya lelah dan untungnya Al sudah tertidur jadi tidak banyak tingkah.

Ia berusaha memejamkan matanya karena besok harus bertemu dengan rekan kerjanya. Semenjak Keira di Kanada, ia mulai merintis bisnis yang sudah ia pelajari dan dengan kemampunnya yang diatas rata-rata ia berhasil mendirikan Cafe di Kanada bahkan beberapa ada yang sampai keluar Kanada.

Sambil memeluk Al ia pun menyusul masuk kedalam mimpi.

****

"Kalau begitu, sampai jumpa lain waktu nyonya Keira. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik"

Keira bernafas lega karena pertemuannya berjalan lancar, tapi ia buru-buru menggendong Al yang tertidur dipangkuannya dan bergegeas kembali ke apartemen.

Tubuh Al panas, efek imunisasi kemarin. Ini sudah sering terjadi setiap Al di imunisasi, tapi tetap saja ia khawatir.

Karena terburu buru, tanpa sengaja ia menabrak seseorang didepannya.

"Ah.. maafkan ak—" ucapan Keira terhenti melihat orang yang baru ditabraknya.

"Keira..." panggil orang itu lembut, sedangkan Keira hanya mematung dan berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi dan siapa yang ada di depannya.

"Sa..samuel?"

TBC

By @yooazaa

Like and comment~

Ρℓєαѕє.. (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang