-07-

2.8K 111 0
                                    

Tingtong

Sam yang sedang menggendong Al berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Hei, Sam! Apa maksudnya ini kau membolos kerja dan menyerahkan semuanya padaku dan kini kau berada dirumah Ke-"

Mark langsung mengoceh begitu melihat Sam yang membukakan pintu, tapi ucapannya terhenti ketika melihat Al digendongan Sam.

"Siapa anak ini? Dia mirip sekali denganmu!" Seru Mark kaget.

"Tentu saja karena dia memang anakku.."

Mata Mark membulat tak percaya, pertemuan tak sengaja dengan Keira dirumah sakit saat itu memang benar. Dan kini ia memandang Al yang memeluk Sam erat.

"Kurasa kau memang tahu sesuatu Mark, kau hutang penjelasan denganku"

Mark menelan ludahnya gugup.

Mati aku!

"Sam ada siapa, oh hai Mark!" Keira muncul dan kini berdiri disamping Sam.

"Keira, aku kangen!!!" Mark ingin memeluk Keira tapi kepalanya ditahan oleh tangan Sam.

"Siapa bilang kau boleh memeluknya" Sam menatap Mark garang.

"Kau bilang dia boleh untukku" Mark tambah memanas manasi suasana.

"Kau ingin mati?"

Keira memandang mereka bingung, untungnya Al mencairkan suasana.

"Daddy, Al ingin menonton TV" rengek Al sambil menarik narik baju Sam.

"Kau beruntung hari ini Mark" ujar Sam yang langsung pergi untuk menemani Al menonton TV.

"Mark kau tidak mau masuk?" Tawar Kei tapi dengan sopannya Sam berteriak dari dalam.

"Usir saja dia!"

Mark cemberut sementara Keira tertawa.

"Masuk saja, jangan dengarkan Sam"

"Tidak usah, aku tak ingin dia menerkamku hidup hidup, lagi pula aku hanya ingin memberitahu Sam untuk kembali bekerja, kau tau pekerjaannya menumpuk dan terpaksa ku kerjakan sendiri," keluh Mark.

"Hanya itu yang ingin kusampaikan, tolong bujuk dia, aku bisa gila jika aku mengerjakannya sendirian sementara dia bersenang senang. Sampai jumpa!"

"Sam!"

Sam yang sedang asyik menonton dengan Al menoleh dan menatap Keira bingung.

"Kenapa?"

"Kau bolos bekerja? Kupikir kau memang libur!"

"Itu perusahaanku Kei, lagi pula aku juga yang menentukkan libur," jawab Sam polos.

Keira memijat pelipisnya, "Tapi bukan berarti libur setiap hari Sam..."

"Biarkan seperti ini dulu Kei, aku ingin terus bersama kalian"

"Baiklah, tapi kau harus berjanji akan kembali bekerja saat kami kembali"

Sam membulatkan matanya kaget.

"Kau akan pergi lagi" Keira mengangguk.

"Kenapa?"

"Karena awalnya aku kesini hanya untuk pekerjaan Sam, dan aku harus kembali untuk mengatur pekerjaanku yang lain disana"

"Kau tak perlu bekerja Kei, ada aku" Keira langsung menjitak Sam.

"Kau saja membolos Sam, dan lagi kita tidak terikat pernikahan dan itu bukan hal yang pantas aku tetap bergantung padamu"

"Kalau begitu ayo kita menikah!" Keira melongo.

"Kau gila, memangnya hal seperti itu bisa dilakukan dengan mudah?"

"Apapun bisa kulakukan.."

Keira menghela nafasnya pusing menghadapi Sam yang susah untuk diajak bernegosiasi.

"Aku tetap akan kembali, aku akan kembali kesini atau kau bisa mengunjungiku kesana Sam"

Sam menatap Keira, sepertnya wanita itu tidak bisa lagi dibantah.

"Kapan kau akan pergi?"

"Lusa"

"Secepat itu?" Tanya Sam tak percaya.

"Sudah ku bilang kau bisa mengunjungi kami nanti tapi dengan syarat bereskan pekerjaanmu dulu!"

Sam mengerucutkan bibirnya. Keira benar benar tegas sekarang. Sejak kapan ia berubah dari yang dulunya tak berani menjadi pemberani.

****

"Apa kau serius akan pergi?" Sam menatap tak rela pada Keira.

Kini mereka sudah ada di bandara. Waktu berlalu begitu cepat, dan Sam masih ingin bersama mereka.

"Sampai jumpa lagi, Sam" senyum Keira membuat Sam tak ingin melepaskannya.

"Aku takut kau bertemu pria lain disana dan lebih memilihnya" ucap Sam sambil memeluk Keira, sedangkan Keira hanya tertawa.

"Kau ayahnya Al, untuk apa aku memilih pria lain?"

"Kau harus berjanji padaku Kei, jangan berpaling dariku dan ini-" ucapan Sam terhenti sambil mengeluarkan benda dari mantelnya.

Sam membuka benda berupa kotak hitam ditangannya, dan Keira terkejut bukan main melihat isinya.

Sebuah cincin.

"-dan pakailah ini jika kau benar benar sudah menerimaku dan saat itu pula aku akan menikahimu"

Air mata Keira menetes.

"Jangan menangis, aku akan menunggumu" Sam kembali memeluk Keira.

"Terimakasih Sam" ucap Keira.

"Mommy apa kita akan kembali?" Suara Al membuat mereka menghentikan pelukan mereka.

Keira mengangguk.

"Bagaimana dengan daddy?" Kini mata bulat itu menatap Sam.

"Daddy akan mengunjungi kalian nanti, jangan merepotkan mommy mu okay? Dan tunggu daddy disana.." ujar Sam kemudian mencium kedua pipi Al.

Al tersenyum senang mendengar ucapan Sam kemudian menghambur kepelukannya.

"Al janji, tapi daddy harus berjanji juga!"

Al menyodorkan jari kelingkingnya pada Sam dan dengan cepat dibalas oleh Sam.

"Janji!"

Sam menatap punggung wanitanya yang mulai menjauh bersama Al. Ingin ia berlari dan menahannya dan mengatakan jangan pergi, tapi wanitanya sungguh keras kepala. Dan lagi ia tak punya hak untuk memintanya.

Aku akan merindukkan kalian...

TBC

By @yooazaa

Like and comment~

Ρℓєαѕє.. (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang